May 15, 2016

Stiker dan Kebanggan Terhadap Almamater

Mengapa seseorang rela menempel kendaraan kesayangannya dengan gambar-gambar stiker? banyak motivasi yang menyertai ketia seseorang menempel stiker pada kendaraan atau tempat lain. Mungkin dia adalah anggota perkumpulan tertentu yang memproduksi stiker identitas, sehingga dia merasa perlu menempelnya sebagai penegasan atau keterangan bahwa dia adalah anggota dari klub sebagaimana yang tertulis dalam stiker.
Atau mungkin dia adalah pendukung salah satu calon tertentu dalam pemilihan kepala daerah, sehingga rela dia menempeli apapun miliknya untuk menjadi objek penempelan stiker sebagai satu sikap politik. Dalam kasus ini mungkin juga ada imbalan tertentu, dan biasanya masa penempelan stiker akan berahir ketika prosesi pemilihan sudah selesai dengan jadi atau tidaknya calon tersebut dalam pilkada.
Ada juga, karena hobi atau merasa sreg dengan desain atau tulisan dalam stiker tersebut, jika alasannya demikian maka dia tidak butuh pertimbangan yang sifatnya politis dan tidak dipengaruhi oleh kontrak waktru tertentu. Jika suka ya suka saja, nanti kalau sudah bosan ya dilepas lagi, atau dibiarkan saja. Stiker yang disukai karena desain dan tulisan yang menggelitik ini yang saya anggap lebih pada alasan seni. Tidak heran kita menemukan tulisa yang bikin senyum atau harus memikirkan terlebih dulu apa maksudnya.
Seperti yang saya sebutkan tadi, karena merasa bagian dari alumni institusi, saya merasa perlu memasang stiker institusi tempat saya menuntut ilmu dan bekerja pada mobil butut saya. Terpaksa saya pasang di mobil butut ya karena itu satu-satunya mobil yang saya miliki. Ada kepuasan ketika saya lihat tulisan tersebut, lengkap sudah status saya, alumni, dan bekerja ditempat tersebut tentu saja saya bangga, dan kebangaan tersebut saya ungkapkan dengan cara menempel stiker, ya stiker. Ketika kemudia hari ada senior yang mencibir, kok stiker kebanggan ditempel pada mobil butut? saya jadi berpikir ulang, jangan-jangan tindakan saya ini merupakan pelecehan?
Yakinlah, bentuk kebanggan saya terhadap almamater yang seperti itu, menempel stiker pada mediaum yang saya anggap layak, meskipun mungkin bagi orang lain itu dianggap tidak layak. Tapi okelah... siapa yang akan bangga pada almamater tanpa harus menyimpan atau menempel stiker almamater tersebut. Boleh juga kan kalau hanya menyimpan tanpa menempel? intinya adalah bagaimana kita jujur mengungkapkan kebanggan kita pada almamater tempat kita mendapat pengetahuan, keterampilan dan segala tentang kesiapan menghadapi kehidupan.
Ketika kita menempuh dua atau tiga jenjang pendidikan tinggi, tentu kita tidak ingin meninggalkan salah satunya dengan pertimbanga salah satu almamater tersebut kurang keren atau kurang favorit, padahal semua telah memberi jasa. Ya, dengan cara apapun kebanggan kita terhadap almamater harus kita rawat dengan cara apapun.

2 komentar:

Yunan Ismainem said...

Its really, good inspiring for us as a alumni, member of IKA Unnes. Thanks sdrku. Muh Sholeh

Yunan Ismainem said...

Hi...

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design