Mar 22, 2012

Karakteristik dan Penanggulangan Bencana Gempa Bumi

Pengertian

Gempabumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunungapi atau runtuhan batuan. Kekuatan gempabumi akibat aktivitas gunungapi dan runtuhan batuan relatif kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada gempabumi akibat tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif. Gempabumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.

Penyebab
  1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
  2. Aktivitas sesar dipermukaan bumi
  3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadinya runtuhan tanah
  4. Aktivitas gunungapi
  5. Ledakan Nuklir




Mekanisme Perusakan
Energi getaran gempa dirambatkan keseluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya struktur bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa ini juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan dan kerusakan tanah lainnya yang merusakkan permukiman disekitanya. Getaran gempa bumi juga dapat menyebabkan bencana ikutan yang berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi dan juga banjir akibat runtuhnya bendungan dan tanggul tanggul penahan lainnya.

Kajian Bahaya
  1. Kejadian mengenai kejadian-kejadian gempabumi di masa lalu dan pencatatan ukuran dan dampak bencana secara akurat
  2. Kajian mengenai kemungkinan pengulangan kejadian gempabumi di tempat yang sama,
  3. Identifikasi sistem patahan dan pemetaan daerah rawan gempabumi.

Gejala dan Peringatan dini
  1. Kejadian mendadak
  2. Belum ada metode untuk pendugaan secara akurat

Parameter
Secara umum parameter gempabumi terdiri dari:
  1. Waktu kejadian gempabumi (jam, menit, detik)
  2. Lokasi pusat gempabumi dipermukaan bumi/episenter (koordinat lintang dari bujur)
  3. Kedalaman sumber gempabumi (km).
  4. Kekuatan/magnitude gempabumi (skala richter)
  5. Intensitas gempabumi (MMI)
Magnitudo gempabumi menunjukkan besarnya yang dilepskan pusat gempabumi/hiposenter. Ukuran dan luas daerah kerusakan gempa bumi secara kasar berhubungan dengan besarnya energi yang dilepaskan. Skala magnitudo gempabumi biasanya dinyatakan dalam skala Richter.
 
Tabel Analogi skala richter
SKALA RICHTER
SETARA BAHAN
PELEDAK
CONTOH (Estimasi)
- 1,5
3 kg
Pecahan batu di meja laboratorium
1,0
15 kg
Ledakan pada konstruksi
1,5
160 kg
Bam konvensional Perang Dunia II
2,0
1 ton
Ledakan di pertambangan
2,5
4,6 ton
Bom rakitan PD II
3,0
29 ton
Ledakan  MOAB, 2003
3,5
73 ton
Kecelakaan Chelyabinsk, 1957
4,0
1 kilo ton
Bom atom kecil
4,5
5 kilo ton
Rata-rata Tornado (energi total)
5,0
32 kilo ton
Bom atom Hiroshima/Nagasaki
5,5
80 kg ton
Gempabumi Little Skull, Amerika Serikat, 1992
6,0
1 mega ton
Gempabumi Bantul, DIY,2006
6,5
5 mega ton
Gempabumi Northridge, 1994
7,0
32 mega ton
Gempabumi Awaji-Hasin, Kobe, Jepang, 1995
7,5
160 mega ton
Gempabumi Landes, Amerika Serikat, 1992
8,0
1 giga ton
Gempabumi Nias, Sumatera Utara, 2005
8,5
5 giga ton
Gempabumi Anchorage, Amerika Serikat, 1964
9,0
32 giga  ton
Gempabumi NAD-Sumut, Indonesia, 2004

Skala intensitas menunjukkan kerusakan akibat getaran pada lokasi kerusakan. Intensitas merupakan fungsi dari:
1.    magnitudo,
2.    jarak dan kedalaman,
3.    kondisi tanah/ batuan.
Berikut adalan contoh skala Modified Mercalli Intensity (MMI) yang digunakan untuk menunjukan intesitas guncagan gempabumi.


Tabel Skala Modified Mercalli Intensity (MMI)
Skala
Keterangan
I

Sangat jarang/hampir tidak ada orang dapat merasakan. Tercatat pada alat seismograf pada alat seismograf.
II
Terasa oleh sedikit sekali orang terutama yang ada di gedung tinggi, sebagian besar orang tidak dapat merasakan
III
Terasa oleh sedikit orang, khususnya yang berada di gedung tinggi. Mobil parkir sedikit bengetar, getaran seperti akibat truk yang lewat truk yang lewat
IV
Pada siang hari akan terasa oleh banyak orang dalam ruangan, diluar ruangan hanya sedikit yang bisa merasakan. Pada malam hari sebagian orang bisa terbangun. Piring, jendela, pintu, dinding mengeluarkan bunyi retakan, lampu gantung bergoyang,
V
Dirasakan hampir oleh, semua orang, pada malam hari sebagian besar orang tidur akan terbangun, barang-barang diatas meja terjatuh, plesteran tembok retak, barang barang yang tidak stabil akan roboh, pendulum jam dinding akan berhenti.
VI
Dirasakan    oleh   semua orang, banyak orang ketakutan/panik, berhamburan keluar ruangan, banyak perabotan yang berat bergerser, plesteran dinding retak  dan terkelupas, cerobong asap pabrik rusak
VII
Setiap orang berhamburan keluar ruangan, kerusakan terjadi pada bangunan yang desain konstruksinya jelek, kerusakan sedikit sampai sedang terjadi pada bangunan dengan desain konstruksi biasa. bangunan dengan konstruksi yang baik tidak mengalami kerusakan yang berarti.
VIII
Kerusakan luas pada bangunan dengan desain yang jelek, kerusakan berarti pada bangunan dengan desain biasa dan sedikit kerusakan pada bangunan dengan desain yang baik. Dinding panel akan pecah dan lepas dan framenya, cerobong asap pabrik runtuh, perabotan yang berat akan terguling, pengendara mobil terganggu.
IX
Kerusakan berarti pada bangunan dengan desain konstruksi yang baik, pipa pipa bawah tanah putus, timbul retakan pada tanah.
X
Sejumlah bangunan kayu dengan desain yang baik rusak sebagian besar bangunan tembok rusak termasuk pondasinya. Retakan pada tanah akan semakin banyak, tanah logsor pada tebing tebing sungai dan bukit, air sungai akan, melimpas di atas tanggul.
XI
Sungai sedikit bangunan tembok yang masih berdiri, jembatan putus, Rekahan pada tanah sangat banyak/luas, jaringan pipa bawah tanah hancur dan tidak berfungsi, rel kereta api bengkok dan bergeser.
XII
Kerusakan total, gerakan gempa terlihat bergelombang diatas tanah, benda benda berterbangan keudara.

Komponen yang Terancam
  1. Perkampungan padat dengan konstruksi yang lemah dan padat penghuni.
  2. Bangunan dengan desain teknis yang buruk, bangunan tanah, bangunan tembok tanpa perkuatan.
  3. Bangunan dengan atap yang berat.
  4. Bangunan tua dengan dengan kakuatan lateral dan kualitas yang rendah.
  5. Bangunan tinggi yang dibangun di atas tanah lepas/tidak kompak.
  6. Bangunan diatas lereng yang lemah/tidak stabil.
  7. Infrastruktur diatas tanah atau timbunan.
  8. Bangunan Industri kimia dapat menimbulkan bencana ikutan.

Upaya Mitigasi dan Pengurangan Bencana
  1. Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa.
  2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
  3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
  4. Perkuatan bangunan bangunan vital yang telah ada.
  5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan bencana.
  6. Asuransi.
  7. Zonasi daerah rawan bencana dan pengaturan penggunaan lahan.
  8. Pendidikan kepada masyarakat tentang gempa bumi.
  9. Membangun rumah dengan konstruksi yang terhadap gempa bumi,
  10. Masyarakat waspada terhadap risiko gempa bumi.
  11. Masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi
  12. Masyarakat mengetahui tentang pengamanan dalam penyimpanan barang barang yang berbahaya bila terjadi gempa bumi.
  13. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan dan kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi.
  14. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertalongan pertama.
  15. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat laninya.
  16. Rencana kontingensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga daLam menghadapi gempa bumi.

0 komentar:

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design