Oct 8, 2012

Faktor-Faktor Lingkungan yang Berpengaruh Terhadap Distribusi Tumbuhan


Pendahuluan   
Bentuk fisik tumbuhan maupun masyarakat tumbuhan berbeda-beda menurut tempat dan kedudukannya di atas permukaan bumi, seperti letak lintang, topografi, edafik, serta kedudukannya di benua. Oleh sebab itu para ahli geografi tumbuhan dalam kajiannya, lebih menitikberatkan pada hubungan tambahan tersebut dengan unsur-unsur fisikal untuk menentukan jenis, komunitas sebaran, zonasi tumbuhan di atas permukaan bumi.
Ekologi merupakan studi hubungan timbal balik antara organisme-organisme dan antar organisme itu sendiri dengan lingkungan. Faktor-faktor ekologi itu banyak dan beraneka ragam dan saling bergantungan. Faktor ekologi itu dapat berpengaruh terhadap kesuburan atau kelemahan dan keberhasilan berbagai komunitas tumbuhan melalui takson-takson penyusunnya. Keempat golongan utama faktor ekologi yang akan kita bahas adalah iklim, fisiografi, tanah dan makhluk hidup.

Faktor Iklim
Faktor-faktor iklim meliputi sifat-sifat umum iklim daerah misal yang menunjukkan fluktuasi berdaur harian, musiman atau berjangka panjang. Pada umumnya faktor-faktor yang diklasifikasikan sebagai faktor iklim mempunyai pengaruh dominan. Ada 5 faktor iklim utama yang harus kita perhatikan dalam menentukan tipe-tipe vegetasi, yaitu:
Cahaya. Cahaya merupakan suatu faktor esensial untuk fotosintesis serta cahaya juga perlu untuk beberapa proses reproduksi. Iklim cahaya pada suatu tempat bergantung pada lamanya penyinaran, agihan waktu, intensitas, dan kualitas cahaya yang diterima. Pengaruh cahaya terhadap fotosintesis sebagian besar bergantung pada intensitas yang juga mempengaruhi pertumbuhan. Di tempat terbuka, pertumbuhan memanjamng terhambat, organ-organ lateral bertambah luas, sedang dalam kondisi yang berdesak-desakan seperti dalam hutan, bentuk tumbuhan cenderung lebih memanjang dan sempit. Berbagai tingkat atau lapisan dalam hutan biasanya memiliki iklim cahaya yang berbeda-beda.
Suhu. Faktor ini memiliki arti vital, karena suhu menentukan reaksi-reaksi dan kegiatan-kegiatan kimiawi yang mencakup kehidupan. Mintakat besar vegetasi dunia seperti mintakat-mintakat menurut ketinggian, terutama bergantung pada suhu. Contohnya tumbuhan megateran, mikrotern, dan mesotern. Tumbuhan yang berbeda juga dalam beradaptasi terhadap keadaan suhu juga berbeda. Rata-rata suhu tahunan yang nyata dibawah titik beku ditemukan dibeberapa daerah kontinental. Untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai iklim suhu yang berpengaruh terhadap tumbuhan, pelacakan dapat diperoleh secara sinkron pada masing-masing tingkat atau lapisan vegetasi dan tanah yang dilalui oleh akar.
Presipitasi (curah hujan). Banyaknya hujan, khususnya yang jatuh di suatu daerah selama setahun merupakan suatu faktor penting karena curah hujan menentukan ketersediaan air untuk pertumbuhan dan proses-proses vital lain. Dengan semakin berkurangnya curah hujan, terdapat kecenderungan semakin lebih banyaknya tumbuhan dengan sifat-sifat untuk membantu penghambatan air, seperti tumbuhan / xerofita merupakan tumbuhan yang umumnya hidup di tempat-tempat kering.
Daya Penguapan. Ini merupakan faktor ynag penting bagi kehidupan tumbuhan. Daya penguapan ditunjukkan kira-kira oleh lembab nisbi (perbandingan uap air yang terdapat dalam atmosfer dengan yang diperlukan untuk kejenuhan pada suhu tertentu) ynag juga memperhatikan suhu, dan menentukan ”tarikan” oleh atmosfer dari masyarakat tumbuhan. Lembab Nisbi umumnya diukur dengan ”bola basah dan kering”, higrometer, pada waktu tertentu. Untuk pencatatan kontinu, pelacakan dapat dilakukan dengan higrograf automatik. Deretan alat-alat tersebut menunjukkan perbedaan nyata dalam lapisan hutan yang tingginya berbeda-beda.
Angin. Karena ada gesekan dengan permukaan tanah, batuan, sifat-sifat fisiografi utama dan massa vegetasi, maka angin cenderung meningkatkan kecepatannya dengan semakin tinggi dari permukaan tanah. Angin mempengaruhi faktor-faktor ekologi lain disuatu tempat. Secara umum yang penting bagi tumbuhan adalah cara bagaimana angin meningkatkan kehilangan air (penguapan) dengan terus-terus membawa udara yang belum jenuh dengan air sehingga bersentuhan daun-daun dan tunas-tunas muda. Angin juga dapat menyebabkan erosi tanah dan abrasi vegetasi. Dari segi fisiologi mengurangi pertumbuhan dengan mengganti udara basah dengan udara kering dan meningkatkan transpirasi dan menurunkan turhor sel-sel tumbuhan yang dipengaruhi.

Faktor Topografi
Faktor-faktor fisiografis adalah faktor-faktor yang ditimbulkan oleh susunan, konformitas, dan ”perilaku” permukaan bumi. Misalnya sifat-sifat topografi seperti ketinggian dan kemiringan, proses-proses geodinamik seperti pendangkalan dan erosi dan konsekuensinya oleh geologi setempat. Juga mencakup hembusan pasir/debu yang pada keadaan tertentu dapat mencapai ukauaran besar.
Faktor-faktor fisiografi berpengaruh terhadap vegetasi setempat melalui iklim dan edafik yang ditimbulkan. Faktor-faktor ekologi secara luas mempunyai hubungan saling ketergantungan dan faktor-faktor fisiografi nyata pengaruhnya terhadap vegetasi di daerah-daerah dengan topografi yang drastik dan iklim keras. Relief topografi yang kuat cenderung menghasilkan iklim lokal yang menyolok. Terlepas dari kecenderungan menjadi lebih berangin pada elevasi yang lebih tinggi, suhu udara tanah cenderung menjadi lebih rendah dan kelembaban nsibi lebih besar bila kita naik keatas dengan tekanan udara yang berkurang dan radiasi panas yang meningkat intensitasnya. Variasi iklim menjadi semakin ekstrem dan cepat dengan semakin bertambahnya ketinggian.
Pengaruh fisiografi, bahwa di belahan bumi utara, lereng yang menghadap ke utara cenderung lebih sesuai kondisi yang lembab daripada lereng yang menghadap keselatan pada ketinggian yang sama. Ini karena pengaruh penyinaran terhadap suhu udara dan suhu tanah dan akibatnya pada lembab nisbi dan penguapan dan melalui aspek-aspek tersebut berpengaruh terhadap keadaan air setempat, kendati curah hujan sama
Perbedaan vegetasi oleh topografi yang paling sering adalah korelasinya dengan lengas, dicirikan di tempat yang air berkurang dan konsekuensinya merupakan faktor kritis. Sehingga terdapat vegetasi yang berbeda dan flora pada kedua sisi lembah yang dalam atau gunung terjal.
Kemiringan suatu lereng menentukan sebagian besar stabilitas permukaan dan kemampuan untuk menahan air dan pengaruh aspek dan dadahan di garis lintang tinggi. Belahan bumi utara lereng yang terjal menghadap ke selatan menerima sinar matahari siang, dan lereng terjal yang menghadap ke utara menerima sinar pagi dan sore miring yang lemah. Perbedaan ini berpengaruh pada kondisi air dan suhu ditempat itu dan vegetasinya.
Kemiringan juga berpengaruh pada sifat-sifat dan banyaknya tanah yang terhimpun. Tekstur dan tipe batuan yang berbeda menghasilkan topografi yang berbeda sehingga iklim setempat yang ditimbulkan secara fisiografi. Perbedaan itu mempengaruhi kondisi air, juga arus yang dibawahnya tersumbat air dan kembali dengan demikian mempengaruhi habitat.

Faktor Edafik
Faktor-faktor edafik adalah faktor-faktor yang bergantung pada keadaan tanah, kandungan air dan udara, organisme yang hidup didalamnya. Dalam penerapan praktek pertanian, hortikultura, dan kehutanan. Perbedaan-perbedaan pada tanah sering merupakan penyebab utama terjadinya perubahan vegetasi dalam daerah iklim yang sama. Maka faktor-faktor edafik merupakan faktor-faktor yang mempunyai arti yang sangat besar bagi geografi tumbuhan.
Tanah yang tidak terganggu oleh pertanian dan faktor-faktor lain pada umumnya menjadi berlapis-lapis menunjukkan lapisan mendatar pada kedalaman yang berbeda-beda, mempunyai komposisi yang sangat berbeda dan sifat-sifatnya yang berbeda pula. Pada tanah dapat ditunjukkan adanya 3 horison yaitu:
  • Mintakat atas, merupakan mintakat terjadinya penyerapan garam-garam yang larut dan bahan-bahan yang berbutir halus.
  • Mintakat tengah yang merupakan tempat pemusatan.
  • Mintakat ketiga, dimana tidak terjadi penyerapan maupun akumulasi yang ekstensif sama sekali.
Profil-profil karakteristik yang terbentuk itu sampai suatu derajat tertentu lahir karena pengaruh iklim. Tanah yang telah matang secara kasar dapat diklasifikasikan menurut tipe iklim atau kelompok dunia, yaitu:
  • Tanah padsol, terbentuk didaerah dingin dengan curah hujan yang relatif lebih tinggi daripada penguapannya.
  • Tanah perang, pada umumnya dengan curah hujan yang lebih rendah didaerah-daerah kontinental.
  • Tanah padang rumput, dengan curah hujan yang lebih tinggi.
  • Tanah perang kastanya, ini ditempat-tempat yang lebih panas dan lebih kering.
  • Tanah laterit, dengan curah hujan yang tinggi didaerah tropika.
  • Tanah geluh merah, dengan curah hujan yang lebih rendah di daerah iklim sedang yang panas
  • Tanah tundra, didaerah kutub yang lapisan bwahnya tetap membeku dan dekomposisi organik mengalami hambatan.
Fragmen Mineral. Fragmen-fragmen mineral, berbagai ukuran yang merupakan hasil disintegrasi bahan batuan akibat pelapukan fisik atau kimiawi, bahan induknya dapat bersifat lokal atau bukan demikian juga pelapukannya. Kontinen mineral ini merupakan kerangka anorganik dan jauh berbeda-beda sesuai dengan sifat fisik dan kimiawi bahan induknya. Fragmen-fragmen ini berpengaruh terhadap tumbuhan yang dengan menyebabkan terjadinya variasi dalam air tanah dan aerasi, karena kemampuan menahan air sangat dipengaruhi komposisi mekanik (perbandingan relatif partikel-partikel mineral dengan ukuran berbeda-beda yang ada di dalam tanah.
Air Tanah. Air tanah yang mengandung zat-zat terlarut juga mempunyai air yang fundamental karena pada umumnya merupakan sumber air utama bagi tumbuhan. Air merupakan bahan esensial bagi tumbuhan karena menurut bobotnya merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan, sebagai medium berlangsungnya perubahan-perubahan fisik dan kimiawi, dan karena air harus diserap dalam jumlah besar untuk menutup kehilangan akibat adanya transpirasi dari permukaannya yang berlangsung terus menerus. Tanah yang ekstrem kering dan dibawah arus air tanah yang permanen, air tanah terutama membentuk lapisan air disekitar partikel-pertikel penyusun tanah. Jumlah air demikian itu dan tebalnya film bergantung pada faktor-faktor seperti konstitusi mekanik tanah, lamanya curah hujan dan kecenderungan pelimpasan, pada kondisi cuaca berikutnya, pada kadar bunga tanah, pada penutupan oleh vegetasi dan seresah dan pada pengaruh penutupan terhadap kehilangan akibat terjadinya transpirasi dan evaporasi.
Udara dalam tanah. Udara dalam tanah, merupakan salah satu penyusun utama tanah yang fungsinya terutama mengisi ruang-ruang diantara partikel-pertikel tanah yang dibalut lapisan air. Udara didalam tanah cenderung mengandung oksigen dalam kadar yang lebih rendah dan kadar karbondioksida yang lebih tinggi daripada udara biasa dan biasanya jenuh dengan uap air. Karena secara normal dalam tanah diperlukan oksigen dalam jumlah besar untuk kehidupan mikroorganisme dan penghuni lain dan untuk pernapasan bagaian-bagian yang tinggi yang terdapat dalam tanah.
Bahan Organik. Bahan organik yang berasal dari tumbuhan mati atau bagian-bagian pada tumbuhan atau dari hewan atau ditumbuhkan ke dalam tanah dengan sengaja sebagai pupuk kandang, merupakan penyusun tanah yang sangat penting. Semua tanah yang ada vegetasinya mengandung bahan organik yang telah mati, biasanya sedikit banyak telah terurai menjadi bunga tanah, yang merupakan tempat utama kegiatan mikroorganisme yang menghasilkan zat-zat hara.
Organisme hidup. Organisme hidup bersama akar-akar dan bagian-bagian lain tumbuhan dibawah tanah dari tumbuhan yang hidup diatas tanah mencakup penyusun penting lain dari tanah. Organisme hidup itu meliputi flora dan fauna tanah yang bersifat mikroskopik dan kegiatan hidupnya terpusatkan pada kandungan tanah yang berupa bunga tanah dan yang sering sangat peka terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungannya yang terbatas. Organisme hidup itu mempunyai arti penting dalam memlihara keseimbangan ekologi dan kehidupan di bumi. Organisme itu juga menyebabkan berbagai zat hara esensial bagi tumbuhan tinggi, termasuk nitrogen dalam bentuk yang langsung dapat digunakan.

Faktor Biotik   
Faktor biotik adalah faktor-faktor yang ditimbulkan oleh makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang menurut kenyataannya berkisar dari manusia dan pemakan tumbuhan yang besar dan pohon-pohon sampai ke mikroorganisme tanah.
Faktor biotik berguna dalam menggambarkan jumlah komponen dalam suatu lingkungan dekat atau habitat yang dikenal sebagai pembentuk ekosistem yang berdiri sendiri, yang pada satu pihak tersusun atas bagian-bagian anorganik dan dilain fihak atas berbagai organisme yang hidup bersama dalam suatu unit sosiologi yang disebut biota
Suatu komunitas biota utama yang besar, yang didalamnya vegetasi klimaks kurang lebih bersifat seragam disebut bioma. Tumbuhan membentuk komunitas tumbuhan yang dapat didefinisikan sebagai seluruh populasi tumbuhan yang hidup bersama dan sebagai keseluruhan mempertahankan suatu individualitas gabungan yang tidak sama dengan jumlah total manifestasi dan pengaruh-pengaruh komponennya secara terpisah-pisah.
Tumbuh-tumbuhan penyusun suatu komunitas banyak mempunyai mempunyai pengaruh internal yang langsung terhadap tumbuhan lain yang bersifat timbal balik terhadap habitatnya. Dengan sendirinya akan muncul dalam keseluruhan pengaruh hewan langsung atau tidak langsung terhadap tumbuhan.
Terlepas dari perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh komponen-komponen tumbuhan yang penting dan yang kurang penting itu sendiri, berbagai macam organisme lain dapat berpengaruh terhadap suatu komunitas tumbuhan dengan cara bermacam-macam. Misalnya bakteri yang menyebabkan terjadinya perubahan kimiawi dengan segala macam cara. Tumbuhan rendah yang hidup sebagai parasit adalah sangat penting untuk tanaman budidaya yang pertumbuhannya sering memacu parasit itu atau serangga pendukungnya. Pengaruhnya terhadap vegetasi tidak begitu banyak diketahui.
Pengaruh hewan bertulang belakang lebih kecil, karena manusia menghancurkannya maka akan mengganggu keseimbangan alam. Dari hewan penyonggut yang besar seperti bison penting dalam mempertahankan lahan rumput yang berarti hutan pada umumnya cenderung untuk meningkat pada lahan rumput kalau tidak ada penggembalaan yang berat.
Pengaruh faktor biotik umumnya diatur manusia bersifat merusak seperti dalam erosi. Namun hewan masih sering membantu vegetasi dalam pemencaran biji, buah, dan spora dan seterusnya kemudian manusia membantu dalam pengairan, pembangunan penahan angin, peningkatan kesuburan tanah dan berbagai cara penggarapan tanah dan pemindahan tumbuhan yang berguna / pembentukan tumbuhan baru.
Perladangan berpindah di daerah tropika sangat merusak vegetasi, pohon-pohon serta kesuburan tanah yang terhimpun bertahun-tahun habis hanya dalam beberapa tahun saja. Kemudian erosi yang lebih merusak terjadi akibat pembukaan hutan. Langkah yang tepat mengatasi hal itu adalah pengawetan vegetasi, pengawetan lahan dan pelestarian hutan terhadap kebakaran. Pembakaran hutan yang berulang akan megubah tumbuhan yang dominan dan komunitas yang dapat mengadakan regenerasi setelah pembakaran.
Kebakaran menguntungkan jenis-jenis tumbuhan yang tahan api dengan menghilangkan pesaing-pesaingnya yang tidak begitu tahan. Pembudidayaan tanaman didasarkan pada persiapan permukaan substrat yang cocok untuk menerima biji setelah dibersihkan dari vegetasi lain, pengendalian gulma serta mempertahankan kondisi yang menguntungkan bagi tumbuhan yang dibudidayakan. Agar memuaskan secara terus menerus perlu dilakukan penggarapan tanah seperti pencangkulan dan pembajakan.     

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design