Perguruan Tinggi Gagal Lahirkan Kecendekiawanan

MI. Minggu, 17 Oktober 2010 03:58 WIB

SURABAYA--MICOM: Perguruan tinggi telah gagal karena hanya melahirkan kecerdasan dan bukan kecendiakawanan. Sumber kebenaran itu bukan hanya logika, tapi kita punya masalah dalam penyelenggaraan pendidikan.

Hal itu diungkapkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat memberi orasi dalam wisuda sarjana di Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Sabtu (16/10).

Menurutnya kegagalan perguruan tinggi itu terlihat dari tidak bekerjanya kecendekiawanan dari para lulusannya."Orang pintar saja tapi tidak cendekia itu justru mengacaukan keadaaan, karena hanya melahirkan orang-orang yang tidak jujur, korup, dan tidak bertanggung jawab kepada bangsanya," katanya.

Karena itu, katanya, perguruan tinggi harus melakukan perbaikan dengan reorientasi pendidikan ke arah filsafat pendidikan yakni pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, tapi pendidikan yang berwatak.

"Pendidikan yang berwatak atau berkarakter itu telah diajarkan para tokoh pergerakan dengan mendirikan Boedi Oetomo untuk mengajarkan budi pekerti yang mulia. Atau, Bung Karno dengan membangun karakter bangsa yang bertanggung jawab," katanya.

Di hadapan 491 wisudawan, Prof Mahfud MD mengingatkan pentingnya pendidikan karakter, karena sumber kebenaran itu bukan hanya logika, sehingga agama juga merupakan sumber kebenaran. "Ilmu dan agama itu saling melengkapi. Jangan menuhankan logika, tapi juga jangan percaya klenik. Tuhan mengajarkan ada hal yang logis dan ada hal yang gaib," katanya.

Ia mencontohkan Al Quran sudah lama menyebutkan kota bawah tanah bernama Iram yang ditenggelamkan Tuhan akibat kedurhakaan kaum Aad. "Sejak zaman Nabi Luth hingga Nabi Muhammad SAW, kota Iram itu masih misteri dan baru terungkap pada tahun 1993 setelah ada penelitian dari para arkeolog Eropa. Jadi, kegaiban itu ada, meski akhirnya terungkap," katanya. (Ant/OL-04)