Kompas.Kamis, 2 September 2010 | 22:03 WIB
Oleh Ichwan Susanto
Jangan mengaku penikmat bawah laut sejati bila belum ke Raja Ampat yang merupakan pusat segitiga karang dunia (poros Filipina, Malaysia, Papua Niugini, Timor Leste, dan Australia). Jadi kalau belum, sebaiknya memasukkan Pantai Waisai Tercinta, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat ke dalam daftar tempat yang harus dikunjungi.
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO
Masyarakat Distrik Wamarbomi memperagakan kehidupan mereka saat berangkat berburu ikan, Senin (3/5) di Pantai Waisai Tercinta (WTC) Raja Ampat, untuk memeriahkan Festival Raja Ampat 2010. Mereka mengangkap ikan dengan menggunakan kalawai atau tombak serta jebakan bubu sebelum ada pancing/jala.
Pesona alam dan keragaman budaya di daerah kepala burung Papua ibarat sebuah "mahkota", yang membuat Raja Ampat mampu "menyihir" dunia dengan keelokan alam tiada tara. Daerah yang terdiri dari empat pulau besar atau Raja Ampat persisnya adalah wilayah Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool.Tokoh adat Mner Wawarbomi, Enos Rumbarar, menjelaskan, asal-muasal terjadinya Raja Ampat melekat dalam cerita rakyat setempat. Pada suatu waktu, di Teluk Kabui terdapat sepasang suami-istri pergi ke hutan mencari makanan. Saat tiba di Sungai Waikeo, para peladang itu menemukan enam butir telur naga. Telur ditempatkan dalam noken (tas perempuan dari anyaman akar-akaran) dan suatu malam mereka mendapati lima telur di antaranya telah menetas. Dari semuanya keluar bayi berpakaian halus. Telur itu menetas menjadi empat laki-laki dan seorang perempuan. Melalui pakaiannya yang halus, diketahuikelimanya adalah keturunan raja. Empat anak lelaki itu diberi nama War (menjadi Raja di Waigeo), Betani (menjadi raja di Salawati), Dohar (menjadi raja di Batanta atau Lilinta), dan Mohamad (menjadi raja di Misool atau Waigama), serta anak perempuan diberi nama Pintolee.Untuk mencapai kawasan Raja Ampat, sekarang ini relatif mudah. Sebab, saban hari, pukul 14.00, tersedia kapal cepat (Marina Express) dan feri yang melayani penumpang dari Sorong ke Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat dengan waktu tempuh 2,5 jam. Sementara perjalanan udara dari Jakarta ke Sorong dapat ditempuh dengan pesawat Express Air, Batavia Air, Lion Air, atau Merpati selama sekitar lima jam. Adapun dengan kapal Pelni, jarak Jakarta-Sorong bisa ditempuh dalam tiga hari.
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO
Para penari dari Salawati Utara memperagakan tari Wor, Senin (3/5) di Pantai Waisai Tercinta (WTC) Raja Ampat, untuk memeriahkan Festival Raja Ampat 2010. Pada zaman nenek moyang mereka, tari Wor dipakai dipakai untuk memutuskan apakah akan melakukan perang atau tidak. Namun kini, tarian ini digunakan untuk pemberi semangat bagi pembangunan setempat.
Menurut catatan lembaga swadaya masyarakat Conservation International Indonesia, perairan Raja Ampat adalah tempat berlindung gugusan terumbu karang di Indonesia.Bagi para penyelam, di sinilah ikan manta-ray berukuran lebar lebih dari dua meter bisa dilihat dari dekat. Juga mamalia paus sepanjang empat meter. Pesona itulah yang menarik minat turis dari Amerika, Eropa, dan Asia.Raja Ampat pantas dijuluki Kabupaten Bahari. Maklum, dari sekitar 46.000 kilometer persegi total luas wilayahnya, 80 persen berupa lautan. Namun, hal ini menjadi dilematis. Di satu sisi, daerah ini sedang giat-giatnya membangun. Sementara sebagian besar area perairan telah disepakati menjadi kawasan konservasi laut daerah.
Dengan luas daratan terbatas dan dilindungi undang-undang kehutanan, situasi ini diakui Bupati Raja Ampat Marcus Wanma sebagai hal yang menyulitkan. "Waisai yang kami tempati ini sebelum pemekaran adalah hutan belantara yang masuk cagar alam, tetapi dibuka karena kebutuhan daerah," ucapnya.
Namun Raja Ampat harus bijaksana dalam memanfaatkan kekayaan tambangnya agar kemilau alamnya tidak pudar. Apalagi Raja Ampat, yang merupakan pusat karang dunia. Kalau karang mati, tidak ada lagi kehidupan di laut.
1 komentar:
NAMA :REZZA MUSTAGFIRI
NIM :320149080
Prodi :P.Geografi
Raja ampat meanglah tepat disebut miniatur Indonesia mini, pulau di timur Indonesia tersebut memiliki kekayaan alam yang tak ternilai harganya.Dalam pulau tersebut masyarakatnya masih mencerminkan masyarakat Indonesia yang mengahargai alam dan memanfaatkan SDA yang ada.
Post a Comment