Apr 3, 2012

Kajian Fenomena Geosfer Laboratorium Geologi Karangsambung


Mengapa Karangsambung?
Kawasan Karangsambung menyimpan berbagai monumen geologi yang sangat unik. Fenomena geologinya juga sangat khas sepanjang evolusi bumi. Mulai dari zaman kapur atau sekitar 120 juta tahun yang lalu. Demikian pula dengan basement Pulau Jawa yang berupa batuan metamorf, tersingkap dengan baik di kawasan tersebut. Di Karangsambung, tersingkap aneka batuan dari berbagai umur dan proses kejadiannya. Batuan-batuan itu merupakan rekaman peristiwa pembentukan muka bumi ini. “Karangsambung adalah black box-nya proses alam. Ini alasan mengapa Karangsambung sangat menarik untuk dikunjungi.
Dengan berkunjung ke kawasan geologi Karangsambung sekaligus masuk ke museum geologi yang ada di Kampus UPT BIKK LIPI Karangsambung, bisa diperoleh jawaban atas pertanyaan apakah bumi itu, bagaimana mula jadinya, apa evolusi itu dan apa artinya bagi kehidupan manusia.
Harapannya, manusia menjadi lebih arif memperlakukan bumi. Karena selain mengandung potensi sumberdaya alam, bumi juga memiliki potensi bencana. Karena itu bumi harus dicermati dan diperlakukan dengan baik. Dengan jalan-jalan menjelajahi kawasan geologi Karangsambung, akan melihat bukti keunikan dan keanekaragaman batuan yang tersingkap akibat tumbukan lempeng Samudra India-Australia dengan lempeng Asia Tenggara yang terjadi pada zaman Kapur Akhir sampai Tersier Awal (sekitar 70 juta tahun yang lalu).
Karangsambung merupakan salah satu situs geologi penting di Pulau Jawa. Fenomena geologinya sangat langka. Situs-situsnya berkaitan erat dengan sejarah pembentukan dan perkembangan cekungan selama akhir mesozoikum hingga permulaan tersier berdasar pendekatan tektonik. Oleh para ahli geologi, Karangsambung dianggap sebagai miniatur keanekaragaman bumi atau geodiversity. Selain itu, menjadi kompleks fosil daerah tunjaman. Di mana batuan asal benua dan batuan asal samudera tercampur aduk menjadi satu secara tektonik.Di Karangsambung juga terdapat batuan-dasar tertua di Pulau Jawa yang tersingkap.
Karang Sambung merupakan laboratorium alam dan monumen geologi yang sangat menarik bagi obyek penelitian maupun wisata alam. Salah satu kecamatan di bagian utara Kabupaten Kebumen ini disebut laboratorium alam geologi karena menghadirkan variasi struktur dan jenis batuan di kawasan yang relatif tidak luas. Nilai ilmiahnya bertambah penting setelah lahir teori tektonik lempeng, karena menurut para ahli geologi daerah ini pernah menjadi batas lempeng konvergen berupa jalur subduksi pada jaman Kapur yang berlanjut hingga Pegunungan Meratus, Kalimantan. Batuan-batuan hasil tumbukan tersebut kini terangkat ke permukaan dan dapat diamati dalam kondisi yang relatif segar.
Oleh karena begitu pentingnya, kawasan ini kemudian ditetapkan sebagai Cagar Alam Geologi Nasional yang dikelola oleh Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Hal ini bertujuan agar batuan-batuan langka yang terdapat di Karang Sambung terlindung dari kepunahan akibat ditambang oleh penduduk. Sebab Karang Sambung juga menjadi bukti teori tektonik lempeng dan menjadi referensi dunia.

Fasilitas
Baik kegiatan penelitian maupun wisata ilmiah di Karang Sambung dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Balai Informasi dan Konservasi Kebumian LIPI. Unit ini memiliki fasilitas pendukung berupa tempat penginapan & asrama, perpustakaan, dan bengkel kerja kerajinan batumulia (gambar 1). Kegiatan wisata ilmiah itu meliputi ceramah ilmiah populer, diskusi, kunjungan lapangan ke berbagai lokasi penting, melihat koleksi batuan serta proses pembuatan batu mulia.
Selain itu, wisatawan juga bisa mengikuti kegiatan perburuan atau pencarian batuan di aluvial Sungai Lukulo, sungai terbesar di daerah ini. Di kawasan Balai Informasi dan Konservasi Kebumian LIPI dapat dilihat proses pembuatan kerajinan batu mulia, mulai dari memilih bahan, memotong, dan membentuknya. Selain batu mulia, pengunjung juga bisa melihat berbagai koleksi batuan yang ada di Karangsambung, model tektonik, maket geologi (gambar 2) dan peraga yang menggambarkan proses dinamika bumi di museum.

Karangsambung Situsnya Batuan
Inilah beberapa situs yang bisa dipelajari untuk mengetahui sejarah bumi, khususnya proses evolusi lempeng Asia bagian tenggara.
  1. Situs batuan metamorf serpentinit di Pucangan. Batuan berwarna kehijauan ini berasal dari perut bumi di bawah lantai samudra. Batu ini malihan dari batu ultra basa hasil pembekuan magma pada kerak samudra. Batu ini berubah ketika bersentuhan dengan air laut dan berubah lagi ketika masuk zona tunjaman dan terangkat ke permukaan bumi.
  2. Situs batuan metamorf sekis mika di Kali Brengkok. Batuan dengan mineral mika yang berkilauan ketika tertimpa sinar matahari ini adalah batu tertua yang tersingkap di Pulau Jawa. Pengukuran dengan radioaktif menunjukkan batuan ini berumur 121 juta tahun, dari Zaman Kapur. Batuan alas Pulau Jawa ini memiliki nilai ilmiah tinggi karena membuktikan bahwa sejak zaman itu telah terjadi tumbukan lempeng samudra dengan lempeng benua di kawasan Karangsambung. Batuan ini berasal dari batuan pasir yang mengandung mineral asam dari lempeng benua yang masuk ke zona subduksi dan berubah menjadi sekis mika.
  3. Situs batu rijang dan lava basal berbentuk bantal di Kali Muncar. Batuan sedimen ini terbentuk di dasar samudra purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi fakta kuat bahwa dahulu Karangsambung adalah dasar samudra yang terangkat oleh proses geologi. Batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat layar pertunjukan wayang kulit, atau kelir dalam bahasa Jawa. Hal ini membuat masyarakat setempat menamainya Watu Kelir, apalagi di atasnya terdapat batuan beku yang bentuknya mirip kenong dan gong. Batuan sedimen merah ini terdiri atas lapisan rijang dan lapisan lempung merah gampingan. Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan berisi fosil Radiolaria berusia 80 juta tahun atau Zaman Kapur Atas. Batuan dasar samudra pada kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tapi menjadi tegak karena pengaruh tektonik yang mengangkatnya. Batuan beku di bagian atasnya adalah lava basal dari gunung berapi di dasar laut. Lava bantal ini terbentuk pada zona pemekaran dasar samudra, yang langsung membeku ketika terkena air laut. Batu ini adalah bukti adanya kegiatan vulkanis bawah laut yang mengakibatkan pemekaran tengah laut.
  4. Situs batuan breksi di Bukit Waturanda. Batuan kehitaman ini mengandung fragmen andesit dan lava. Singkapan batuan di tepi jalan dengan lereng tebing vertikal ini perselingan batu pasir dengan breksi. Formasi Waturanda ini ditafsirkan sebagai fluxoturbidite yang diendapkan pada cekungan muka busur. Sumber material diperkirakan berasal dari aktivitas magmatik Eosen-Miosen.
  5. Bukit Jatibungkus. Bukit berukuran 350 x 150 meter ini tampak terisolir di antara dataran di sisi utara dan selatannya. Di lokasi ini terdapat batugamping dengan fosil berupa Foraminifera besar, ganggang merah, ganggang hijau, serta Milliodidae. Selain itu, ditemukan juga pecahan-pecahan kuarsa, rijang, dan batuan metamorf, yang mengindikasikan bahwa batuan ini diendapkan dekat dengan sumbernya.
  6. Gunung Parang. Di gunung ini, dapat diamati bentuk kekar kolom seperti yang terdapat pada Devil’s Tower di Wyoming, Amerika Serikat. Gunung yang tersusun dari batuan beku Diabas ini merupakan intrusi konkordan berupa sill yang menerobos Fm. Karangsambung dan Fm. Totogan.
    Bukit Wagir Sambeng. Gunung ini seluruhnya tersusun oleh asosiasi rijang dan batulempung gampingan berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut dalam ini berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit, memberikan kenampakan yang mempesona sebagai suatu monumen. Morfologi amphiteater dan kondisi geologi Karangsambung dapat dilihat dari puncak gunung ini.
  7. Gunung Sipako. Di sini terdapat singkapan filit berwarna hitam pada dinding sungai yang terjal. Batuan ini terbentuk selama proses penunjaman serta merupakan batuan metamorf berderajat rendah. Proses tektonik dan deformasi lebih lanjut berupa patahan geser searah aliran sungai, membentuk lipatan-lipatan kecil serta struktur gores garis pada batuan filit.
  8. Krakal. Daerah yang terletak di Kecamatan Alian ini berupa pemandian air panas. Terbentuknya mataair panas yang bersifat basa ini bukan karena aktivitas gunungapi, tetapi hasil induksi panas dari dalam bumi akibat adanya patahan yang mengenai daerah ini. Untuk menuju tempat ini, dapat menggunakan angkot jurusan Kebumen-Alian langsung dari Kebumen.

5 komentar:

parking said...

keren

armstrong indonesia said...

mantap

motivator indonesia said...

salam kenal

belajar forex said...

semoga bermanfaat

jantung koroner said...

tips yang bagus

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design