Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
Manusia tidak hanya menjadi konsumen sumber daya alam, melainkan menjadi sumber daya bagi manusia sendiri. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan dari manusia meliputi:
- Tenaga fisik, yaitu sumber tenaga kerja (man power resources).
- Pikirannya sebagai sumber daya mental (mental resources), berupa keahlian (expertise).
- Kepemimpinan (leadership).
Sumber daya manusia terdiri atas:
- Keadaan penduduk, meliputi jumlah penduduk, kerapatan penduduk, penyebaran penduduk, struktur penduduk, jenis kelamin, agama, pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, dan sebagainya.
- Proses penduduk.Secara alamiah proses penduduk disebabkan oleh kelahiran dan kematian, secara buatan disebabkan oleh migrasi. Proses penduduk berkaitan dengan pertumbuhan penduduk suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk.
- Pola Sosial Penduduk, meliputi: a) pola kendali (pattern of control) seperti hukum, agama, budaya, adat istiadat, tradisi, kebiasaan, dan tata tertib, b) pola kegiatan (pattern of activity) meliputi olah raga, berkeluarga, perkumpulan, mencari nafkah, dan sebagainya, dan c) pola bina (pattern of contruction) seperti sarana dan prasarana teknologi, fasilitas umum, dan sebagainya.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan
penduduk (dinamika penduduk) adalah perubahan jumlah penduduk akibat perbedaan
kelahiran dan kematian serta perbedaan migrasi. Jika memperhatikan perkembangan
penduduk dunia dari tahun 1 Masehi sampai tahun 1990, kita dapat mengetahui
kurun waktu yang diperlukan untuk mencapai jumlah penduduk berlipat ganda.
Tahun
|
Jumlah
Penduduk (juta)
|
Kurun
waktu untuk mencapai Jumlah dua kali lipat
|
1
|
250
|
-
|
1650
|
500
|
1650 tahun
|
1830
|
1000
|
180 tahun
|
1930
|
2000
|
100 tahun
|
1976
|
4000
|
46 tahun
|
1990
|
5321
|
-
|
2000
|
5982
|
-
|
Tabel: Perkembangan Jumlah Penduduk
Dunia Tahun 1 Masehi sampai Tahun 2000
Dari tabel di atas tersebut
menunjukkan bahwa untuk mencapai jumlah penduduk dua kali lipat waktu yang
diperlukan makin lama makin singkat. Hal ini disebabkan kemajuan ilmu dan teknologi
diikuti oleh kemajuan dalam bidang kesehatan sehingga angka kematian menurun
secara drastis. Pada setiap negara atau masyarakat pertumbuhan penduduknya
mengalami empat periode sesuai dengan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi negara atau masyarakat yang bersangkutan. Periode-periode tersebut
adalah:
Periode pertama, disebut juga
periode statik yaitu periode dimana pertumbuhan penduduk berjalan dengan
perlahan-lahan yang ditandai dengan tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang
rendah.
Periode kedua, ditandai dengan angka
kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi dan kesehatan, sehingga
pertumbuhannya cepat karena angka kelahiran tetap tinggi.
Periode ketiga, tingkat pertumbuhan
mulai turun, tingkat kematian stabil hampir pada tingkat rendah dan angka
kelahiran menurun, terutama adanya batasan jumlah anggota keluarga.
Periode keempat, disebut juga
periode penduduk stasioner, tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran
menurun dengan sedikit demi sedikit sehingga pertumbuhan penduduk rendah.
Dari beberapa periode pertumbuhan
penduduk tersebut, pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua,
dan sekarang sedang menuju periode ketiga. kondisi ini sesuai dengan anjuran
pemerintah untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera.
Hubungan antara pertumbuhan penduduk
dengan pembangunan tergantung pada tahap-tahap pembangunan itu sendiri. Menurut
Rostow negara-negara yang saat ini tergolong maju telah menempuh 5 tahap
pembangunan yaitu: tahap masyarakat tradisional, tahap pra kondisi untuk tinggal
landas, tahap tinggal landas, tahap menuju kedewasaan, dan tahap konsumsi massa
tinggi.
Tahap yang paling kritis di antara
tahap-tahap tersebut adalah tahap tinggal landas karena banyak dana yang
tersedot untuk biaya pembangunan sarana dan prasarana. Namun tahap kritis
tersebut akan dapat dilalui apabila tingkat tabungan dan inventasi mampu
mencapai antara 5-10% dari pendapatan nasional disamping perlu terciptanya
kerangka politik, sosial dan kelembagaan yang menuju era inggal landas
tersebut. oleh karena itu sakah satu strategi untuk meningkatkan investasi
adalah meningkatkan pendapatan per kapita dengan memacu pertumbuhan ekonomi.
Dalam bidang kependudukan, Indonesia
telah berhasil menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk dari 2,3% pada tahun
1980 menjadi 1,6$ pada tahun 2000. Pada beberapa provinsi tingkat
pertumbuhannya sekitar 1%, bahkan di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai
sekitar 0,5%, meskipun masih terdapat provinsi-provinsi yang pertumbuhannya di
atas 3%. Tingkat pertumbuhan yang tinggi pada beberapa propinsi tersebut
disebabkan oleh migrasi masuk yang banyak, karena daerah-daerah tersebut sedang
dalam proses pengembangan atau pembukaan daerah baru yang memerlukan banyak
tenaga kerja.
Rumus pertumbuhan penduduk sebagai
berikut:
di mana
P = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran dalam 1 tahun
M = jumlah kematian dalam 1 tahun
I = imigrasi
E = emigrasi
Pada masa sekarang, jumlah dan
pertambahan penduduk suatu negara tidak lagi banyak dipengaruhi oleh migrasi.
Beberapa ratus tahun yang lalu memang pernah terjadi perpindahan penduduk dari
satu benua ke benua lain, misalnya perpindahan orang-orang Eropa ke Benua
Amerika untuk mencari kehidupan baru. Demikian pula perpindahan orang-orang
Negro dari Afrika. Sekarang hal seperti itu jarang dan hampir tidak terjadi
lagi. Bagi Indonesia angka imigrasi dan emigrasi ini berangkali kecil, sehingga
dalam perhitungan pertumbuhan penduduk dapat diabaikan.
0 komentar:
Post a Comment