Oleh S Agung Nugroho
KITA baru sadar negara kita merupakan daerah rawan bencana ketika musibah telah datang. Selain sangat eksotis, negeri ini juga rawan bencana, karena secara geografis terletak di lempengan dan patahan Asia.
Berpijak hal tersebut, perlu kiranya ada kurikulum yang membahas tentang kesiagaan terhadap bencana di sekolah, mengingat pada saat terjadinya bencana akan dapat menimpa siapa saja. Lewat kurikulum sekolah siaga bencana dapat membantu pemerintah dalam melakukan proses penanganan bencana, meskipun kita tahu ada lembaga sosial seperti PMI, Depsos, LSM lain.
Penerapan kurikulum siaga bencana diharapkan dapat melatih respons peserta didik dalam keadaan tanggap darurat. Dengan pengetahuan itu dimungkinkan mengurangi penyimpangan yang dilakukan manakala mereka kelak menjadi pejabat publik/pengambil keputusan.
Implementasi kurikulum sekolah siaga bencana tidak perlu masuk dalam pembelajaran tersendiri, melainkan dapat terintegrasi pada mata pelajaran yang ada, seperti PKn, tersisipkan bagaimana kita melayani korban bencana dengan baik.
Dalam pelajaran IPS dan IPA, dapat disisipkan pengetahuan tentang kondisi geografi dan kerawanannya, sehingga siswa mampu memahami gejala-gejala alam bila akan terjadi bencana. Termasuk dalam Mapel Agama dapat diaplikasikan pemahaman bahwa bencana merupakan ujian yang sedang diberikan Tuhan YME, sehingga kita harus tabah menerimanya.
Pada Mapel teknik/IPA, dapat disampaikan bagaimana mendesain bangunan tahan gempa, banjir, daerah mana yang aman untuk pemukiman, maupun dalam mata pelajaran lain. Penerapan kurikulum sekolah siaga bencana dapat melibatkan berbagai lembaga terkait. Termasuk dalam proses sosialisasi. Harapannya program tersebut selaras dengan program pendidikan karakter, karena pada hakikatnya kita merupakan masyarakat yang berbudaya. (37)
— Drs S Agung Nugroho (tito) MM CHt, kasek SMP 23 Semarang, relawan PMI
Nov 22, 2010
Menggagas Kurikulum Siaga Bencana
5:06 PM
Muh. Sholeh
0 komentar:
Post a Comment