Kesejahteraan merupakan muara dalam proses pembangunan sebagaimana ditulis dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Ini menjadi cita-cita seluruh rakyat di muka bumi, tidak terkecuali Indonesia, yang sudah mengenyam kemerdekaan 65 tahun yang lalu.
Kesejahteraan, itu pula yang menjadi janji manis calon pemimpin negeri ini ketika berkampanye. Para calon anggota legislatif hampir pasti menempatkan isyu kesejahteraan dalam dalam urutan pertama daftar atau materi kampanya, karena memang sangat menarik, ibarat balon bagi anak kecil yang selalu menarik untuk dimiliki.
Mungkin betul juga, kita-kita ini seperti anak kecil yang diiming-imingi balon. sehingga tanpa sadar kita dijebak untuk memilih calon tersebut, dan ketika balon itu pecah, maka menangislah kita bagai anak kecil. Kesejahteraan seperti balon yang menjadi bahan iming-iming.
Pemimpin, betapapun kecilnya punya andil dalam mendorong kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang besar terbentuk secara perlahan lahan atas dorongan dan panutan para pemimpin yang tidak hanya menjual popularitas apalagi mencari popularitas dengan program-program pembodohan.
Pemimpin sejati sadar betul, bahwa mereka hadir bukan untuk memperkaya diri, tetapi untuk mengajak rakyatnya kenuju kesejahteraan. Pemimpin yang baik itu seperti kapten kapal ang meninggalkan kapal paling belakang pada saat kapal tenggeam, berada di barisan paling depan pada saat musuh datang dan berada pada barisan paling belakang pada saat menikmati hasil pembangunan, bukan malah merampas hak-hak rakyatnya demi kesenangan pribadi.
0 komentar:
Post a Comment