Oct 31, 2010

TIPE VEGETASI DAERAH TROPIS DAN DAERAH SEKITARNYA

Hutan tropika basah

Tipe vegetasi ini merupakan formasi yang terdapat atau tersebar di daerah katulistiwa dan merupakan tipe vegetasi yang paling lebat dari semua tipe vegetasi yang ada. Vegetasi ini didukung oleh iklim tropis yang basah tanpa ada bulan kering dan suhu tinggi. Persebaran tipe vegetasi ini terdapat didaerah :

-Daerah sungai Amazone di Amerika Selatan, daerah karibia dan teluk Meksiko, Brazilia sampai di Kolombia dan Ekuador.
-Daerah sepanjang katulistiwa di Afrika Tengah, Afrika Barat dan Timur serta Malagasi.
-Bagian barat India dan Srilangka
-Daerah Malaysia terus ke pegunungan Himalaya, Indonesia dan Philipina. Kemudian kearah selatan dan ke timur. Sumatera timur, Kalimantan, Jabar, Sulawesi Tengah dan Irian.
Walaupun didaerah-daerah ini hutan tersebut sudah mulai berkurang atau berubah karena campur tangan manusia melalui illegal loging dan perambahan hutan. Daerah yang ditempati hutan tropika ini biasanya mempunyai topografi agak rata sampai bergelombang serta pada lereng-lereng gunung sampai ketinggian ± 1000 m. Hujan tahunan rata-rata 300 – 400 cm dengan suhu ± 25o – 26o C dan kelembaban nisbi > 80 %. Di dalam hutan tropika basah ini berkembang subur serangga, burung dan binatang – binatang seperti monyet, ular dan lain-lain. yang tak terhitung jumlah dan jenisnya. Tumbuhan utama penyusun hutan tropika basah biasanya terdiri atas tujuh kelompok yaitu :
1)Pohon-pohon hutan
Pohon-pohon ini merupakan komponen structural utama. Yang disebut ”atap” atau ”tajuk” (”canopy”) yang terdiri atas tiga ”tingkat” atap (tajuk) dengan tingkat tertinggi (A) sering agak berjauhan dan agak jarang. Tingkat kedua (B) membentuk massa dengan ketinggian antara 15 – 30 m. Kemudian pohon-pohon yang lebih pendek membentuk tingkat tiga (C); pada umumnya tingginya antara 5 – 15 m. Daun-daun umumnya berukuran sedang dan luas 2000 – 18000 mm2 Daun tersebut, biasanya tunggal, kaku berwana hijau tua dengan permukaan mengkilat. Pembuangan, pembuahan dan pergantian daun dapat kapan saja terjadi dalam setahun, sebab setiap jenis tumbuhan cenderung mempunyai waktunya sendiri-sendiri dalam hal berbunga, berbuah serta bertunas.
2)Terna
”Terna” merupakan vegetasi yang lebih rendah yang terdiri dari berbagai jenis dan berkembang dibawah pohon-pohon yang lembab. Seperti paku-pakuan dan sejenisnya yang merupakan lapisan semak-semak yang menempati strata empat (D). Dibawah strata lapisan ini masih berkembang jenis-jenis lainnya seperti jahe, kunir dan sejenisnya. Biasanya tummbuhan golongan terna ini, tidak dapat berkembang dengan sempurna karena kekurangan cahaya. Tumbuhan terna ini lebih berkembang pada lereng-lereng karena kemungkinan lebih banyak mendapat cahaya matahari.
3)Tumbuhan pemanjat
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan hiasan utama pada hutan tropis. Tumbuhan ini berkayu yang memanjat disebut ”liana”, memberikan salah satu sifat yang paling mengesankan dari hutan tropika basah. Tumbuhan ini dapat mencapai panjang 200 m memanjat dari pohon yang satu ke pohon yang lain, sehingga dapat dipakai oleh binatang seperti kera untuk bergelantungan dari pohon ke pohon. Ada juga jenis lain yang berduri sebagai alat untuk mencekal (mencengkram) pohon yang dipanjat seperti tumbuhan rotan. Rotan ini merupakan tumbuhan tropis yang mempunyai nilai ekonomi tinggi khususnya Indonesia.
4)Epifita
Tumbuhan ini tumbuh melekat pada batag, cabang dan bahkan pada daun-daun. Epifita pada umumnya tidak menimbulkan pengaruh buruk pada tumbuhan inang yang tumpanginya. Kehadiran epifita pada hutan ini merupakan ciri-ciri yang membedakan hutan tropika basah dari pada komunitas hutan didaerah hutan sedang tumbuhan itu seperti misalnya anggrek, paku epifit, lumut-lumut pohon dan lain-lain.
5)Pencekik pohon
Tumbuhan ini, memulai kehidupannya sebagai epifita, kemudian mengirim akarnya tumbuh turun ke tanah, menyebabkan tidak lagi bergantung pada tumbuhan inangnya, tumbuhan seperti ”ficus”
6)Saprofita
Tumbuhan ini, mendapatkan zat haranya dari bahan organik yang mati, merupakan komponen heterotrop yang tidak berwarna hijau seperti cendawan, bunga raflesia mahillana. Bunga Raflesia ini tidak mempunyai daun atau batang, juga tanpa klorofil. Bunga langsung tumbuh dari akar inangnya. Bunga ini terkenal dengan nama bunga bangkai yang terdapat di Lampung—Sumatera. Tumbuhan Raflesia ini termasuk ”endemik” yaitu tumbuhan yang daerah agihannya hanya terbatas pada daerah terbatas atau pulau tertentu.
7)Parasit
Tumbuhan ini seperti benalu (loranthaceae) yang terdiri atas sejumlah besar jenis-jenis dan kadang-kadang terdapat dalam jumlah yang banyak diseluruh wilayah hutan tropika basah. Benalu ini merupakan semak berkayu terdapat dan tumbuh pada cabang-cabang pohon, yang dapat merugikan petani buah-buahan pohon keras.

Hutan tropika dengan irama musim
Pada umumnya vegetasi ini tumbuh didaerah dengan adanya irama musim, dan lebih bervariasi dalam formasi tumbuhan. Tumbuhan didaerah ini sebenarnya meliputi wilayah yang lebih luas. Hutan disini dapat diklasifikasikan menurut ketersediaan air yaitu :
1)Hutan musim
Hutan ini biasanya berkembang dengan adanya pergantian musim (musim kemarau dan hujan). Curah hujan biasanya lebih sedikit bila dibandingkan hutan tropika basah. Yaitu antara 100 – 200 cm setiap tahun. Hutan musim ini daerah persebarannya seperti di India, Birma, Indonesia dan juga terdapat pada tepi-tepi hutan tropika basah di Afrika, Malagasi, Indonesia khususnya Jawa Tengah dan Timur, Bali, Sulawesi Tenggara.
Vegetasinya tidak terlalu lebat. Hutan musim cenderung lebih terbuka, dengan pohon-pohon penyusunnya lebih berjauhan, sehingga cahaya dapat sampai ke tanah, biasanya hutan ini akan meranggas (menggugurkan daunnya) pada musim kemarau. Namun demikian hilangnya daun tergantung pada keadaan air tanah, misalnya pohon jati (tectona grandis) yang daunnya gugur pada musim kemarau.
Vegetasi pada bagian bawah lebih subur dibanding dengan vegetasi bawah hutan tropika basah karena adanya sinar. Pada umumnya terdiri dari semak belukar, tumbuhan berumbi lapis dan semak-semak umumnya berbunga pada permulaan musim hujan. Dalam hutan ini biasanya terdiri dari 40 sampai 50 jenis pohon.
2)Lahan hutan sabana atau bentang lahan taman (Park land)
Hutan ini sering diketemukan di daerah-daerah yang musim kemarau lebih panjang dengan curah hujan tahunan lebih rendah dari pada didaerah hutan musim. Pohon-pohon tumbuhnya berjauhan kecuali didaerah aliran sungai. Tumbuhan ini adalah tumbuhan yang tahan terhadap kekurangan air. Pada musim kemarau, juga sering meranggas. Vegetasi hutan sabana tampaknya seperti taman, sebab kaya akan padang rumput yang diselingi pohon-pohon sehingga banyak binatang (hewan) pemakan rumput. Jarang sekali dijumpai tumbuhan liana dan epifita dikawasan hutan ini. Lahan hutan sabana diketemukan secara luas didaerah tropika seperti Karibia, Brasilia, Argentina, Afrika Timur, Afrika Tengah, dan India. Untuk indonesia diketemukan di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Timur, sebagian sempit wilayah Sulawesi Tenggara. Hutan sabana ini juga dapat muncul / terjadi pada daerah yang berhutan kemudian dirusak oleh manusia (dibakar).
3)Lahan hutan berduri
Bentuk vegetasi ini diketemukan pada daerah tropik dengan iklim yang mempunyai musim kering yang panjang dan musim hujan lebat yang rendah dan singkat, dengan suhu tinggi sepanjang tahun 15 – 35o c dan presipitasi 40 – 90 cm/th. Hutan berduri ini di daerah tropika biasanya bersifdat meranggas. Akar tumbuhan ini masuk tanah cukup dalam untuk mendapat air. Semak-semak berduri ini mencapai ketinggian 3 – 5 meter.
Pada umumnya semak berduri ini berkembang didaerah kering di Amerika Selatan tropik, Karibia, Meksiko, Sudan, India. Untuk wilayah Indonesia hutan berduri hanya dijumpai sedikit di wilayah Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara Timur yang tanahnya terdiri dari kapur atau pasir dengan hujan yang sedikit dan jauh dari daerah aliran sungai (DAS)
4)Sabana dan lahan rumput lain didaerah tropika dan subtropika
Oleh sementara para ahli, sabana dianggap sebagai sinonim dengan lahan rumput ”terna” yang didalamnya terdapat pohon-pohon atau gerumbul-gerumbul tinggi. Daerah sabana terdiri dari kayu yang tinggi, terpincar dengan jarak yang cukup jauh kecuali pada daerah aliran sungai (DAS).Kajian para ahli bahwa padang rumput yang ada didaerah tropika bukanlah oleh faktor iklim, tapi diakibatkan oleh ulah manusia atau faktor kebakaran.
Persebaran lahan rumput ini di Amerika Selatan disebut Kampo dan lano daerah persebarannya meliputi Sudan, Malagasi Tengah, Australia Tengah yang terkenal dengan peternakan biri-biri (domba). Kondisi curah hujan ± 100 Cm / th dan terbagi selama 120 – 190 hari dengan kekeringan selama 6 -7 bulan. Sabana tampak sebagai taman, dimana daerah aliran sungai lebih banyak ditumbuhi pohon-pohon. Rumput tingginya berkisar antara 1 – 3 meter. Pohon–pohon yang ada biasanya tidak dijumpai seperti hutan dan umumnya banyak dijumpai dari jenis palma pohon-pohon khas dari jenis akasia.

Semak kerdil setengah gurun
Didaerah tropika, tipe vegetasi ini biasanya ditemukan dilereng-lereng perbukitan yang berbatu atau bercadas, maupun bentuk lahan yang bergelombang berpasir atau berkerikil. Semak-semak ini biasanya sudah berbatasan dengan gurun tropis
Tipe vegetasi ini dijumpai disepanjang kaki pegunungan Andes serta daerah yang berbatasan dengan sahara, dan Australia.
Curah hujan 50 cm setiap tahun, ciri semak-semak setengah gurun ini sering tumbuh terpisah-pisah atau menggerombol yang sedikit banyak bersifat kontinu, dengan daun kaku dan tebal seperti agave, Aloe dan Yucca.
Wilayah Indonesia tidak mempunyai tipe vegetasi setengah gurun, namun bila tidak hati-hati menjaga lingkungan tidak mustahil akan terbentuk lahan seperti setengah gurun.

Gurun tropika dan subtropika
Gurun mempunyai curah hujan yang sangat sedikit sehingga hanya dapat menunjang tumbuhan khusus yang letaknya berserakan. Cuaca yang sangat ekstrem (perbedaan suhu siang dan malam), menyebabkan hanya tumbuhan dan hewan yang dapat beradaptasi dapat hidup disana.
Pada umumnya gurun ini terdapat disebelah utara dan selatan dari mintakat khatulistiwa, sehingga dapat dikatakan bahwa daerah katulistiwa itu terkurung oleh gurun-gurun. Contoh: gurun Sahara, Gobi, Arab, Afrika Utara, India, Australia Tengah curah hujan ± 20 cm / th. dengan kelembaban 5 – 50 %.
Tumbuhan yang ada di gurun seperti kaktus dengan berbagai jenisnya, semak-semak yang berbau dan berperekat (”Larrea”), ada juga tumbuhan berbiji terbuka yang disebut ”tumboa” (Weltsitschia) dan semangka gurun (Acanthosicyos horrida).
Kebanyakan tumbuhan gurun mempunyai ciri-ciri tertentu seperti jaringan serabut yang berlebih, epidermis yang tebal, mulut kulit yang tenggelam dan terlindung, perlapisan permukaan tertutup sebangsa lilin. Kesemua ciri-ciri itu sebagai adaptasi terhadap kekeringan (lingkungan).
Dibeberapa tempat yang cukup ada air dapat tumbuh vegetasi yang cukup subur seperti kurma (Phoenix dactylifera) dan lain tumbuhan kayu, meskipun berdaun sempit dan tebal seperti daerah oase.

Hutan bakau (mangrove) dan vegetasi lain ditepi pantai daerah tropis
Tipe vegetasi ini mempunyai karakteristik tersendiri dan tersebar luas didaerah tropis dan subtropis yang disebut hutan bakau atau hutan mangrove (”mangrove forest” atau mangrove swamp forest”).
Vegetasi ini tumbuh dan berkembang pada sepanjang pantai aluvial (tempat bermuara sungai-sungai) dan teluk-teluk.
Hutan ini di Indonesia hampir didapati diseluruh pantai kecuali pantai-pantai curam. Misalnya pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, pantai Kalimantan dan Pantai selatan Irian. Hutan bakau di Indonesia sudah banyak yang rusak utamanya di pulau jawa.
Hal ini menyebabkan terjadinya erosi (abrasi) pantai. Ciri hutan ini adalah pohon bakau banyak mempunyai akar tunjang, serta akar nafas yang timbul dari bawah lumpur.
Hutan bakau ini sering tumbuh meluas sampai jarak cukup jauh dari pesisir, tergantung sejauh mana endapan aluvial dan pengaruh pasang surut air laut. Kadang-kadang hutan bakau diganti oleh palma seperti pohon-pohon nipa (”nipafrunticaus”), yang oleh penduduk pantai daunnya dipakai sebagai atap rumah dan buahnya dapat disadap untuk keperluan minuman atau gula.
Pohon nipa ini lebih banyak dijumpai dipantai-pantai yang tidak terlalu berlumpur dan banyak dijumpai dipantai di wilayah Indonesia bagian timur, seperti pantai Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian.
Termasuk jenis lain adalah sagu yang banyak tumbuh didaerah pantai merupakan bahan makanan penduduk Maluku (Indonesia Timur) setelah diolah melalui proses pengambilan sari patinya.
Selain hutan bakau dan nipa serta sagu yang terdapat dipantai daerah tropika, terdapat juga vegetasi lain yang berkembang didaerah pesisir yang berpantai pasir seperti rumput gulung (”Spinifex littoreus), tapak kambing (”Ipomeaepes-caprae”) yang tumbuhnya merayap, pohon-pohon kecil seperti pohon pandan (”pandanus”) banyak diketemukan di pantai selatan Jawa dan pantai-pantai lain di Indonesia.
Selain dari itu tumbuhan pantai yang paling terkenal di Indonesia yang banyak tumbuh adalah kelapa yang banyak memberi ciri khas untuk pantai-pantai didaerah tropika. Indonesia pernah menjadi negara pengekspor utama kopra.

Vegetasi rawa air tawar / danau daerah tropis
Rawa-rawa air tawar di daerah cekungan atau tanah-tanah tergenang air sering ditumbuhi hutan rawa dan semak-semak gelagah (”reed”) serta berbagai macam komunitas gulma. Selain dari pada itu juga diketemukan tumbuhan kertas (Cyperus papyrus) ekor kucing (typha), maupun enceng gondok serta tumbuhan palma lain. Pada daerah ini biasanya terjadi gambut, yang banyak diketemukan di Kalimantan, di plato Dieng dan lain-lain.
Suatu hal yang karakteristik pada rawa gambut, biasanya didominasi oleh pepohonan yang tergolong dalam ”dicotyledoneae” pada tepi-tepi bekas rawa.
Pada awal mulanya rawa dipenuhi tumbuhan air yang terapung, kemudian disusul dengan tumbuhan berakar dengan daun-daun yang terapung seperti teratai, enceng gondok, dan disusul tumbuhan tahap rawa gelagah dan pada gilirannya akan terganti menjadi semak-semak atau hutan rendah.
Hal ini dapat dilihat dirawa pening atau bekas-bekas rawa yang rendah mulai punah oleh proses pengendapan dan suksesi tumbuhan (danau Tempe, danau sidenreng di Sulawesi Selatan). Demikian halnya dengan Kalimantan yang terkenal dengan tanah gambut yang cukup tebal.

Jenis Vegetasi berdasarkan ketinggian tempat daerah Tropis
Apabila kita mendaki gunung suhu akan semakin turun, presipitasi, keadaan angin, kabut dan intensitas penyinaran biasanya semakin tinggi keadaan bila kita kearah kutub dan kearah puncak gunung di daerah katulistiwa hampir sama namun vegetasi dan flora tidak identik. Hal ini disebabkan oleh perbedaan musim mengakibatkan tanah dan jenis vegetasi. Pada umumnya semakin tinggi kita naik ke gunung maka jumlah total floranya semakin berkurang. Daun-daun semakin tidak lebat (berkurang) dan berkecenderungan didominasi oleh tumbuhan terna terutama dari jenis paku-pakuan, lumut atau cryptogamae. Tumbuhan epfita yang memanjat banyak dijumpai.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan, bahwa tumbuhan yang ada di dataran tinggi mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1.Mempunyai pertumbuhan masif yang khas
2.Kaya akan cabang-cabang tetapi tidak memiliki akar-akar banir.
3.Vegetasinya berperawakan tidak begitu besar dan berdaun lebih sempit serta lebat.
4.Vegetasi lebat dan berdaun hijau
5.Cabang-cabang pohon cenderung membesar.
6.Pertumbuhan tidak teratur.

Ikhtisar pembagian flora pegunungan daerah tropis menurut Good (1953)
0 - 600 m Zona vegetasi khatulistiwa murni seperti paku, pisang dan lain-lain.
600 - 1250 m Zona vegetasi yang masih tropis sifatnya tetapi sudah berkurang corak tropisnya seperti ficus, paku-pakuan.
1250 - 1900 m mulai bercorak vegetasi subtropis seperti myrtaeceae dan lauraceae.
1900 - 2600 m bercorak vegetasi iklim sedang, seperti jenis-jenis pohon yang selalu hijau.
2600 - 3200 m Zona vegetasi iklim sedang terdiri dari pertumbuhan pepohonan meranggas.
3200 - 4500 m Zona vegetasi kayu perdu alpina.
4500 - 5000 m zona vegetasi semak-semak alpina.
5000 - keatas zona salju abadi

Semakin tinggi kita naik gunung akan nampaklah kita pada suatu fenomena vegetasi pohon-pohon pendek yang diselimuti lumut. Itulah sebabnya tipe hutan ini disebut hutan lumut. Akhirnya sampailah lita pada suatu mintakat alpin yang tidak berpohon lagi, tapi dengan vegetasi semak kerdil tundra serta batu-batu tanpa vegetasi yang diselimuti salju.

1 komentar:

NOMENSEN ROYNALDO SITOMPUL said...

right-street.blogspot.com

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design