Apr 25, 2012

Materi Penginderaan Jauh Untuk Persiapan Mid Semester

Diinformasikan kepada seluruh mahasiswa yang mengikuti mata Kuliah Penginderaan Jauh rombel 03, bahwa MID Semester akan dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Mei 2012 sesuai jadwal perkuliahan. Untuk mempersiapkan diri, silahkan saudara mengunduh materi perkuliahan yang telah disampaikan.
Materi 1
Materi 2
Materi 3
Saudara juga dipersilahkan mempelajari materi yang telah saya posting pada blog ini pada kelompok katagori Penginderaan Jauh. Demikian harap diperhatikan. Terima kasih

Memahami Cuaca

Kemana angin bergerak, kesitu kita menentukan langkah. Sesuatu yang bijak jika dalam hidup kita mampu menempatkan diri secara tepat. Bukan rahasia lagi, saat ini kita hidup di alam yang mudah mengalami perubahan atau tidak menentu. Bukan hanya persoalan ciaca fisik di permukaan bumi, tapi dalam kehidupan sosial politikpun suasana perubahan sangat dinamis kita rasakan. Mereka yang beberapa waktu yang lalu adalah kelompok yang berteman akrab, tanpa sebab yang jelas bisa bermusuhan. Yang dulu bajunya kuning, berubah menjadi merah atau biru, dan begitu seterusnya. Tidak mau kalah, cuaca permukaan bumi juga mudah berubah. Jika pagi matahari bersinat dengan terik, tiba-tiba menjadi mendung dan menumpahkan seluruh isi langit, dan berubah seketika lagi. Perubahan memang terus berlangsung. Cocok sekali dengan kata bijak, tidak ada yang abadi, kecuali perubahan.
Bagaimana dengan kita? kita ditakdirkan sebagai mahluk sempurna, yaitu mahluk yang mampu berpikir dan bertindak dengan cepat dan akurat. Tuhan mengkaruniai kita untuk berpikir dan mensikapi perubahan. Perubahan akan terus terjadi, dan siapapun yang tidak sanggup mengantisipasi perubahan itu, dia akan digilas jaman. Perubahan memberi peluang bagi setiap individu, dari kutu loncat sampai pemegang kebijakan, semua merupakan agen perubahan yang akan selalu bergera. Memahami cuaca itu perlu, bukan hanya cuaca di atas permukaan bumi, tapi juga cuaca kehidupan sosial budaya, supaya tidak tergilas jaman.

Apr 23, 2012

Pertemanan

Jika punya masalah, kepada siapa kita bercerita? yang paling utama tentu  saja kepada istri atau suami, atau keluarga. Tapi jika punya masalah karena urusan keluarga? tentu saja kita butuh orang lain untuk memberi solusi permasalahan yang kita ahadapi. Bagi sebagian orang yang bermasalah, ada yang mau mendengarkan saja sudah cukup. Karena tidak semua permasalahan dapat diselesaikan atas bantuan orang lain, sehingga si pendengar hanya berfungsi sebagai pihak pasif yang seperti kantong plastik. siap menampung seluaruh keluh kesah.
Teman, punya peran penting dalam mengurangi beban kita sehari-hari. Banyak hal yang tidak kita duga, sehingga keberadaan teman menjadi sangat penting pada saat-saat tertentu. Apa jadinya jika hidup tanpa teman? Maka wajar, kita selalu dituntut punya banyak teman, tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, dan faktor-faktor lain.
Bertemanlah dengan siapapun, jangan memandang pangkat dan derajat, karena serendah apapun kita memandang orang lain, suatu saat dia akan memberi manfaat kepada kita. Sebaliknya setinggi apapun kita menyanjung orang lain, bukan tidak mungkin dia menjadi salah satu sumber permasalahan hidup kita. Bertemanlah secara wajar. Pertemanan yang wajar adalah pertemanan yang saling memberi dan menerima sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Apr 19, 2012

Menyelesaikan Tugas

Ada beberapa tipe manusia terkait dengan pekerjaan. Tipe pertama dan umum kita jumpai adalah manusia yang ingin secepatnya menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada dirinya. Ada beberapa alasan mengapa dia ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan tersebut, entah karena ada keperluan, ingin segera istirahat, memburu pekerjaan lain, sudah bosan dengan dengan pekerjaan tersebut, atau alasan lain yang tidak jelas ujung pangkalnya.
Tipe kedua adalah, orang yang tidak ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan. Alasan utamanya adalah, bahwa pekerjaan tersebut memberi kruntungan secara finansial kepada dirinya. Faktor lainnya adalah karena kesehatan, maupun beban tugas atau pekerjaan berikutnya yang harus dihadapi.
Tipe ketiga adalah, tipe perantara kedua tipe sebelumnya, yaitu orang yang sangat menikmati pekerjaan, tanpa berpikir kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan. Pendorongnya adalah, kecintaan terhadap pekerjaan yang dijalaninya.
Pekerjaan, memebri kepastikan kepada kita akan indahnya masa depan. Pekerjaan memberi tantangan kepada kita untuk mewujudkan cita-cita. Utntuk itu, apapun alasannya, pekerjaan harus diselesaikan. Upaya menyelesaikan pekerjaan mencerminkan karakter kita, yaitu karakter yang menyukai tantangan untuk menjaga kepercayaan.

Apr 13, 2012

Cinta Produk Dalam Negeri

Salah satu indikator nasionalisme menurut saya adalah menggunakan produk dalam negeri. Apapun itu bentuk dan jenisnya. Dalam pergaulan bebas, banyak lalu lalang informasi yang deras mengalir di kepala kita, termasuk derasnya wacana-wacana yang berkaitan dengan ideologi suatu bangsa. Efek globalisasi adalah, munculnya pemikiran berupa pembenaran cap-cap yang asalnya dari barat tentang kualitas produk barang, dan penempatan barang buka hanya sebatas manfaatnya.
Globalisasi juga merambah pada idelogi berbasis agama. Rokok misalnya, sekarang kita sudah tahu ada upaya mengharamkan rokok!, padahal masih banyak hal yang dapat dikerjakan oleh institusi agama yang lebih mendesak, yang lebih banyak manfaatnya untuk umat. Institusi agama secara tidak sadar telah diperalat kapitalisme global untuk memberikan fatwa yang sebenarnya di luar wewenangnya. Begitu andai kapitalis barat mengemas ideologi mereka untuk disusupkan ke institusi agama, sehingga isntitusi agama tidak menyadari ada pisau tajam dibalik keindahan fatwa.
Kecintaan produk dalam negeri harus ditumbuhkan di kalangan semua, jangan silau dengan keindahan ideologi barat yang menyusup ke institusi agama. Agama harus menjadi salah satu pilar perlawanan pribumi terhadap ekspansi kompeni baru yang semakin tidak sopan. Sesuangguhnya kita mampu, karena semua tergantung pada kita.

Ideologi di Balik Rokokku

Oleh Mohamad Sobary
Seorang yang hingga umur 58 th tak pernah merokok, dan tiba-tiba merokok, jelas bukan karena salah pergaulan. Selama ini tak pernah ada yang salah dalam pergaulan saya. Para perobkok berat di antara kenalan, teman dan sahabat, maupun anak buah di kantor, tetap menjadi perokok berat dan saya tak terpengaruh, kecuali merasa sumpek dan panas.
Merokok tidak sehat. Merokok mempengaruhi kesehatan lingkungan. Merokok mencabik-cabik ekonomi perokok dari keluarga miskin. Merokok menyebabkan kanker, impotensi, merusak janin, sudah saya baca dengan sebaik-baiknya dan pesan terselubung agar orang tak merokok, saya taati. Di sana dengan sendirinya mungkin ada kebenaran. Jadi saya tak pernah berusaha untuk merasa tak setuju dengan anggapan-anggapan itu.
Tapi sesudah membaca tulisan Wanda Hamilton bahwa data yang diklaim sebagai kebenaran oleh para pejuang antri rokok dianggap tidak sahih, saya mulai terlibat dalam pemikiran tentang benar-salah di dalamnya. Dan ketika disebutkan bahwa yang terjadi di tengah gerakan anti rokok  itu sebenarnya perang bisnis yang tidak adil, saya memperkukuh pemikiran mengenai ketidakadilan ini sebagai bagian dari kekuatan sosial-ekonomi yang patut diperhatikan lebih seksama. Sikap tidak adil tak bisa dibiarkan begitu saja.
Kemudian ketika Bloomberg Inisiative mengumumkan bahwa lembaga itu menyeponsori ilmuwan, kaum profesional, lembaga penelitian, lembaga yang mengamati produk dan kenyamanan hidup masyarakat yang membelinya, juga, termasuk, menyeponsori lembaga keagamaan, agar membuat fatwa haram atas rokok, maka jelas bagi saya, bahwa ada sesuatu tingkah laku yang mencerminkan keserakahan global.
Banyak pihak dipengaruhi dengan duit. Para pejabat di Departemen, tingkat menteri, di bawah menteri, gubernur, bawahannya, bupati atau wali kota dan bawahan mereka, semua menjadi korban yang berbahagia, karena limpahan duit yang tak sedikit jumlahya untuk masing-masing pihak. Mereka menjadi korban kecil, karena harus membuat aturan dan sejumlah larangan merokok, yang mungkin tak sepenuhnya cocok dengan hati nurani.
Tapi apa artinya hati nurani di jaman edan ini dibanding duit melimpah? Para pejabat itu rela membunuh hati nurani mereka sendiri demi duit. Dan sayapun makin marah. Kemarahan itu makin jelas dan makin jelas bentukideologinya. Dengan begitu apa yang pribadi, bisa dikesampingkan.
Gerakan itu alur rasionya demi kesehatan lingkungan. Tapi tak tahukah mereka, bahwa di balik logika kesehatan itu ada keserakahan kaum kapitalis asing yang hendak menguasai bisnis global di bidang kretek? Kretek kita sangat khas. Dan di negeri orang bule, kretek kita mengantam telak perdagangan rokok putih mereka. Kretek unggul. Dan karena itu mereka berhitung bagaimana kretek bisa mereka caplok.
Djie Sam Su Sampoerna sudah dikuasai Phlilip Morris. Bentuk sudah dikuasai BAT, yang sejak puluhan tahun lalu hendak mencaplok kretek kita.  Pada mulanya saya bergabung dengan asosiasi Petani Tembakau (APTI) Jawa Tengah, sebagai penasihat para pengrusnya. Saya wira wiri ke daerah tiga gunung: Sumbing, Sindoro, Perahu. Sambil melakukan penelitian, saya juga melakukan advokasi, membela para petani tadi.
Tapi persoalan berkembang sangat cepat. DPR menyusun RUU. Pe,erintah menyusun RPP. Intinya hendak membunuh kretek. Dan petani dipaksa melakukan alih fungsi lahan, untuk bercocok tanam lain selain tembakau. Ini sudah  merupakan kekerasan dan pelanggaran hak hidup yang luar biasa, karena pengaruh para kapitalis asing makin besar.
Bagi saya, mereka bukan lagi kapitalis, melainkan kapitalis yang serakah sekaligus kolonialis dan imperialis. Kapitalis silahkan saja berebut lahan bisnis dan melakukan perang bisnis secara fair, terbuka, dengan semangat kompetisi bebas yang dibangggakan Amerika Serikat. Tapi bukan kompetisi bukan perang dagang yang terjadi. Semangat kaum penjajah seperti di zaman VOC dulu, lahir kembali dalam bentuk baru.
Dengan memperalat---atau mungkin kerjasama---dengan  pejabat, aktivis, kaum profesional, ilmuwan dan kaum rohaniwan yang bekerja di lembaga keagamaan---langkah mereka menjadi makin kukuh. Dan saya pun makin gigih melakukan perlawanan dengan tulisan.
Sebagai warga negara Indonesia, yang hidup di sini, makin dan tenteram di sini, relakah saya membiarkan orang asing berjumpalitan membunuh bisinis bangsa kita sendiri? Saya tidak rela. Melihat kaum profesional, aktivis, ilmuwan, rohaniwan, teman-teman saya dijerumuskan ke jurang kehinaan macam itu, haruskah saya diam? Saya tidak rela.
Tapi apakah dengan begitu saya tak sadar telah membela kapitalis? Saya membela kapitalis Indonesia yang membayar pajak untuk negeri kita, yang memberi lapangan kerja bagi bangsa kita, yang membayar banyak pungutan, dan hitunglah cukai yang enam puluh lima trilliun itu, semua untuk Indonesia. Kalau saya membela mereka, dan melawan kapitalis yang sekaligus kolonialis dan imperialis, apa yang salah?
Saya membela petani. Saya membela pabrik,  dan semuanya demi melawan kolonialis dan imperialias yang kejam, dan menghancurkan kehidupan bangsa-bangsa Asia, Afrika dan Amerika Latin. Efek kolonialisasi dalam jiwa bangsa kita belum sembuh. Kita masih merasa minder pada bangsa Barat. Kita masih menganggap mereka suri teladan mulia.
Tak ada kemuliaan bagi penjajah. Negeri kita hancur karena mereka. Kita diadu domba karena duit. Kita bertengkar karena alasan palsu. Keuntungan ada di kaum kolonialis. Dan saya waspada. Ideologi melawan kaum kolonialis dan ipmerialis menggumpal dalam diri saya.
Lalu muncullah sebuah penelitian ilmiah Prof. Sutiman, ahli biologi,  dari Universitas Brawijaya, Malang, yang mengembangkan penelitian bertahun-tahun sebelumnya, yang dilakukan Dr. Gretha Zahar. Ibu Gretha, ahli fisika yang gigih menolong para penderita kanker yang tak sembuh di rumah sakit. Di tangan beliau mereka sembuh. Juga isteri Prof. Sutiman yang menderita kanker payudara.
Maka, sejak itu  Prof. Sutiman, ahli biologi itu lalu  melakukan penelitian laboratorium dengan temuan mengejutkan: bahwa kretek itu sehat. Ibu Gretha medmproduksi kretek sehat itu buat penyembuhan para pasien. Kretek itu disebut Divine Kretek. Isinya protein, asam amino dan banyak zat bagus lainnya. Asam amino mengganti sel-sel tubuh yang mati. Membuat kita, yang sudah degeneratif, menjadi regeneratif lagi.
Dan saya pun merokok pada usia 58 tahun lebih beberapa bulan. Saya merokok karena ideologi yang saya sebutkan di atas.

Lingkungan Hidup

Konsep Dasar Lingkungan Hidup
Banyak definisi yang bisa kita temukan terkait dengan lingkungan hidup, diantaranya adalah:
Ahmad (1987:3) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.
St. Munajat Danusaputra : Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995)
Emil Salim: Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia
Otto Soemarwoto mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya. Contoh, pada hewan seperti kucing, segala sesuatu di sekeliling kucing dan berpengaruh pada keberlangsungan hidup kucing tersebut maka itulah lingkungan hidupnya. Demikian pula pada suatu jenis tumbuhan tertentu, misalnya pohon mangga atau padi di sawah, segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan atau kehidupan tanaman tersebut itulah ling kungan hidupnya.
Undang-Undang Rl Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu menyeimbangkan keadaannya. Namun, tidak tertutup kemungkinan, kondisi demikian dapat berubah dengan adanya campur tangan manusia dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang terkadang melampaui batas.
Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang terlibat dalam aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (arus energi), dan siklus biogeokimia dapat berlangsung. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam suatu ekosistem. Salah satu faktor penyebab gangguan adalah polusi, di samping faktor-faktor yang lainnya.

Ekologi Sebagai Ilmu yang Mempelajari Lingkungan Hidup
Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup adalah Ekologi. Istilah ekologi untuk pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman. Istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang artinya rumah tangga atau habitat dan logos yang artinya telaah atau ilmu.
Miller, 1975: Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. (Darsono, 1995)
Otto Soemarwoto: Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. (Darsono, 1995).

Ilmu Pendukung Ekologi
  • Environmentaly (ilmu-ilmu lingkungan) : klimatologi, hidrologi, oseanografi, fisika, kimia, geologi, dan analisis tanah.
  • Ilmu-ilmu fisik : perilaku hewan, taksonomi, psikologi, dan matematika.

Aspek Utama Ekologi
  • Studi tentang hubungan organisme atau grup organisme dengan lingkungannya.
  • Studi tentang hubungan antara organisme atau grup organisme terhadap lingkungannya.
  • Studi tentang struktur dan fungsi alam.

Prinsip-Prinsip Utama Ekologi
  • Interaksi (interaction)
  • Saling ketergantungan (interdependence)
  • Keanekaragaman (diversity)
  • Keharmonisan (harmony)
  • Kemampuan berkelanjutan (sustainability).

Jenis-jenis Lingkungan Hidup
  1. Lingkungan Hidup Alami. Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat tinggi.
  2. Lingkungan Hidup Binaan/Buatan. Lingkungan hidup binaan/buatan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern. Lingkungan hidup binaan/buatan bersifat kurang beraneka ragam karena keberadaannya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia.
  3. Lingkungan Hidup Sosial. Lingkungan hidup sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara individu dan masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung.

Ketika Tanaman Tidak Tumbuh dengan Baik

Apa yang diharapkan seseorang ketika menanam? Rasionalnya kita menginginkan tanaman akan tumbuh dengan baik dan memberi manfaat bagi kita dan orang lain. Tidak terkecuali, ketika kita berbuat kebaikan, secara naluriah kita ingin mendapat kebaikan pula. Kepada siapapun kita ingin berbuat baik, sebab secara nurani, setiap orang adalah baik, maka sudah seharusnya kita diberi kesempatan berbuat baik.
Bagaimana jika kebaikan yang kita lakukan ternyata tidak berbanding lurus dengan kebaikan yang kita terima? jangan cepat mengambil kesimpulan bahwa kita tidak mendapat kebaikan dari kebaikan yang kita lakukan. Berbuat baik ibarat menanam. Tidak ada yang salam dalam menanam. Hanya saja, yang membedakan penanaman yang kita lakukan dengan orang lain adalah, kemungkinan kita lupa menyiram tanaman dengan air, atau kita tidak menyertakan pupuk. Bisa juga lokasi penanaman yang tidak tepat, atau, kita melakukan penanaman di waktu yang tidak tepat.
Nah, itu beberapa kemungkinan, mengapa pada proses berikutnya tanaman yang kita gadang-gadang tumbuh dengan baik ternyata tidak sesuai harapan. Mungkin juga hal-hal tadi sudah lengkap kita lakukan, namun tetap tidak tumbuh dengan baik.
Berarti, ada yang tidak pas, kita merasa bahwa menanam yang kita lakukan sudah layak, dan kita lupa merawat. Begitu juga dalam berbuat kebaikan. Kebaikan yang kita lakukan yang kita lakukan, mungkin tidak dirawat dengan baik. Bagaimana merawat perbuatan baik yang kita lakukan? jawabannya ada pada nurani dan kesadaran kita. Berbuat kebaikan harus dirawat dengan cara terus membuat kebaikan, dan jauhkan dari harapan mendapat kebaikan versi kita. Sebab, Tuhan telah menyiapkan paket kebaikan yang jauh lebih baik dari kebaikan yang kita bayangkan.

Apr 10, 2012

Kompetisi Untuk Mendapatkan Hak Kita

Siapapun menginginkan keberhasilan dan kemenangan dalam hidupnya. Dalam skala kecil sampai besar, semua idak ingin tergelincir. Siswa sekolah mengharapkan lulus dalam setiap ujian yang ditempuh, termasuk juga mahasiswa yang juga menginginkan mendapatkan Indeks Prestasi tinggi dari setiap akhir semester. Seorang remaja laki-laki mengharapkan perasaan cintanya mendapat balasan yang sesuai keinginannya, termasuk seorang calon legislatif ingin mendapatkan kursinya. Itu menunjukkan, semua mempunyai angan-angan positif, mimpi-mimpi indah yang ingin direngkuhnya. Nyatanya, tidak semua berhasil mendapatkan mimpi tersebut.
Ada kompetisi yang harus ditempuh seseorang sebelum dia berhak mendapatkan keinginannya. Ada dua jenis kompetisi yang akan dilakukan, yaitu berkompetisi dengan dirinya sendiri dan kompetisi dengan orang lain. Siswa yang ingin lulus ujian harus mengalahkan dirinya, rasa malasnya, dan kesibukannya agar dia tetap fokus untuk mencapai kelulusan. Adapun seorang calon anggota legislatif, dia harus mengalahkan lawan-lawannya agar tampil paling depan.
Itulah kenyataan hidup, kadang berkompetisi mengalahkan orang lain mampu, tapi melawan dirinya malah gagal, dan sebaliknya. Semua memberikan pelajaran kepada kita, bahwa untuk mencapai kesuksesan, harus ada upaya berupa kerja keras dan tetap fokus. Jika kerja keras dan fkus dapat dipertahankan, maka keberhasilan adalah hak kita.

Sumber daya Manusia dalam Pelestarian Lingkungan

Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
Manusia tidak hanya menjadi konsumen sumber daya alam, melainkan menjadi sumber daya bagi manusia sendiri. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan dari manusia meliputi:
  • Tenaga fisik, yaitu sumber tenaga kerja (man power resources).
  • Pikirannya sebagai sumber daya mental (mental resources), berupa keahlian  (expertise).
  • Kepemimpinan (leadership).
Sumber daya manusia terdiri atas:
  1. Keadaan penduduk, meliputi jumlah penduduk, kerapatan penduduk, penyebaran penduduk, struktur penduduk, jenis kelamin, agama, pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, dan sebagainya.
  2. Proses penduduk.Secara alamiah proses penduduk disebabkan oleh kelahiran dan kematian, secara buatan disebabkan oleh migrasi. Proses penduduk berkaitan dengan pertumbuhan penduduk suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk. 
  3. Pola Sosial Penduduk, meliputi: a) pola kendali (pattern of control) seperti hukum, agama, budaya, adat istiadat, tradisi, kebiasaan, dan tata tertib, b) pola kegiatan (pattern of activity) meliputi olah raga, berkeluarga, perkumpulan, mencari nafkah, dan sebagainya,  dan c) pola bina (pattern of contruction) seperti sarana dan prasarana teknologi, fasilitas umum, dan sebagainya.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk (dinamika penduduk) adalah perubahan jumlah penduduk akibat perbedaan kelahiran dan kematian serta perbedaan migrasi. Jika memperhatikan perkembangan penduduk dunia dari tahun 1 Masehi sampai tahun 1990, kita dapat mengetahui kurun waktu yang diperlukan untuk mencapai jumlah penduduk berlipat ganda.
Tahun
Jumlah Penduduk (juta)
Kurun waktu untuk mencapai Jumlah dua kali lipat
1
250
-
1650
500
1650 tahun
1830
1000
180 tahun
1930
2000
100 tahun
1976
4000
46 tahun
1990
5321
-
2000
5982
-
              Tabel: Perkembangan Jumlah Penduduk Dunia Tahun 1 Masehi sampai Tahun 2000

Dari tabel di atas tersebut menunjukkan bahwa untuk mencapai jumlah penduduk dua kali lipat waktu yang diperlukan makin lama makin singkat. Hal ini disebabkan kemajuan ilmu dan teknologi diikuti oleh kemajuan dalam bidang kesehatan sehingga angka kematian menurun secara drastis. Pada setiap negara atau masyarakat pertumbuhan penduduknya mengalami empat periode sesuai dengan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi negara atau masyarakat yang bersangkutan. Periode-periode tersebut adalah:

Periode pertama, disebut juga periode statik yaitu periode dimana pertumbuhan penduduk berjalan dengan perlahan-lahan yang ditandai dengan tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang rendah.
Periode kedua, ditandai dengan angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi dan kesehatan, sehingga pertumbuhannya cepat karena angka kelahiran tetap tinggi.
Periode ketiga, tingkat pertumbuhan mulai turun, tingkat kematian stabil hampir pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun, terutama adanya batasan jumlah anggota keluarga.
Periode keempat, disebut juga periode penduduk stasioner, tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun dengan sedikit demi sedikit sehingga pertumbuhan penduduk rendah.
Dari beberapa periode pertumbuhan penduduk tersebut, pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua, dan sekarang sedang menuju periode ketiga. kondisi ini sesuai dengan anjuran pemerintah untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera.
Hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan pembangunan tergantung pada tahap-tahap pembangunan itu sendiri. Menurut Rostow negara-negara yang saat ini tergolong maju telah menempuh 5 tahap pembangunan yaitu: tahap masyarakat tradisional, tahap pra kondisi untuk tinggal landas, tahap tinggal landas, tahap menuju kedewasaan, dan tahap konsumsi massa tinggi.
Tahap yang paling kritis di antara tahap-tahap tersebut adalah tahap tinggal landas karena banyak dana yang tersedot untuk biaya pembangunan sarana dan prasarana. Namun tahap kritis tersebut akan dapat dilalui apabila tingkat tabungan dan inventasi mampu mencapai antara 5-10% dari pendapatan nasional disamping perlu terciptanya kerangka politik, sosial dan kelembagaan yang menuju era inggal landas tersebut. oleh karena itu sakah satu strategi untuk meningkatkan investasi adalah meningkatkan pendapatan per kapita dengan memacu pertumbuhan ekonomi.
Dalam bidang kependudukan, Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk dari 2,3% pada tahun 1980 menjadi 1,6$ pada tahun 2000. Pada beberapa provinsi tingkat pertumbuhannya sekitar 1%, bahkan di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai sekitar 0,5%, meskipun masih terdapat provinsi-provinsi yang pertumbuhannya di atas 3%. Tingkat pertumbuhan yang tinggi pada beberapa propinsi tersebut disebabkan oleh migrasi masuk yang banyak, karena daerah-daerah tersebut sedang dalam proses pengembangan atau pembukaan daerah baru yang memerlukan banyak tenaga kerja.

Rumus pertumbuhan penduduk sebagai berikut:
P + (L-M) + (I-E)
di mana
P = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran dalam 1 tahun
M = jumlah kematian dalam 1 tahun
I = imigrasi
E = emigrasi

Pada masa sekarang, jumlah dan pertambahan penduduk suatu negara tidak lagi banyak dipengaruhi oleh migrasi. Beberapa ratus tahun yang lalu memang pernah terjadi perpindahan penduduk dari satu benua ke benua lain, misalnya perpindahan orang-orang Eropa ke Benua Amerika untuk mencari kehidupan baru. Demikian pula perpindahan orang-orang Negro dari Afrika. Sekarang hal seperti itu jarang dan hampir tidak terjadi lagi. Bagi Indonesia angka imigrasi dan emigrasi ini berangkali kecil, sehingga dalam perhitungan pertumbuhan penduduk dapat diabaikan.






Konsep Dasar Geografi Sosial

Beberapa Definisi Geografi Sosial
  1. Watson (1957). Suatu identifikasi daerah (region) yang berdasarkan himpunan gejala sosial hubungannya dengan lingkungan secara keseluruhan
  2. Phal (1965). Studi tentang pola dan proses sosial penduduk dalam ruang tertentu
  3. Buttimer (1968). Studi pola keruangan dan hubungan fungsional kelompok masyarakat dalam konteks lingkungan sosial mereka, struktur internal n eksternal dari kegiatan penduduk beserta berbagai jalur komunikasinya
  4. Eyless (1974). Geografi sosial sebagai analisis pola dan proses sosial yang timbul dari persebaran dan keterjangkauan sumber daya yang langka. Eyles berorientasi pada masalah, atau dengan kata lain, geografi sosial harus menangani hasil keruangan sosial (sosio spatial) dari kelangkaan dan persebaran tak wajar daripada sumber daya yang dapat dimanfaatkan (barang, pelayanan dan fasilitas di masyarakat). 
  5. Jones (1975). Ilmu yang bertugas mengetahui pola-pola yang timbul dari kelompok masyarakat yang memanfaatkan ruang, dan mengetahui proses pembetukan dan proses perubahan pola-pola tersebut
  6. Bintarto (1968). Ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara penduduk dengan keadaan alam serta aktifitas dan usaha menyesuaikan keadaan alam demi kemakmuran dan kesejahteraan
  7. Nursid Sumaadmadja (1981). Cabang geografi manusia yang bidang studinya aspek keruangan yang karakteristik dari penduduk, organisasi sosial, dan unsur kebudayaan serta kemasyarakatan.

Tema dalam Geografi Sosial
  1. Berkaitan dengan ruang. Dalam hal ini, kita ingin tahu pentingnya kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda pada suatu ruang (wilayah) dan juga aktivitas yang dilakukan dalam lingkungan mereka.
  2. Fungsi ahli ilmu sosial adalah meneliti keteraturan (orde) dalam studi mereka, misalnya untuk menciptakan pola. Langkah utama penelitian yaitu memilih dan mengangkat informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui munculnya suatu pola.
  3. Fungsi penjelasan geografi sosial yaitu mencoba menjelaskan pola yang telah begitu mapan, misalnya dengan mengkaji proses yang terjadi yang menghasilkan pola tertentu.
  4. Pendekatan berorientasi pada masalah sangat diperlukan. Masalah sosial dan konsentrasi wilayah urbanisasi marginal, misalnya harus diidentifikasi. Perspektif ini menuntut bahwa usaha-usaha untuk memperbaiki masalah harus dusahakan. Implikasi pendekatan ini yaitu, bahwa kita harus memperhatikan perencanaan sosial. Karena dalam masyarakat yang kompleks kesejahteraan bersama dan kesejahteraan anggota yang terlemah dapat diperbaiki dan ditingkatkan hanya dengan tindakan masyarakat yang bersangkutan.

Konsep Geografi Sosial
Ada tiga konsep geografi sosial, yaitu ruang, proses, dan pola
Ruang
Seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup bagi mahluk hidup baik manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan maupun organisme lainnya. Unsur-unsurnya adalah a) jarak/panjang, b) lebar dan tinggi. Ruang dalam Geografi Sosial memiliki dimensi a) sebagai tempat atau wadah dari benda-benda atau perilaku, b) tempat yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan, dan c) sesuatu yang dapat diatur dan dimanfaatkan oleh dan untuk manusia.
Secara geografis, ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup bagi mahluk hidup baik manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan maupun organism lainnya. Menurut Prestone James, ruang bumi dibagi secara tak terbatas kedalam bagian-bagian dalam berbagai ukuran, misalnya daerah, wilayah/region. Dalam geografi sosial, ruang mempunyai makna yang mendalam, yaitu:
  • Sebagai tempat atau wadah dari benda-benda atau perilaku.
  • Sebagai tempat yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha.
  • Sesuatu yang dapat diatur dan dimanfaatkan oleh dan untuk manusia
Proses
Tindakan manusia dalam beradaptasi dan memanfaatkan lingkungan, kaitannya dengan relasi, interelasi dan interaksi. Proses bisa secara makro maupun mikro. Proses sosial yang bersifat mikro yaitu menekankan pada kegiatan individu dan kelompok masyarakat, contohnya kepindahan rumah seseorang dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan proses makro yaitu proses yang menekankan pada masyarakat secara umum, contohnya terjadinya migrasi, transmigrasi, urbanisasi, gelombang pengungsi, dan sebagainya.
Pola
Proses yang terjadi berulang-ulang, dalam hal ini adalah pola kehidupan dan penghidupan atau pola spasial yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya yang mencerminkan berbedaan sifat daerah dan penduduknya sehingga akan terwujud bentang sosial yang berbeda. Bentang sosial adalah sekelompok penduduk atau beberapa kelompok penduduk yang hidup dalam suatu wilayah atau tempat tertentu dan mempunyai gagasan yang sama terhadap lingkungannya.
Dalam wilayah yang lebih luas, dengan ondisi geografi yang berbeda-beda, terjadilah bermacam-macam kegiatan baik sosial ekonomi maupun sosial cultural, sehingga terbentuklah struktur kegiatan atau pekerjaan. Struktur pekerjaan ini mencerminkan nilai-nilai sosial. Sebaliknya nilai-nilai sosial atau kelompok pekerjaan dapat merupakan kekuatan atau menjadi unsur peubah yang dapat menimbulkan diferensiasi bentang di darat. Dengan demikian akan timbul bentang budaya atau cultural landscape seperti pemukiman, persawahan, perkebunan, perindustrian, dan sebagainya, yang semua ini mencerminkan tingkat kemajuan (development stage) dari penduduk.

Sifat atau Ciri Geografi Sosial
Geografi sosial erat kaitannya dengan geografi manusia yang diajarkan di mazhab Perancis pada awal abad 20. Paul Vidal De Lablace menekankan pentingnya hubungan manusia-alam. Menurut Paul Vidal De Lablace dan pengikutnya:
Kepribadian daerah itu merupakan hasil cara masyarakat mengeksploitasi sumber daya alam
Bagaimana masyarakat bereaksi terhadap habitatnya
Bagaimana manusia mengorganisasi dirinya sendiri

Unsur-unsur Geografi Sosial
  1. Manusia, yaitu sekelompok manusia yang bergantung satu sama lain dan yang telah memperkembangkan pola organisasi yang memungkinkan mereka hidup bersama dan dapat mempertahankan diri sebagai kelompokyang terdiri dari masyarakat dan komunitas
  2. Lingkungan alam, terdiri dari topografi, tanah, tumbuhan, keadaan geologis, dan fenomena alam lainnya.
  3. Relasi, Interelasi, dan Interaksi antara manusia dan Alam

Apr 9, 2012

Suporter Fanatik

Posisi hidup paling aman adalah penonton dan komentator. Menjadi penonton memberi keleluasaan untuk memberikan dukungan kepada tim kesayangan, sekaligus tidak terikat dengan aturan permainan yang njlimet, kecuali harus tertib. Namun tunggu dulu, menjadi penonton ternyata tidak gampang. Kalau kta salah berekspresi di dalam suatu arena pertandingan, bisa-bisa kita merah padam karena malu. Contohnya, karena kita adalah suporter sepak bola yang bisa berteriak sepanjang pertandingan, maka ketika kebiasaan itu kita pertahankan ketika menonton tenis lapangan, maka kita akan mendapat malu yang besar.
Paling enak menjadi komentator, tapi repotnya, kalau komentar kita tidak pas dan terpeleset menyingung orang lain, maka siap-siap saja kita dihukum.
Dari semua posisi, suporter fanatik menjadi perhatian kita bersama. Fanatisme pendukung diperlukan karena suporter adalah pemain kesekian, jika sepak bola suporter merupakan pemain ke 12, begitu seterusnya. Fanatisme suporter juga perlu karena kemajuan olah raga akan terus berjalan dinamis jika ada suporter. Bayangkan saja, ada pertandingan sepakbola tapi tidak ada penontonnya. Pasti pertandingan akan terasa hambar dan membosankan, sebagus apapun pertandingan berlangsung.
Toh, suporter fanatik juga memberi catatan yang perlu diperhatikan, yaitu kadang-kadang fanatisme suporter menjadi biang kerusuhan di luar nalar. Lihatlah berbagai peristiwa yang melibatkan suporter, tawuran antar supoter, suporter dengan masyarakat, dan suporter dengan pihak keamanan. Untuk itu diperlukan penangan yang tepat dan humanis, dan tugas tersebut mestinya menjadi tangungjawab pengurus cababang olah raga dan kita semua. Suporter Fanatik itu perlu, tapi fanatik yang penuh dengan kedamaian dan cinta kasih.

Faktor Sosial Budaya dalam Pelestarian Lingkungan

Faktor sosial budaya mencakup faktor sosial dan faktor budaya. Faktor sosial meliputi kegiatan dalam berkeluarga, pendidikan, kesehatan, keagamaan, rekreasi, dan sebagainya. Adapun faktor budaya meliputi hasil budidaya manusia. Dalam mempertahankan hidupnya, baik sebagai individu maupunkelompok, secara naluri (instingtive) manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan seseorang harus dipenuhi untuk mempertahankan hidupnya, dan keinginannya dapat dipenuhi untuk pemuasan hasrat dan seleranya. Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya itulah manusia melakukan kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi.
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hierarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial, yaitu:
  1. Kebutuhan Fisiologis, contohnya adalah : Sandang/ pakaian, pangan/ makanan, papan/ rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
  2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan, contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
  3. Kebutuhan Sosial, Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
  4. Kebutuhan Penghargaan, contoh: pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
  5. Kebutuhan Aktualisasi Diri, adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
Untuk memuaskan kebutuhan jasmani manusia berusaha memperoleh makanan, pakaian, perumahan, dan alat-alat untuk pemuasan kebutuhan rohani manusia berusaha memperoleh cinta kasih, kepercayaan, persahabatan, harga diri, kedamaian, keamanan, perlindungan, keagamaan, ikatan dan tanggungjawab, kesenangan, keindahan, ilmu, kebahagiaan, dan sebagainya.
Dalam usaha memenuhi rohani dan jasmani, manusia dikendalikan oleh pranata sosial ekonomi, karena manusia merupakan kelompok (masyarakat). Dalam melakukan kegiatan sosial ekonomi itu terjadilah pola organisasi sosial yang merupakan bagian penting dalam kebudayaan. Pola organisasi sosial dalam kebudayaan tersebut merupakan masukan bagi kegiatan penduduk selanjutnya.
Pendidikan merupakan faktor yang penting, terutama berkaitan dengan kehidupan manusia karena mempunyai fungsi dan tujuan. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Secara yuridis bunyi UU tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan kita harus memiliki karakter positif yang kuat, artinya praktik pendidikan tidak semata berorientasi pada aspek kognitif, melainkan secara terpadu menyangkut tiga dimensi taksonomi pendidikan, yakni: kognitif (aspek intelektual : pengetahuan, pengertian, keterampilan berfikir), afektif (aspek perasaan dan emosi: minat, sikap, apresiasi, cara penyesuaian diri), dan psikomotor (aspek keterampilan motorik), serta berbasis pada karakter positif dengan berbagai indikator. Berkaitan dengan Fungsi dan Tujuan, peranan pendidikan dalam kehidupan masyarakat adalah:
  1. Mengadakan transmisi kebudayaan ke generasi berikutnya.
  2. Mengajarkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
  3. Mengadakan promosi mobilitas sosial ke tingkat yang lebih tinggi.
  4. Mengadakan sertifikasi.
  5. Mengadakan latihan kerja.
  6. Menciptakan hubungan sosial secara timbal balik.
  7. Membangun jiwa nasionalisme.
  8. Menjaga/ memelihara anak-anak.
Oleh karena itu pendidikan bersifat universal, tetapi bentuk dan perkembangannya sesuai dengan kebudayaan suatu bangsa. Hubungannya dengan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan berbeda-beda. Seharusnya, orang-orang berpendidikan merupakan pelopor pelestarian lingkungan hidup, tetapi ironisnya orang yang terdidik justru banyak merusak kelestarian lingkungan.
Makin bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan manusia juga makin berkembang, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemanfaatan sumber daya lingkungan makin meningkat pula. Dalam pemanfaatan sumber daya dan lingkungan dan lingkungan perlu diperhitungkan untuk menjaga kelestariannya.
Agar masyarakat agar tetap eksis (keberadaan lestari), mereka harus mempunyai kebudayaan. Kebudayaan berasal dari kata budhi yang artinya hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan juga berasal dari kata culture (kultur dari bahasa Latin: Colere) Culture berarti mengolah atau mengerjakan tanah, jadi mengandung pengertian segala daya dan kemampuan/kegiatan, manusia untuk mengolah dan mengubah tanah.
Para Geograf seperti Broek dan Webb mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan gaya hidup suatu bangsa. Para sosiolog seperti Selo Sumardjan, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa, dan cipta masyarakat. Soerjono Soekanto berpendapat bahwa kebudayaan tidak akan mati, karena kebudayaan telah ada sebelum masyarakat tertentu ada.
Para antropolog melihat budaya (culture) sebagai suatu tahap saja dari peradaban (civilization), budaya di sini meliputi gagasan, keyakinan (belief), lembaga, keterampilan, perkakas, dan artefak yang dimiliki suatu bangsa pada suatu tahap peradaban tertentu tadi. Kebudayaan, dengan kata lain dapat dibedakan atas kebudayaan spirituil dan kebudayaan materiil, yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Unsur kebudayaan ada yang sama yang disebut dengan cultural universal, artinya semua masyarakat dunia memilikinya.
Menurut C. Kluckhohn dalam karyanya yang berjudul Universals Categories of Culture, ia menjelaskan 7 unsur kebudayaan universal yang kemudian disebut Cultural Universals, yaitu:
  1. Sistem kepercayaan (sistem religi). Sistem kepercayaan adalah suatu sistem yang diperlukan dalam kehidupan kita karena jika manusia tidak memiliki ke percayaan terhadap agama maka semua manusia pasti akan selalu bertengkar dan berperang antara negara 1 dan negara lainnya.
  2. Sistem pengetahuan. Sistem Pengetahuan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk pengetahuan perorangan.
  3. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia. Maksud dari poin ini adalah peralatan dan perlengkapan untuk hidup kita seperti peralatan mandi, makanan dan lain sebagainya. Karena kita tidak luput akan perlengkapan hidup yang kita jalani.
  4. Mata pencaharian dan sistem-sistem ekonomi. Mata pencaharian suatu tujuan yang utama sebagai pekerjaan untuk mengembangkan ekonomi kita dalam kehidupan sehari-hari yang biasa di jalani semua orang.
  5. Sistem kemasyarakatan. Kemasyarakatan adalah kehidupan kita dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
  6. Bahasa. Bahasa sebagai landasan perilaku yang menggambarkan kehidupan secara individu kita dalam menjalankan semua komunikasi dalam  berbahasa dan sebagai cirri dan identitas bangsa pada dunia internasional.
  7. Kesenian. Kesenian ini berguna untuk membuat diri kita bebas untuk berkarya dalam bidang apapun.
Kebudayaan yang sifatnya universal dapat dibedakan atas:
  1. Cultural activities, yaitu kebudayaan berfungsi melindungi diri dari lingkungan, misalnya alat-alat produksi senjata, alat-alat transportasi, perumahan, pakaian, dan sebagainya.
  2. Spiritual Culture, yaitu kebudayaan berfungsi agar anggota masyarakat tahu bagaimana ia harus bertindak, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. 
Broek dan Webb menulis bahwa budaya itu adalah ideologi (sistem pandangan) organisasi (lembaga-lembaga kemasyarakatan), teknologi (keterampilan dan peralatan industri) dan sumber daya kenikmatan hasil. Budaya kaitannya dengan lingkungan yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, yang dapat berupa aturan, norma, kaidah yang resmi atau tertulis, yaitu hukum, misalnya di Indonesia karena sebagian besar tanah untuk pertanian maka diperlukan Undang-undang pertanahan. Budaya tak ada yang statis, ia dapat berkembang melalui dua cara:
  1. Penemuan-penemuan di dalam masyaraka yang bersangkutan
  2. Diperkenalkan sesuatu yang baru oleh pendatang dari luar.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. 
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. 
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.

Apr 8, 2012

Selalu Optimis

Awal April lalu, Google telah mengumumkan proyek kacamata pintar mereka yang disebut Project Glass. Proyek yang memanfaatkan teknologi Augmented Reality ini bisa disebut proyek masa depan, yang bisa jadi hanya akan menjadi sebuah konsep saja. Apa yang bisa kita pahami dari informasi tersebut?
Pertama, perkembangan teknologi ternyata lebih cepat dari yang kita pikirkan. Kedua, selalu perubahan cara berpikir yang harus kita kembangkan untuk mengimbangi perubahan-perubahan tersebut. Ketiga, ada unsur optimis yang selalu muncul dalam hidup. Selama manusia mempunyai cipta, rasa, dan karsa, selama itu pula manusia akan saling memberikan kejutan dengan kemampuannya, sehingga mereka yang hanya melihat kebelakang akan semakin jauh tertinggal. Dalam mensikapi perkembangan teknologi tersebut, kita ada di 4 kemungkinan, yaitu sebagai pemain, sebagai perantara, sebagai pengguna, ataukan sebagai pendengar dan penonton.
Sebagai posisi apapun, mari kita menikmati kejutan-kejutan yang muncul tanpa harus menyalahkan, apalagi menggugat keberadaan dan kemampuan kita. Jika selama ini kita hanya mampu sebagai pendengar dan penonton, marilah menjadi penonton yang baik, sambil terus berupaya dan berdoa, semoga level kita terus naik, dan siapa tahu suatu ketika kita menjadi pemain atau pencipta kejutan-kejutan tersebut.

Lingkungan Hidup dalam Kajian Geografi Hewan


Lingkungan Hidup
Lingkungan itu tidak hanya menyangkut yang fisis atau lingkungan disekeliling organisme tunggal atau sekumpulan tetapi juga organisme lain yang ada dalam lingkungan itu. Bagian bumi kita ini yang mengandung organisme hidup disebut biosfera. Tempat dimana organisme itu hidup disebut habitat. Penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan tempat hidupnya disebut adaptabilitas.
Hewan hanya bertahan hidup dalam lingkungan yang kondisinya sesuai atau baik. Kondisi lingkungan itu ditentukan oleh berbagai faktor. Ada dua faktor lingkungan yaitu lingkungan nonbiotik dan lingkungan abiotik (lingkungan fisis).

Lingkungan Abiotik (Lingkungan Fisis)
            Lingkungan fisis merupakan lingkungan yang berfungsi sebagai media hidup bagi makhluk hidup, dimana makhluk hidup dituntut lebih banyak untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisis (geographical adaptation). Upaya penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan fisis, dapat menimbulkan perubahan bentuk dan sifat bagi makhluk hidup itu sendiri yang berlangsung dalam waktu yang lama (evolusi). Adapun jenis-jenis lingkungan abiotik itu adalah:
  1. Tanah sebagai tempat makhluk hidup itu berada.
  2. Udara sebagai tempat penyediaan oksigen, uap air, dan senyawa-senyawa udara lain yang diperlukan.
  3. Air sebagai tempat hidup makhluk air dan sebagai sarana metabolisme, katalisator, dan lain-lain.
  4. Temperatur yang berhubungan dengan kelembaban udara dan aktivitas metabolisme.
  5. Sinar matahari, sebagai sumber energi yang paling kompeten bagi kehidupan makhluk hidup, karena dengan sinar matahari itu memungkinkan bumi bisa dihuni oleh makhluk hidup.

Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik adalah lingkungan bentuk kehidupan atau lingkungan hidup yang umumnya berhubungan langsung dengan suatu bentuk kehidupan lainnya. Dalam lingkungan biotik ini, makhluk hidup mengalami interaksi dan antaraksi secara timbal balik baik yang menguntungkan maupun merugikan. Hubungan hewan satu spesies yang hidup bermasyarakat terdapat dua jenis hubungan yaitu :
  1. Hubungan mitraspesifik, seperti: a) Reproduksi, b) Saling membantu, c) Persaingan untuk memperoleh makanan, d) Permusuhan terbatas
  2. Hubungan interspesifik, seperti: a) Persaingan untuk memperoleh makanan, b) Predator (pemangsa), c) Parasit, d) Simbiosis, e) Perbudakan.
Perubahan lingkungan yang tak sejalan., baik biotik maupun abiotik, akan menimbulkan terganggunya ekosistem sampai kehancuran ekosistem.

Toleransi dalam Keberagaman

Secara fitrah, manusia diciptakan berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan tersebut dapat diidentifikasi dari hal-hal yang sifatnya fisik sampai aspek yang tidak dapat dilihat dengan mata. Anak yang lahir kembar pun ternyata sejak lahir punya perbedaan. Ini menunjukkan kekuasaan Tuhan yang tidak akan menduplikat karya agungNya. Apa yang telah dicipta, tidak akan dibuat lagi. Semua berbeda, baik lahir maupun bathin.
Dalam bermasyarakat, tidak jarang kita tergelincir pada pemikiran bahwa orang lain semestinya sama seide dengan kita. Kita sering memberikan penilaian dan berangan-angan alangkah damainya jika apa yang kita pikirkan, juga dipikirkan orang lain, siapa yang kita dukung, juga didukung orang lain, intinya, segala kehidupan bermasyarakat, termasuk dalam beribadah kita berharap sama.
Maka, ketika kita menemukan ada perbedaan, hati kita seakan tidak terima. Segala macam predikat akan kita berikan kepada orang lain yang kita anggap menyimpang dari keinginan kita. Orang lain kita anggap menutup mata, tersesat atau predikat apapun yang berfungsi sebagai penegas kebenaran cara berpikir kita.
Memahami perbedaan butuh kedewasaan dan jiwa besar. Ada kalanya, kita sendiri terpencil dari pergaulan karena orang lain tidak bisa memahami kita. Atau kita sengaja mengicilkan diri dari orang-orang sekitar kita karena kita tidak cocok dengan lingkungan. Lingkungan kita anggap salah.
Nyatanya, perjuangan kita untuk memberi pengertian kepada orang lain kadang terbalik. Jangan dikira orang lain yang menyimpang, justru mungkin kita yang perlu instropeksi diri, mengapa kita harus berbeda dengan orang lain. Mari kita pahami bahwa perbedaan dalam segala hal akan enak-enak saja kalau dikomunikasikan dengan jiwa besar.

Apr 6, 2012

Mencari Kesenangan

Apa yang kita cari dalam hidup ini? Filsafat Jawa mengatakan bahwa hidup di dunia ibarat mampir minum, hanya sebentar. Masih ada tujuan akhir yang harus dicapai, maka selama mampir minum diharapkan tidak terlalu terlena apalagi minumnya kebanyakan, sehingga menyebabkan ngantuk, malah perut kembung. Mampir minum diharapkan wajar-wajar saja, alias seperlunya.
Menjadi manusia sebagai mahluk paling sempurna membawa konsekuensi dan keberuntungan. Konsekuensinya, kita diberi tanggungjawab untuk menempatkan diri secara tepat sebagai pemimpin di muka bumi, sementara sisi keberuntungannya, kita diberi kesempatan untuk memenuhi hasrat kemanusiaan kita, yaitu mencari kesenangan. Kesenangan yang kita butuhkan bermacam-macam. Ada hiburan, petualangan, memenuhi hasrat kekuasaan, makan minum, melampiaskan hasrat seksual, dan berbagai macam aktivitas yang dilampiaskan untuk kesenangan duniawi.
Namun demikian, perlu sikap bijak dalam memenuhi hasrat kesenangan tersebut. Biasanya, pemenuhan kesenangan akan diikuti dengan proses pelupaan terhadap kewajiban dan tanggungjawab, makanya istilah bersenang-senang lebih akrab dengan sesuatu yang sifatnya negatif, atau mendekati hal-hal yang berbau maksiat. Untuk itu kata kunci dalam memenuhi kesenangan adalah pengendalian diri.Silahkan bersenang-senang, tapi ingatlah satu hal, bahwa kesenangan yang kita nikmati suatu saat pasti berahir

Memaknai Sakit

Siapa yang tidak pernah merasakan sakit? seorang super hero pun pernah merasakan, apalagi kita dengan kapasitas fisik yang serba pas-pasan. Tanpa meremehkan karunia Tuhan yang diberikan kepada kita, semua pernah merasakan sakit. Dari skala kecil sampai akut. Saudara-saudara kita yang hidup sejajar dengan atau di bawah garis kemiskinan menyebut sakit yang mereka derita sebagai bagian dari kehidupan, mereka menpuisikan penyakit sebagai Penyakit Rakyat Jelata (PRJ), yaitu segala macam penyakit yang lekat dengan kehidupan kawulo alit, misalnya beleken (sakit mata), pilek-pilek, panu kadas, pusing-pusing, mencret, batuk, TBC, termasuk asma. Jarang mereka menderita penyakit semisal jantung, diabets, gagal ginjal, dan segala penyakit berkasta tinggi.
Sebenarnya bukannya tak pernah, tapi penderitaan mereka jarang terpublikasikan, enah karena tidak sampai kedokter maupun sebab lain. Yang jelas, penyakit bagi orang miskin merupakan bagian dari puisi hidup, semua dinikmati apa adanya.
Bagaimana dengan orang kaya? Orang kaya akan sangat malu bercampur terhina jika mereka menderita penyakit katagori PRJ, bukan apa-apa, sebab penyakit PRJ merupakan efek dari gaya hidup yang tidak mengindahkan kebersihan, dan menjadi simbol kemalasan memriksakan kesehatan. Maka, biasanya jenis penyakit tersebut akan dirahasiakan, bahkan mati-matian dicegah. Mereka akan nyaman jika penyakit yang diderita adalah paru-paru, jantung, komplikasi, dan segala penyakit kasta tinggi.
Bagaimana pula dengan para koruptor? wah, ini merupakan pertanyaan sulit yang perlu dijentrehkan dengan kalimat simbolik. Kalau kita amati, para koruptor punya kebiasaan atau tepatnya hobi sakit jika berurusan dengan hukum, misalnya ketika dipanggil KPK tidak datang karena sakit. Atau ketika di sidang, tiba-tiba ijin karena kesehatan terganggu. Enyah penyakit apa yang mereka derita sangat tidak jelas.
Bagaimana kita memaknai sakit, tergantung siapa yang kita beri pertanyaan. Namun demikian, kita perlu bijak dalam memahami dan memaknai rasa sakit yang kita derita. Normalnya, kita berharap dijauhkan dari sakit, meskipun toh, jika itu sudah kehendak Tuhan, tidak bisa kita hindari. Kabar baiknya, setiap sakit yang kita derita, Tuhan mengurangi dosa yang kita perbuat. Namun, saya yakin tisak ada dari kita menginginkan sakit agar dosa-dosa terampuni.
Sakit ada proses alami yang setiap orang akan mengalami. Sakit adalah bagian dari kecintaan Tuhan Kepada mahluknya. Dengan sakit, kita jadi sering mengingat Tuhan. Itulah makna sakit

Apr 4, 2012

Keberuntungan Hidup

Apa yang membuat kita bahagia? akan banyak jawaban yang keluar terkait pertanyaan tersebut. Dengan canda kita akan menjawab, kalau banyak uang kita akan bahagia. Kok bisa begitu? tentu saja, dengan uang yang kita miliki, kita dapat melakukan apa saja, mau plesir ke luar negeri, ke tempat-tempat terindah, membeli pakaian termahal, menghibur diri di tempat tertetu bisa kita lakukan, termasuk membeli kekuasaan.
Mungkin iya. Uang adalah raja, sebaba uang bisa membalik keadaan. Seorang calon bupati, harus mengurungkan niatnya karena dana yang disiapkan tidak cukup, makanya wajar, jika ada pendapat bahwa uang adalah segala-galanya.
Tapi, stop dulu. Uang suatu ketika bisa menjadi sumber kekacauan kehidupan kita. Banyak uang kita justru bingung merencanakan apa yang akan kita lakukan dengan uang tersebut. Coba bayangkan, jika tanpa sebab tiba-tiba kita diberi uang 5 milyar! pasti kita bingung karena dengan banyak uang yang tiba-tiba, ternyata akan diikuti berbagai rencana yang mungkin tidak logis.
Keberuntungan hidup itu relatif, hanya saja kita terlalu pelit untuk mengakui bahwa selama ini kita selalu hidup dalam keberuntungan. Hembusan nafas kita, tatapan mata kita, tutur kata kita, langkah kaki kita, ayunan tangan kita, gelengan kepala kita, canda keseharian kita adalah keberuntungan yang tidak tergantikan. Apa artinya punya uang banyak jika kita terbaring lemah di rumah sakit, dijauhi teman, dikeja-kejar beban.
Keberuntungan ada di dalam pikiran kita

Apr 3, 2012

Kajian Fenomena Geosfer Laboratorium Geologi Karangsambung


Mengapa Karangsambung?
Kawasan Karangsambung menyimpan berbagai monumen geologi yang sangat unik. Fenomena geologinya juga sangat khas sepanjang evolusi bumi. Mulai dari zaman kapur atau sekitar 120 juta tahun yang lalu. Demikian pula dengan basement Pulau Jawa yang berupa batuan metamorf, tersingkap dengan baik di kawasan tersebut. Di Karangsambung, tersingkap aneka batuan dari berbagai umur dan proses kejadiannya. Batuan-batuan itu merupakan rekaman peristiwa pembentukan muka bumi ini. “Karangsambung adalah black box-nya proses alam. Ini alasan mengapa Karangsambung sangat menarik untuk dikunjungi.
Dengan berkunjung ke kawasan geologi Karangsambung sekaligus masuk ke museum geologi yang ada di Kampus UPT BIKK LIPI Karangsambung, bisa diperoleh jawaban atas pertanyaan apakah bumi itu, bagaimana mula jadinya, apa evolusi itu dan apa artinya bagi kehidupan manusia.
Harapannya, manusia menjadi lebih arif memperlakukan bumi. Karena selain mengandung potensi sumberdaya alam, bumi juga memiliki potensi bencana. Karena itu bumi harus dicermati dan diperlakukan dengan baik. Dengan jalan-jalan menjelajahi kawasan geologi Karangsambung, akan melihat bukti keunikan dan keanekaragaman batuan yang tersingkap akibat tumbukan lempeng Samudra India-Australia dengan lempeng Asia Tenggara yang terjadi pada zaman Kapur Akhir sampai Tersier Awal (sekitar 70 juta tahun yang lalu).
Karangsambung merupakan salah satu situs geologi penting di Pulau Jawa. Fenomena geologinya sangat langka. Situs-situsnya berkaitan erat dengan sejarah pembentukan dan perkembangan cekungan selama akhir mesozoikum hingga permulaan tersier berdasar pendekatan tektonik. Oleh para ahli geologi, Karangsambung dianggap sebagai miniatur keanekaragaman bumi atau geodiversity. Selain itu, menjadi kompleks fosil daerah tunjaman. Di mana batuan asal benua dan batuan asal samudera tercampur aduk menjadi satu secara tektonik.Di Karangsambung juga terdapat batuan-dasar tertua di Pulau Jawa yang tersingkap.
Karang Sambung merupakan laboratorium alam dan monumen geologi yang sangat menarik bagi obyek penelitian maupun wisata alam. Salah satu kecamatan di bagian utara Kabupaten Kebumen ini disebut laboratorium alam geologi karena menghadirkan variasi struktur dan jenis batuan di kawasan yang relatif tidak luas. Nilai ilmiahnya bertambah penting setelah lahir teori tektonik lempeng, karena menurut para ahli geologi daerah ini pernah menjadi batas lempeng konvergen berupa jalur subduksi pada jaman Kapur yang berlanjut hingga Pegunungan Meratus, Kalimantan. Batuan-batuan hasil tumbukan tersebut kini terangkat ke permukaan dan dapat diamati dalam kondisi yang relatif segar.
Oleh karena begitu pentingnya, kawasan ini kemudian ditetapkan sebagai Cagar Alam Geologi Nasional yang dikelola oleh Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Hal ini bertujuan agar batuan-batuan langka yang terdapat di Karang Sambung terlindung dari kepunahan akibat ditambang oleh penduduk. Sebab Karang Sambung juga menjadi bukti teori tektonik lempeng dan menjadi referensi dunia.

Fasilitas
Baik kegiatan penelitian maupun wisata ilmiah di Karang Sambung dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Balai Informasi dan Konservasi Kebumian LIPI. Unit ini memiliki fasilitas pendukung berupa tempat penginapan & asrama, perpustakaan, dan bengkel kerja kerajinan batumulia (gambar 1). Kegiatan wisata ilmiah itu meliputi ceramah ilmiah populer, diskusi, kunjungan lapangan ke berbagai lokasi penting, melihat koleksi batuan serta proses pembuatan batu mulia.
Selain itu, wisatawan juga bisa mengikuti kegiatan perburuan atau pencarian batuan di aluvial Sungai Lukulo, sungai terbesar di daerah ini. Di kawasan Balai Informasi dan Konservasi Kebumian LIPI dapat dilihat proses pembuatan kerajinan batu mulia, mulai dari memilih bahan, memotong, dan membentuknya. Selain batu mulia, pengunjung juga bisa melihat berbagai koleksi batuan yang ada di Karangsambung, model tektonik, maket geologi (gambar 2) dan peraga yang menggambarkan proses dinamika bumi di museum.

Karangsambung Situsnya Batuan
Inilah beberapa situs yang bisa dipelajari untuk mengetahui sejarah bumi, khususnya proses evolusi lempeng Asia bagian tenggara.
  1. Situs batuan metamorf serpentinit di Pucangan. Batuan berwarna kehijauan ini berasal dari perut bumi di bawah lantai samudra. Batu ini malihan dari batu ultra basa hasil pembekuan magma pada kerak samudra. Batu ini berubah ketika bersentuhan dengan air laut dan berubah lagi ketika masuk zona tunjaman dan terangkat ke permukaan bumi.
  2. Situs batuan metamorf sekis mika di Kali Brengkok. Batuan dengan mineral mika yang berkilauan ketika tertimpa sinar matahari ini adalah batu tertua yang tersingkap di Pulau Jawa. Pengukuran dengan radioaktif menunjukkan batuan ini berumur 121 juta tahun, dari Zaman Kapur. Batuan alas Pulau Jawa ini memiliki nilai ilmiah tinggi karena membuktikan bahwa sejak zaman itu telah terjadi tumbukan lempeng samudra dengan lempeng benua di kawasan Karangsambung. Batuan ini berasal dari batuan pasir yang mengandung mineral asam dari lempeng benua yang masuk ke zona subduksi dan berubah menjadi sekis mika.
  3. Situs batu rijang dan lava basal berbentuk bantal di Kali Muncar. Batuan sedimen ini terbentuk di dasar samudra purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi fakta kuat bahwa dahulu Karangsambung adalah dasar samudra yang terangkat oleh proses geologi. Batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat layar pertunjukan wayang kulit, atau kelir dalam bahasa Jawa. Hal ini membuat masyarakat setempat menamainya Watu Kelir, apalagi di atasnya terdapat batuan beku yang bentuknya mirip kenong dan gong. Batuan sedimen merah ini terdiri atas lapisan rijang dan lapisan lempung merah gampingan. Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan berisi fosil Radiolaria berusia 80 juta tahun atau Zaman Kapur Atas. Batuan dasar samudra pada kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tapi menjadi tegak karena pengaruh tektonik yang mengangkatnya. Batuan beku di bagian atasnya adalah lava basal dari gunung berapi di dasar laut. Lava bantal ini terbentuk pada zona pemekaran dasar samudra, yang langsung membeku ketika terkena air laut. Batu ini adalah bukti adanya kegiatan vulkanis bawah laut yang mengakibatkan pemekaran tengah laut.
  4. Situs batuan breksi di Bukit Waturanda. Batuan kehitaman ini mengandung fragmen andesit dan lava. Singkapan batuan di tepi jalan dengan lereng tebing vertikal ini perselingan batu pasir dengan breksi. Formasi Waturanda ini ditafsirkan sebagai fluxoturbidite yang diendapkan pada cekungan muka busur. Sumber material diperkirakan berasal dari aktivitas magmatik Eosen-Miosen.
  5. Bukit Jatibungkus. Bukit berukuran 350 x 150 meter ini tampak terisolir di antara dataran di sisi utara dan selatannya. Di lokasi ini terdapat batugamping dengan fosil berupa Foraminifera besar, ganggang merah, ganggang hijau, serta Milliodidae. Selain itu, ditemukan juga pecahan-pecahan kuarsa, rijang, dan batuan metamorf, yang mengindikasikan bahwa batuan ini diendapkan dekat dengan sumbernya.
  6. Gunung Parang. Di gunung ini, dapat diamati bentuk kekar kolom seperti yang terdapat pada Devil’s Tower di Wyoming, Amerika Serikat. Gunung yang tersusun dari batuan beku Diabas ini merupakan intrusi konkordan berupa sill yang menerobos Fm. Karangsambung dan Fm. Totogan.
    Bukit Wagir Sambeng. Gunung ini seluruhnya tersusun oleh asosiasi rijang dan batulempung gampingan berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut dalam ini berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit, memberikan kenampakan yang mempesona sebagai suatu monumen. Morfologi amphiteater dan kondisi geologi Karangsambung dapat dilihat dari puncak gunung ini.
  7. Gunung Sipako. Di sini terdapat singkapan filit berwarna hitam pada dinding sungai yang terjal. Batuan ini terbentuk selama proses penunjaman serta merupakan batuan metamorf berderajat rendah. Proses tektonik dan deformasi lebih lanjut berupa patahan geser searah aliran sungai, membentuk lipatan-lipatan kecil serta struktur gores garis pada batuan filit.
  8. Krakal. Daerah yang terletak di Kecamatan Alian ini berupa pemandian air panas. Terbentuknya mataair panas yang bersifat basa ini bukan karena aktivitas gunungapi, tetapi hasil induksi panas dari dalam bumi akibat adanya patahan yang mengenai daerah ini. Untuk menuju tempat ini, dapat menggunakan angkot jurusan Kebumen-Alian langsung dari Kebumen.

Pembelajaran Kontekstual

Definisi Pembelajaran Kontekstual
Elaine B. Johnson mendefinisikan pengertian pembelajaran kontekstual sebagai sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
Dengan pengertian tentang pembelajaran kontekstual diatas, diperlukan usaha dan strategi pengajaran yang tepat, sehingga dapat dicapai tujuan untuk mengantarkan guru dan murid dalam sebuah pendidikan yang kontekstual. Untuk mencapai tujuan ini, sistem pembelajaran kontekstual mempunyai delapan komponen utama.
US Departement of Education Office of Vocational and Adult Education and the National School to Work Office, mendefinisikan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika belajar.
Menurut Akhmad Sudrajad, pembelajaran merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Definisi pembelajaran menurut Diknas adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Komponen pembelajaran kontekstual
  1. membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna,
  2. melakukan pekerjaan yang berarti,
  3. melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,
  4. melakukan kerja sama,
  5. berpikir kritis dan kreatif,
  6. membantu individu untuk tumbuh dan berkembang (konstruktivisme),
  7. mencapai standar yang tinggi,
  8. dan menggunakan penilaian autentik.

Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karakteristik diantaranya sebagai berikut: (1) melakukan hubungan yang bermakna, (2) melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan, (3) belajar yang diatur sendiri, (4) bekerja sama, (5) berpikir kritis dan kreatif, (6) mengasuh dan memelihara pribadi siswa, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian autentik. Johnson, 2002 (Dalam Nurhadi, 2006).
Dari pendapat tersebut karakteristik pembelajaran konstektual dapat diuraikan sebagai berikut: (1) siswa diharapkan aktif dalam pembelajaran baik secara kelompok maupun individu, (2) siswa membuat hubungan di dalam sekolah dan di dalam kehidupan nyata sebagai bagian dari anggota masyarakat, (3) siswa belajar dan melakukan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (4) siswa diharapkan mampu bekerja sama dalam kelompok maupun dalam pembelajaran di kelas, (5) siswa berpikir kritis dan kreatif agar dapat menganalisis, mensitensis, dan memecahkan masalah, (6) memberi bimbingan dan dukungan pada siswa, (7) siswa diharapkan mencapai standar pencapaian yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian yang nyata dan sebenarnya dari apa yang telah diperoleh siswa dari lingkungannya.
Sanjaya (2005) mengemukakan lima karakteristik pentingdalam proses Pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual (CTL), yaitu (1) pembelajaran Kontekstual merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge). Artinya apa yang dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari. (2) belajar dalam rangka memeperoleh dan menambahkan pengetahuan baru (acquiring knowledge) yaitu pengetahuan baru diperoleh dengan cara mempelajari keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya. (3) pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini. (4) mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. (5) melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan baik untuk proses dan penyempurnaan strategi.
Pada dasarnya karakteristik pembelajaran kontekstual menekanan pada pembelajaran yang bermakna, bukan hanya sekedar menghafal melainkan mengalami dan berbuat serta mampu bekerja sama untuk memecahkan dan memperoleh informasi baru berupa pengetahuan dan guru bukan satu-satunya sumber belajar serta menggunakan berbagai strategi penilaian bukan hanya tes saja.

Konsistensi dan Fokus

Hidup itu seperti balapan formula 1. Start pertama tidak menjamin finis terdepan. Banyak kejadian dan berbagai macam halangan untuk menempatkan seorang pembalap agar mampu berdiri di podium juara. Seorang pembalap harus tetap konsentrasi agar kendaraan yang dikemudikannya sampai di finis sesuai harapannya. Lengah sedikit, bubar semua rencana. Maka sering kita saksikan, pembalap dengan start nomor sekian malah mampu menyalip, mengambil kesempatan untuk mendahului pembalap lain dan dia mampu jadi juara.
Selayaknya pembalap, hidup kita sehari-haripun akan dituntut konsentrasi dan hati-hati. Banyak godaan dan cobaan yang selalui mengintai keimanan dan keteguhan kita untuk tetap fokus pada tujuan. Jika langkah awal kita kurang bagus, maka kita punya tugas pertama, yaitu mempercepat langkah agar tidak ketinggalan. Jika sudah mampu mensejajarkan diri, kita diberi kesempatan untuk mengambil alih kendali.
Namun, saat kita siap mengambil alih kendali, akan banyak godaan manis, dan menjadi sebab turunnya konsentrasi. Akibatnya, kepemimpinan gagal kita dapatkan karena ketidakberdayaan kita menjaga konsentrasi. Hati-hatilah, ini terjadi karena secara manusiawi, saat keberhasilan sudah di depan mata, kita seolah yakin keberhasilan itu sudah milik kita. Kita lupa, Tuhan masih menguji nyali kita.
Saat kita start di depan, kita perlu bersyukur bahwa kita punya kesempatan yang lebih beruntung dibandingkan yang lain. Dengan kecepatan dan energi sama, maka posisi tersebut dapat kita pertahankan. Itu teorinya, sebab faktanya tidak demikian. Banyak kejadian tak terduga, sehingga kepemimpinan kita direbut orang lain.
Itulah hidup. Mau jadi apapun dan sebagai apapun, di manapun konsistensi dan fokus harus dipertahankan.

Apr 2, 2012

Percaya Pada Kebijakan Pemerintah

Ketika pemerintah berencana menaikkan bbm, mengapa begitu banyak demo yang muncul? padahal rencana pemerintah menaikkan bbm disertai rencana program jaminan kesejahteraan warga miskin dalam bentuk blt dan program lainnya yang pro rakyat. Artinya, naiknya bbm sebenarnya tidak mengganggu rakyat miskin.
Ada dua kemungkinan, pertama bahwa yang demo-demo di tivi-tivi itu bukan kelompok miskin yang hanya kena dampak kenaikan bbm, kemungkinan yang kedua. dampak kenaikan bbm lebih berat dampaknya dibandingkan dengan kompesasi yang diterima rakyat miskin.
Ini memang fakta. Banyak program pemerintah yang kurang mendapat dukungan rakyatnya, terutama program-program yang digembar-gemborkan. Mengapa kurang mendapatkan dukungan rakyatnya? ini memang sedikit aneh.
Nampaknya pemerintah perlu belajar dari rakyatnya. Logika dan keinginan rakyat rakyat sebenarnya sangat sederhana. Contohnya, jika pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan konsumsi bbm bersubsidi, metinya seluruh mobil dinas pemerintah dan para pejabatnya wajib menggunakan bbm non subsisi. Maka rakyat akan mengikuti. Jika pemerintah mengeluarkan kebijakan bbm beralih ke bbg dengan menambahkan konventer pada mobil, semestinya seluruh mobil dinas pemerintah dan pejabatnya sudah dilengkapi konventer agar bisa menggunakan bbg, jika pemerintah mengeluarkan kebijakan hemat energi, semestinya seluruh gedung instansi pemerintah dan rumah pejabat menerapkan hemat energi.
Bararti harus ada contoh nyata sebelum kebijakan dikeluarkan. Jika kebijakan hanya diberlakukan agar dilaksanakan oleh orang lain, nampaknya kok sulit kalau rakyat harus manut, apalagi dengan keterbukaan informasi, rakyat begitu bebas mendapat informasi apapun. Maka sudah semestinya para pengelola negara lebih fokus pada bagaimana mereka melaksanakan terlebih dahulu sebelum diumumkan kepada rakyatnya, niscaya dukungan akan datang dengan sendirinya

Apr 1, 2012

Bekerja dan Berkarya

Berapa jumlah pengangguran di Indonesia? paparan Direktur Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rahma Iryanti dalam diskusi Voices of Youth, Facing the Global Challenge on Youth Employment di Jakarta (27/3/2012) menyebutkan pengangguran terbuka (TPT) usia muda, 15-29 tahun, di Indonesia mencapai 19,9% atau tertinggi di kawasan Asia Pasifik. Posisi kedua ditempati Sri Lanka sebesar 19%, Filipina pada angka 17,9%, dan Selandia Baru sebesar 16,2%. "Meskipun TPT usia muda sudah menurun, jumlahnya masih besar, yakni 19,9% atau lebih dari 5,3 juta.
Angka-angka tersebut setidaknya menjadi penyadar bagi kita semua bahwa masih banyak pekerjaan rumah bagi pemerintah, khususnya kementerian tenaga kerja untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Pekerjaan adalah prasyarat hidup layak. Kita semua tahu, betapa susahnya menjadi pengangguran.
Bagaimana bagi yang sudah bekerja. Tentu mereka menginginkan adanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan dari hasil kerja. Peningkatan pendapatan jika tidak disertai peningkatan kesejahteraan menjadi sia-sia, karena tujuan bekerja adalah hidup sejahtera.
Batasan hidup sejahtera sangat relatif, tergantung bagaimana seorang pekerja mensikapi kehidupannya, dan bagaimana mereka memandang pemenuhan kebutuhannya.  Maka tugas pemerintah adalah menghitung kriteria hidup layak minimal untuk dapat dihitung dan ditentukan secara rasional batasan hidup dikatakan layak.
Mereka yang sudah bekerja, pasti sangat bersyukur, karena dengan situasi sekarang ini, lapangan pekerjaan sangat terbatas. Apalagi jika outsourching masih diberlakukan, dimana jaminan pekerjaan tidak ada untuk periode atau tahun berikutnya jika kontrak kerja selesai.
Bekerja dan berkarya adalah impian setiap orang. Tidak ada individu pemalas di permukaan bumi, karena setiap orang punya cita-cita untuk hidup mandiri dan sejahtera, sehingga bekerja dan berkarya adalah langkah bijak memaknai pekerjaan yang telah diperoleh.

Beberapa Satelit lnderaja dan Stasiun Bumi Satelit Yang Dipakai Indonesia

Sekarang di dunia telah ada beberapa satelit Inderaja. Beberapa diantaranya telah dan akan dimanfaatkan Indonesia, yaitu :
  1. Landsat milik USA. Landsat sampai saat ini telah sampai pada generasi ketujuh sesuai dengan kemampuan resolusinya dibedakan atas tipe MSS (Multi Spectral Scanner) yang beresolusi 80 m dan tipe TM (Thematic Mapper) yang beresolusi 30 m (pada landsat-5 dan Landsat-7). Landsat adalah pengembangan dari ERTS (Earth Resources Technology Satellite).
  2. Satelit SPOT. Satelit SPOT milik Perancis yang diluncurkan tahun 1986 dan beredar pada ketinggian 830 km cakupan ulang pada daerah yang sama setiap 16 hari, SPOT memiliki dua sensor (HRV1 dan HRV2). Kamampuan lebar cakupan 60-80 km.
  3. Satelit Radar SAR (Svnthetic Aperture Radar). atau Radarsar adalah milik Kanada (Canadian Space Agency), pengoperasiannya dikontrol dari stasiun bumi yang ada di Prince Albert, Saskatchevan. Quebec. Kelebihan satelit dengan sensor SAR dapat menembus awan dan kegelapan malam serta mampu menampilkan data stereoskopis, pengulangan orbit setiap 24 hari.
  4. Satelit ERS (Earth Resources Satellite. Satelit ini dibangun dan dikembangkan oleh ESA (European Space Agency). Terdiri dari ERS-1 dan ERS-2, merupakan satelit sumberdaya alam. Keduanya mengorbit pada trek orbit yang sama, yaitu orbit polar yang membawa sensor SAR sehingga memiliki kemampuan seperti Radarsat.
  5. Satelit JERS. Satelit ini milik Jepang, menggunakan sensor optik dengan resolusi tinggi (18 m) yang bekerja pada gelombang visible hingga near infrared (VNIR). Penggunaan kanal Infra Red ini sangat efektif untuk mendeteksi sumberdaya mineral (Sitanggang, G., 1998).
  6. Stasiun Bumi. Belum semua negara memiliki stasiun bumi yang memanfaatkan satelit Inderaja, namun beruntung Indonesia termasuk salah satu diantara yang sudah memilikinya. Stasiun-stasiun bumi di dunia antara lain adalah Prince Albert (Canada), Fair Bank (Alaska, USA), Goldstone (California, USA), Curoba (Brazil), Chiquita (Argentina), Kiruna (Swedia), Fucino (ltalia), Yohannes burg (Afrrika Selatan), Hiderabad (India), Bangkok (Thailand), Alice Spring (Australia), Singapura, Pare-pare (Indonesia), Taiwan, dan Malaysia.
Sumber: http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=19&mnorutisi=9

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design