Menikmati kopi terasa begitu mudah dan
menyenangkan. Namun pernahkah Anda membayangkan bagaimana perjalanan
buah kopi hingga menjadi sebuah hidangan minuman? Kali ini Adi W.
Taroepratjeka akan mengajak Anda ikut serta dalam sebuah perjalanan yang
sangat menarik.
Mungkin Anda tak menyangka bahwa kopi yang Anda minum pada awalnya hanya berbentuk
bibit kopi. Bibit kopi lahir melalui proses yang cukup rumit selama 2
hingga 3 tahun. Dimulai dari proses pembibitan, penanaman, pemupukan,
pemeliharaan dan sebagainya. Pohon kopi yang tumbuh dengan baik akan
menghasilkan buah kopi cherry yang berwarna merah merona.
Ada berbagai macam kopi yang bisa Anda temui, diantaranya
adalah Kopi Arabica, Kopi Robusta, serta Kopi Liberica dan Ekselsa yang
masih jarang dibudidayakan di Indonesia. Semua jenis kopi tersebut
berasal dari daerah-daerah penghasil kopi di Indonesia, yaitu dataran
tinggi Gayo yang terletak di pulau Sumatera, Toraja di pulau Sulawesi,
dataran tinggi Ijen di Jawa Timur dan masih banyak lagi.
Lalu apa yang terjadi setelah semua buah kopi
tersebut dipanen? Setiap daerah dan jenis kopi memiliki tata cara yang
berbeda dalam proses paska panen kopi. Namun secara garis besar buah
kopi yang sudah dipanen akan dikupas kulit majemuknya, kemudian
difermentasi, dicuci dan dijemur. Begitu kering, kulit tanduk beserta
kulit arinya akan dipisahkan.
Berbeda dengan Kopi Robusta, buah-buah kopi yang
telah dipanen akan langsung dijemur sampai kering dan warnanya berubah
menjadi kehitaman. Kopi-kopi tersebut akan dipisahkan dari kulit majemuknya
hingga nantinya hanya tersisa Greenbean atau Kopi Beras. Dari situ
tangan-tangan lihai milik para pekerja pabrik produsen kopi akan memilah
greenbean untuk disangrai.
Penyangraian kopi yang diterapkan oleh industri
besar memang terlihat lebih cepat, sistematis dan presisi. Alat-alat
yang digunakan pun sudah modern dan sebagian besar beroperasi secara
mekanis, sehingga bisa memproduksi hasil dengan standar tertentu dalam
skala yang besar.
Tak seperti metode tradisional yang menggunakan
cara dan alat yang sederhana, misalnya dengan cara menggoreng greenbean
di atas kuali tanah liat. Ada juga cara yang lebih unik yaitu
menggunakan alat berbentuk tabung dengan tenaga kayu bakar. Tak puas
melihat saja, Adi pun turun tangan untuk membantu memutar tabung
tersebut.
Ada juga pabrik yang menggabungkan unsur
tradisional dan modern, yaitu pabrik usaha menengah. Mereka menggunakan
alat penyangrai semi modern yang ditenagai oleh mesin berbahan bakar
minyak tanah atau gas.
Setelah proses penyangraian, kopi akan digiling
hingga menjadi bubuk. Dari situ, kopi akan melalui tahap blending atau
pencampuran beberapa jenis kopi. Bersama dengan para produsen kopi, Adi
melakukan proses uji rasa atau cupping hingga cita rasa khas yang
diinginkan tercapai. Selanjutnya kopi siap dikemas untuk kemudian
didistribusikan ke konsumen.
0 komentar:
Post a Comment