May 14, 2016

Perspektif Kegagalan

Bagaimana rasanya mengalami kegagalan? tentu tergantung jenis dan peristiwa kegagalan yang dialaminya. Ketika seorang teman memberi tahu ada konser Jazz oleh Dwiki Dharmawan di hotel tempat kami menginap saya menanggapi biasa-biasa saja, toh saya tidak begitu tertarik dengan musik jazz yang menurut saya kurang begitu bisa saya nikmati. Tapi Dwiki Dharmawan dan Ita Purnamasari? saya sering mendengar nama itu, dan ada beberapa lagu yang cukup saya kenal dari mereka. Maka kemudian saya memutuskan untuk memesan satu tempat dalam acara itu karena sebagian besar teman yang lain sudah terlebih dulu mendapatkan tiket. Mumpung di sini, toh tidak terlalu mahal. Tapi apa daya, ketika samapai di resepsionis, ternyata tiket sudah habis. Maka batal deh saya nonton konser Dwiki Dharmawan.
Itu adalah contoh kegagalan ang saya alami, saat itu kekecewaan saya tidak begitu besar karena memang saya tidak begitu ambisi untuk menonton konser tersebut. Beda ceritanya jika saya adalah penggemar berat musik jazz, menyukai sang musisi sampai hafal semua lagu-lagunya, dan sedah merencanakan jauh-jauh hari untuk menonton. Pasti saya akan meratapi kegagalan tersebut.
Ada dua hal yang berbeda dalam menyikapi kegagalan. Pertama menerima dengan biasa-biasa saja, dan kedua tentu saja meratapi kegagalan tersebut. Katagori pertama berlaku bagi mereka yang menganggap kegagalan tersebut sebagai peristiwa biasa yang akan dianggap angin lalu, sementara bagi yang mengalami peristiwa kedua, kegagalan itu begitu membekas. karena sudah ada usaha keras sebelumnya dan pertimbangan psikologis lain.
Pun demikian, ada kalaya kita malu, saat mendapat kegagalan. Lihatlah adik-adik kita yang gagal mendapatkan kursi di SNMPTN tahun 2016 ini. Dari informasi kita membaca ada satu sekolah yang seluruh alumninya gagal diterima dalam SNMPTN karena adanua kesalahan yang sampai tulisan ini saya buat masih dalam tahap investigasi. Mereka gagal, tentu sebagian merasa malu karena ada yang menjadi juara berbagai even kejuaraan ilmiah, masak tidak mendapatkan kursi PTN sesuai pilihan, dia pasti kecewa, walaupun masih ada kesempatan jalur lain. Kepala sekolah tentu juga malu karena ini menyangkut harga dili dalam melaksanakan tugas.
Mungkin juga kita akan marah karena kita sudah merasa berusaha semaksimal mungkin, atau usaha kita sia-sia karena ulah orang lain yang menggagalkan rencana kita. Kita berpikir segala daya upaya talah kita lakukan agar keinginan kita tercapai, tapi tetap saja gagal. Wajar kalau kita marah.
Bagaimana kita mesti mensikapi berbagai peristiwa kegagalan yang kita alami? Orang Jawa bilang SUMELEH. Kata ini sulit diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Mungkin sedikit punya kesamaan dengan Nrimo Ing Pandhum. Tapi kurang lebih maksud sumeleh adalah ihlas menerima kondisi apapun dengan tetap berusaha agar suatu saat berhasil. Sikap sumeleh itu yang mencegah kita menyalahkan orang lain atas setiap kegagalan yang kita alami, sebaliknya akan mendorong kita berbuat lebih baik

0 komentar:

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design