Apr 10, 2012

Sumber daya Manusia dalam Pelestarian Lingkungan

Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
Manusia tidak hanya menjadi konsumen sumber daya alam, melainkan menjadi sumber daya bagi manusia sendiri. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan dari manusia meliputi:

  • Tenaga fisik, yaitu sumber tenaga kerja (man power resources).
  • Pikirannya sebagai sumber daya mental (mental resources), berupa keahlian  (expertise).
  • Kepemimpinan (leadership).
Sumber daya manusia terdiri atas:
  1. Keadaan penduduk, meliputi jumlah penduduk, kerapatan penduduk, penyebaran penduduk, struktur penduduk, jenis kelamin, agama, pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, dan sebagainya.
  2. Proses penduduk.Secara alamiah proses penduduk disebabkan oleh kelahiran dan kematian, secara buatan disebabkan oleh migrasi. Proses penduduk berkaitan dengan pertumbuhan penduduk suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk. 
  3. Pola Sosial Penduduk, meliputi: a) pola kendali (pattern of control) seperti hukum, agama, budaya, adat istiadat, tradisi, kebiasaan, dan tata tertib, b) pola kegiatan (pattern of activity) meliputi olah raga, berkeluarga, perkumpulan, mencari nafkah, dan sebagainya,  dan c) pola bina (pattern of contruction) seperti sarana dan prasarana teknologi, fasilitas umum, dan sebagainya.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk (dinamika penduduk) adalah perubahan jumlah penduduk akibat perbedaan kelahiran dan kematian serta perbedaan migrasi. Jika memperhatikan perkembangan penduduk dunia dari tahun 1 Masehi sampai tahun 1990, kita dapat mengetahui kurun waktu yang diperlukan untuk mencapai jumlah penduduk berlipat ganda.
Tahun
Jumlah Penduduk (juta)
Kurun waktu untuk mencapai Jumlah dua kali lipat
1
250
-
1650
500
1650 tahun
1830
1000
180 tahun
1930
2000
100 tahun
1976
4000
46 tahun
1990
5321
-
2000
5982
-
              Tabel: Perkembangan Jumlah Penduduk Dunia Tahun 1 Masehi sampai Tahun 2000

Dari tabel di atas tersebut menunjukkan bahwa untuk mencapai jumlah penduduk dua kali lipat waktu yang diperlukan makin lama makin singkat. Hal ini disebabkan kemajuan ilmu dan teknologi diikuti oleh kemajuan dalam bidang kesehatan sehingga angka kematian menurun secara drastis. Pada setiap negara atau masyarakat pertumbuhan penduduknya mengalami empat periode sesuai dengan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi negara atau masyarakat yang bersangkutan. Periode-periode tersebut adalah:

Periode pertama, disebut juga periode statik yaitu periode dimana pertumbuhan penduduk berjalan dengan perlahan-lahan yang ditandai dengan tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang rendah.
Periode kedua, ditandai dengan angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi dan kesehatan, sehingga pertumbuhannya cepat karena angka kelahiran tetap tinggi.
Periode ketiga, tingkat pertumbuhan mulai turun, tingkat kematian stabil hampir pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun, terutama adanya batasan jumlah anggota keluarga.
Periode keempat, disebut juga periode penduduk stasioner, tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun dengan sedikit demi sedikit sehingga pertumbuhan penduduk rendah.
Dari beberapa periode pertumbuhan penduduk tersebut, pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua, dan sekarang sedang menuju periode ketiga. kondisi ini sesuai dengan anjuran pemerintah untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera.
Hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan pembangunan tergantung pada tahap-tahap pembangunan itu sendiri. Menurut Rostow negara-negara yang saat ini tergolong maju telah menempuh 5 tahap pembangunan yaitu: tahap masyarakat tradisional, tahap pra kondisi untuk tinggal landas, tahap tinggal landas, tahap menuju kedewasaan, dan tahap konsumsi massa tinggi.
Tahap yang paling kritis di antara tahap-tahap tersebut adalah tahap tinggal landas karena banyak dana yang tersedot untuk biaya pembangunan sarana dan prasarana. Namun tahap kritis tersebut akan dapat dilalui apabila tingkat tabungan dan inventasi mampu mencapai antara 5-10% dari pendapatan nasional disamping perlu terciptanya kerangka politik, sosial dan kelembagaan yang menuju era inggal landas tersebut. oleh karena itu sakah satu strategi untuk meningkatkan investasi adalah meningkatkan pendapatan per kapita dengan memacu pertumbuhan ekonomi.
Dalam bidang kependudukan, Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk dari 2,3% pada tahun 1980 menjadi 1,6$ pada tahun 2000. Pada beberapa provinsi tingkat pertumbuhannya sekitar 1%, bahkan di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai sekitar 0,5%, meskipun masih terdapat provinsi-provinsi yang pertumbuhannya di atas 3%. Tingkat pertumbuhan yang tinggi pada beberapa propinsi tersebut disebabkan oleh migrasi masuk yang banyak, karena daerah-daerah tersebut sedang dalam proses pengembangan atau pembukaan daerah baru yang memerlukan banyak tenaga kerja.

Rumus pertumbuhan penduduk sebagai berikut:
P + (L-M) + (I-E)
di mana
P = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran dalam 1 tahun
M = jumlah kematian dalam 1 tahun
I = imigrasi
E = emigrasi

Pada masa sekarang, jumlah dan pertambahan penduduk suatu negara tidak lagi banyak dipengaruhi oleh migrasi. Beberapa ratus tahun yang lalu memang pernah terjadi perpindahan penduduk dari satu benua ke benua lain, misalnya perpindahan orang-orang Eropa ke Benua Amerika untuk mencari kehidupan baru. Demikian pula perpindahan orang-orang Negro dari Afrika. Sekarang hal seperti itu jarang dan hampir tidak terjadi lagi. Bagi Indonesia angka imigrasi dan emigrasi ini berangkali kecil, sehingga dalam perhitungan pertumbuhan penduduk dapat diabaikan.






0 komentar:

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design