Secara fitrah, manusia diciptakan berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan tersebut dapat diidentifikasi dari hal-hal yang sifatnya fisik sampai aspek yang tidak dapat dilihat dengan mata. Anak yang lahir kembar pun ternyata sejak lahir punya perbedaan. Ini menunjukkan kekuasaan Tuhan yang tidak akan menduplikat karya agungNya. Apa yang telah dicipta, tidak akan dibuat lagi. Semua berbeda, baik lahir maupun bathin.
Dalam bermasyarakat, tidak jarang kita tergelincir pada pemikiran bahwa orang lain semestinya sama seide dengan kita. Kita sering memberikan penilaian dan berangan-angan alangkah damainya jika apa yang kita pikirkan, juga dipikirkan orang lain, siapa yang kita dukung, juga didukung orang lain, intinya, segala kehidupan bermasyarakat, termasuk dalam beribadah kita berharap sama.
Maka, ketika kita menemukan ada perbedaan, hati kita seakan tidak terima. Segala macam predikat akan kita berikan kepada orang lain yang kita anggap menyimpang dari keinginan kita. Orang lain kita anggap menutup mata, tersesat atau predikat apapun yang berfungsi sebagai penegas kebenaran cara berpikir kita.
Memahami perbedaan butuh kedewasaan dan jiwa besar. Ada kalanya, kita sendiri terpencil dari pergaulan karena orang lain tidak bisa memahami kita. Atau kita sengaja mengicilkan diri dari orang-orang sekitar kita karena kita tidak cocok dengan lingkungan. Lingkungan kita anggap salah.
Nyatanya, perjuangan kita untuk memberi pengertian kepada orang lain kadang terbalik. Jangan dikira orang lain yang menyimpang, justru mungkin kita yang perlu instropeksi diri, mengapa kita harus berbeda dengan orang lain. Mari kita pahami bahwa perbedaan dalam segala hal akan enak-enak saja kalau dikomunikasikan dengan jiwa besar.
Apr 8, 2012
Toleransi dalam Keberagaman
4:40 AM
Muh. Sholeh
0 komentar:
Post a Comment