Pengertian
Secara definitf geografi hewan atau zoogeography berasal dari kata zoology dan geography. Zoology adalah cabang ilmu hayat (biologi) yang mempelajari kehidupan hewan atau binatang. Sedang geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena geosfera yaitu fenomena atmofer, hidrosfer, litosfer dan biosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Dengan demikian geografi hewan atau zoogeography adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dunia hewan dengan kondisi dan keadaan yang ada di permukaan bumi, termasuk penyebarannya serta aspek-aspek yang mempengaruhi penyebarannya seperti fenomena-fenomena geosfera seperti iklim, letak lintang, topografi tumbuh-tumbuhan serta keadaan geologis suatu wilayah (Darlington, 1966)
Selanjutnya Darlington menyebutkan bahwa komponen-komponen ataupun istilah-istilah yang berhubungan dengan geografi hewan adalah hal-hal sebagai berikut :
- Tempat asli, yaitu tempat aslinya dimana binatang itu berasal.
- Tantangan (rintangan) seperti faktor-faktor fisikal seperti iklim, pegunungan, sungai, samudera, topografi, maupun letak lintang dan kedudukan dibenua. Faktor ini terutama berpengaruh terhadap kehidupan, perkembangan serta persebaran hewan itu dipermukaan bumi.
- Dalam kehidupan hewan selalu terdapat persaingan (competition) dalam kehidupan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupannya ataupun mempertahankan diri (struggle for life) dari jenis hewan yang lain maupun terhadap alam sekitarnya.
- Adanya keseimbangan antara jumlah populasi dengan wilayah hunian hewan tersebut maupun terhadap spesies hewan yang lain dalam suatu ekologi.
- Melalui suatu evolusi, memungkinkan terjadinya proses-proses mutasi maupun modifikasi karena pengaruh-pengaruh faktor geografis, adaptasi, selesi serta perubahan genetika yang menyebabkan munculnya perubahan-perubahan pada hewan tersebut.
- Dalam dunia hewan selalu terjadi pergerakan atau penyebaran yang disebabkan oleh faktor geografis maupun faktor individual dari hewan itu sendiri.
- Dalam kehidupan hewan selalu terjadi dominasi terhadap kehidupan hewan yang lain yang dapat menyebabkan terganggunya sistem ekosistem wilayah tersebut.
Sebab itu dunia hewan tidak hanya tergantung terhadap hewan yang lain atau makhluk lain namun juga tergantung kepada makhluk yang tidak hidup atau lingkungan fisikalnya, sebagai tempat hidupnya sehingga mereka menciptakan suatu bentuk ekosistem tersendiri.
Klasifikasi atau penggolongan dunia hewan itu sudah setua dengan manusia, namun cara penggolongan dahulu hanya berdasar pada perbedaan-perbedaan yang nampak dari luar dengan tujuan agar mudah dikenal. Spesies (jenis) dianggap sebagai unit terkecil klasifikasi, artinya semua hewan yang berciri khas sama termasuk satu jenis.
Genus (marga) adalah jenis-jenis hewan yang dekat ciri-cirinya. Kemudian marga-marga yang bersamaan digolongkan sebagai familia (suku) dan suku-suku yang bersamaan digolongkan menjadi ordo (bangsa). Bangsa-bangsa yang bersamaan membentuk class (kelas) dan kelas-kelas yang bersamaan membentuk phylum (filum)
Para ahli geografi hewan mempelajari atau distribusi hewan tersebut dengan suatu metode pendekatan asumsi, bahwa kecuali untuk faktor-faktor tertentu, sebenarnya tiap spesies hewan itu harus ada dimana-mana. Namun oleh karena faktor-faktor tertentu, maka keberadaan hewan disuatu daerah tidak dimungkinkan yaitu faktor-faktor fisikal maupun faktor adaptabilitas.
Konsep Dasar
Akibat terjadinya saling interaksi dan antaraksi diantara organisme, maka terjadilah tingkatan-tingkatan organisasi kehidupan, yaitu mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi yaitu individu, populasi, komunitas, ekosistem dan yang tertinggi adalah biosfera.
Tingkat Organisme Kehidupan
- Individu adalah sebutan untuk makhluk hidup tunggal misalnya ikan mas, kambing, gajah dan lain-lain. Suatu kriteria untuk memahami individu adalah a) Individu selalu menggambarkan sifat tunggal, b) Dalam diri yang tunggal proses hidupnya berlangsung sendiri-sendiri, c) Proses hidup yang satu dengan yang lainnya berbeda.
- Populas. Populasi adalah kelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu.
- Komunita. Komunitas adalah seluruh populasi yang saling berinteraksi yang menempati suatu habitat. Setiap jenis organisme yang mempunyai tugas atau fungsi hidup tertentu. Fungsi hidup suatu organisme didalam komunitas disebut nisia atau nise.
- Ekosistem. Ekosistem adalah kesatuan fungsional antara komponen biotik dan abiotik atau interaksi antara organisme dengan lingkungan abiotiknya.
- Biosfera. Biosfera adalah kesatuan ekosistem yang ada di alam semesta. Biosfera ini mencakup seluruh organisme dan lingkungan yang berinteraksi untuk memungkinkan berlangsungnya sistem pendayagunaan energi dan daur ulang materi. Sistem ini berjalan oleh adanya aliran energi dari matahari kedalam sistem biosfera dan selanjutnya kembali ke ruang angkasa.
Didalam alam semesta terdapat jutaan jenis makhluk hidup dan miliaran jumlah individu. Dari sekian banyak satuan hidup tersebut, tidak ada satupun yang dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa berinteraksi dengan organisme yang lain. Dengan demikian diantara komponen biotik dalam komunitas, senantiasa terjadi interaksi antar individu sejenis maupun diantara individu lain dalam populasi.
- Interaksi Antar Individu Dalam Populasi. Pada hewan interaksi antar individu dalam komunitas lebih mudah diamati daripada interaksi tumbuhan dalam komunitas. Sifat interaksi antar individu daripada hewan dalam komunitas ada dua macam :
- Interaksi Saling Menguntungkan. Bentuk ini misalnya pada proses pengembangbiakan. Pada hewan yang berkoloni biasanya terjadi interaksi yang serasi.
- Interaksi Kompetisi. Individu sejenis yang hidup dalam satu areal memiliki tugas komunitas sama, sering terjadi persaingan dalam memperebutkan pasangan, makanan, air, dan lain-lain. Biasanya kompetisi akan semakin tajam bila populasi individu semakin meningkat pada areal yang terbatas.
Interaksi Predasi
Predasi adalah interaksi antar individu atau populasi dimana populasi yang satu memangsa populasi yang lainnya. Pemangsanya disebut predator sedang yang dimangsa disebut mangsa. Misalnya Singa memangsa zebra dan lain-lain. Interaksi predasi antar populasi ini menyebabkan terjadinya fluktuasi populasi predator dan mangsa.
Interaksi Kompetisi
Kompetisi atau persaingan merupakan salah satu contoh bentuk interaksi yang paling banyak kita jumpai. Kompetisi terjadi apabila dua populasi menempati habitat dan nisia yang sama. Bila dalam kompetisi tersebut ada salah satu pesaing yang kalah akan berkurang atau mati atau menyingkir dari habitatnya.
Adanya interaksi antar individu / populasi di dalam suatu komunitas akan memberikan beberapa nilai yang amat berguna bagi pengembangan lingkungan hidup seperti.
- Keterbatasan daya dukung suatu areal akan mendorong bagi peternak meningkatkan produktivitas secara optimal.
- Terjadinya interaksi antar populasi akan memberikan dampak terwujudnya keseimbangan alam .
- Adanya populasi suatu spesies yang menjadi pemangsa, dapat menjadi pengendali populasi spesies yang dimangsa.
- Adanya interkasi memungkinkan terjadinya suksesi dan komunitas klimaks pada suatu ekosistem.
Sebagaimana definisi Geografi Hewan, maka pendekatan yang dilakukan untuk mengkaji geografi hewan adalah dari kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan. Dengan demikian geografi hewan itu dipelajari tentang fenomena-fenomena dunia hewan berdasarkan adaptabilitas. Adaptabilitas itu sendiri dipengaruhi oleh fisikal geografi seperti iklim dengan unsur-unsurnya seperti temperatur, kelembaban, curah hujan demikian juga dengan fenomena topografi, maupun kedudukannya dibenua. Oleh sebab itu dunia hewan juga sangat erat kaitannya dengan fenomena persebaran dunia tumbuhan dipermukaan bumi. Jadi pendekatannya dapat disimpulkan sebagai pendekatan bioklimatologis dan ekosistem.
Hal ini demikian dapat untuk menjelaskan fenomena-fenomena dunia hewan atas dasar aspek keruangan seperti : batas-batas distribusi, zonasi, radial distribusi, maupun kawasan distribusi.
Tak dapat disangkal bahwa suatu kenyataan tentang adanya korelasi antara aspek keruangan dengan karakteristik iklim tertentu terhadap morfologi hewan. Didaerah dingin hewan-hewan berdarah dingin (seperti amphibi) umumnya lebih kecil dari hewan-hewan sejenis didaerah panas. Demikian halnya dengan hewan-hewan berdarah panas didaerah dengan iklim dingin umumnya mempunyai apendiks (kaki, telinga, ekor, dan sayap lebih kecil dibandingkan hewan-hewan serupa didaerah panas.
CH Merrian seorang ahli geografi hewan pernah mengusulkan klasifikasi bumi kita ini kedalam zona-zona kehidupan yang didasarkan pada asumsi bahwa temperatur dan kelembaban (bioklimatologis) adalah faktor utama yang menentukan luas regiobiologis.
0 komentar:
Post a Comment