Apr 3, 2012

Pembelajaran Kontekstual

Definisi Pembelajaran Kontekstual
Elaine B. Johnson mendefinisikan pengertian pembelajaran kontekstual sebagai sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
Dengan pengertian tentang pembelajaran kontekstual diatas, diperlukan usaha dan strategi pengajaran yang tepat, sehingga dapat dicapai tujuan untuk mengantarkan guru dan murid dalam sebuah pendidikan yang kontekstual. Untuk mencapai tujuan ini, sistem pembelajaran kontekstual mempunyai delapan komponen utama.
US Departement of Education Office of Vocational and Adult Education and the National School to Work Office, mendefinisikan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika belajar.
Menurut Akhmad Sudrajad, pembelajaran merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Definisi pembelajaran menurut Diknas adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Komponen pembelajaran kontekstual

  1. membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna,
  2. melakukan pekerjaan yang berarti,
  3. melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,
  4. melakukan kerja sama,
  5. berpikir kritis dan kreatif,
  6. membantu individu untuk tumbuh dan berkembang (konstruktivisme),
  7. mencapai standar yang tinggi,
  8. dan menggunakan penilaian autentik.

Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karakteristik diantaranya sebagai berikut: (1) melakukan hubungan yang bermakna, (2) melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan, (3) belajar yang diatur sendiri, (4) bekerja sama, (5) berpikir kritis dan kreatif, (6) mengasuh dan memelihara pribadi siswa, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian autentik. Johnson, 2002 (Dalam Nurhadi, 2006).
Dari pendapat tersebut karakteristik pembelajaran konstektual dapat diuraikan sebagai berikut: (1) siswa diharapkan aktif dalam pembelajaran baik secara kelompok maupun individu, (2) siswa membuat hubungan di dalam sekolah dan di dalam kehidupan nyata sebagai bagian dari anggota masyarakat, (3) siswa belajar dan melakukan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (4) siswa diharapkan mampu bekerja sama dalam kelompok maupun dalam pembelajaran di kelas, (5) siswa berpikir kritis dan kreatif agar dapat menganalisis, mensitensis, dan memecahkan masalah, (6) memberi bimbingan dan dukungan pada siswa, (7) siswa diharapkan mencapai standar pencapaian yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian yang nyata dan sebenarnya dari apa yang telah diperoleh siswa dari lingkungannya.
Sanjaya (2005) mengemukakan lima karakteristik pentingdalam proses Pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual (CTL), yaitu (1) pembelajaran Kontekstual merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge). Artinya apa yang dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari. (2) belajar dalam rangka memeperoleh dan menambahkan pengetahuan baru (acquiring knowledge) yaitu pengetahuan baru diperoleh dengan cara mempelajari keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya. (3) pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini. (4) mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. (5) melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan baik untuk proses dan penyempurnaan strategi.
Pada dasarnya karakteristik pembelajaran kontekstual menekanan pada pembelajaran yang bermakna, bukan hanya sekedar menghafal melainkan mengalami dan berbuat serta mampu bekerja sama untuk memecahkan dan memperoleh informasi baru berupa pengetahuan dan guru bukan satu-satunya sumber belajar serta menggunakan berbagai strategi penilaian bukan hanya tes saja.

0 komentar:

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design