Selasa, 21 September 2010 | 03:59 WIB
Kekeliruan-kekeliruan tersebut perlu diluruskan karena dapat mengaburkan pemahaman pelajar mengenai ilmu kebumian. Menurut Dwikorita, berbagai kekeliruan itu ditemukan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia saat memberikan pelatihan pembelajaran kebumian dan kebencanaan kepada guru-guru.
Lebih lanjut dikatakan, kekeliruan materi terjadi hingga tingkat kunci jawaban pada ujian dan tes-tes di sekolah. Hal itu karena soal-soal Geografi dibuat mengacu pada materi di buku-buku tersebut.
Selama ini, kata Dwikorita, sasaran pelajaran Geografi juga belum jelas. Pelajaran baru sebatas penyampaian informasi kebumian, tetapi belum membentuk kemampuan pelajar dalam menyikapi kondisi kebumian. ”Pelajaran hanya menyampaikan, misalnya, jenis batuan, jenis bentang alam, ataupun hasil tambang, tapi belum sampai pada apa yang bisa dilakukan dengan semua itu. Padahal, ini yang terpenting,” ucapnya.
Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Suyanto mengatakan, pihaknya telah mengetahui adanya sejumlah kekeliruan dalam buku pelajaran Geografi tersebut. Saat ini evaluasi dan upaya perbaikan tengah dilakukan. ”Apabila diperlukan, penarikan buku pelajaran yang memuat kesalahan materi akan dilakukan,” katanya. Namun, tindakan tersebut masih menunggu evaluasi. (IRE)
0 komentar:
Post a Comment