Namanya lomba Debat Bahasa Jawa, sebenarnya acara tersebut berjudul Lomba Debat Tema Sosial menggunakan bahasa Jawa. Namun oleh peserta langsung dipahami sebagai lomba debat Bahasa Jawa. Jika istilah yang digunakan sudah demikian rancu, maka bisa dibayangkan bagaimana kegiatan tersebut berlangsung.
Namun demikian, bukan itu substansinya. Pokok perhatian yang ingin diangkat panitia adalah bagaimana mahasiswa berkomunikasi atau mengkomunikasikan ide gagasan yang dimiliki tentang masalah-masalah sosial menggunakan bahasa Jawa. Selama ini mahasiswa terbiasa mengkomunikasikan ide gagasan menggunakan bahasa Indonesia, atau beberapa ahir ini terjadi tren menggunakan bahasa Inggris. nampaknya sangat wah jika menggunakan bahasa Inggris, maka ramai-ramailah mahasiswa kursus conversation menggunakan bahasa Inggris.
Dampaknya, debat atau komunikasi menggunakan bahasa Inggris sudah hal biasa, sehingga bahasa ibu menjadi kurang diperhatikan. Banyak mahasiswa kesulitan mengungkapkan ide gagasan menggunakan bahasa Jawa, apalagi di depan umum, pasti lebih sulit.
Jangankan mahasiswa, dosen yang terlibat dalam kepanitiaan tersebutpun sering salah ucap. Lihat saya kalimat Kuncoro Bayu, ketua panitia ketika menyebut tujuh tim, padahal mestinya menyebut pitung tim. Atau Pak Sunarko ketika membuka kegiatan, agak kesulitan menggunakan kosa kata yang pas untuk mengucapkan mari kita buka acara hari ini dengan bacaan Bismillah...
Untungnya moderator cukup tanggap. Bu Nina yang kesehariannya fasih berbahasa Inggris di daulat panitia menjadi moderator. Bisa dibayangkan dong? tentu ini menjdi bahan tertawaan, termasuk bu Juri yang dipaksa menahan tertawa karena wibawanya harus dijaga, hehehe.
Jadinya, acara menjadi ger-geran. Dari panitia, MC, pejabat, peserta, dan penonton jadi terpingkal-pingkal karena hal itu. Hikmahnya adalah, acara tersebut menjadi menggembirakan karena semua yang hadir di situ maklum bahwa lomba tersebut bukan mengeksploitasi ketegangan untuk mencapai kemenangan, tetapi lebih pada belajar mengungkapkan ide gagasan menggunakan bahasa Jawa, meskipun kosa kata yang digunakan masih grotal-gratul...
Itulah kesan yang saya tangkap dari kegiatan Lomba Debat Masalah sosial menggunakan Bahasa Jawa yang dilaksanakan di FIS Unnes tanggal 21 Juni 2010.
Itulah kesan yang saya tangkap dari kegiatan Lomba Debat Masalah sosial menggunakan Bahasa Jawa yang dilaksanakan di FIS Unnes tanggal 21 Juni 2010.
0 komentar:
Post a Comment