Jan 21, 2012

PELATIHAN BETTER TEACHER AND LEARNING BAGI GURU IPS SMP DAN MTs SWASTA DI KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG

Eko Handoyo dan Muh. Sholeh

Abstrak

Tujuan kegiatan ini adalah a) meningkatkan keterampilan guru dalam memetakan kurikulum, b) meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun lembar kerja, c) meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, d) meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun rubrik penilaian, dan e) meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun jurnal refleksi. Pelatihan Better Teacher and Learning Bagi Guru Mata Pelajaran IPS SMP dan MTs Swasta di Kecamatan Genuk Kota Semarang mempunyai manfaat bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berkualitas. Melalui kegiatan tersebut, guru dapat memdapatkan manfaat berupa peningkatan keterampilan dalam memetakan kurikulum, peningkatan keterampilan dalam menyusun lembar kerja, peningkatan keterampilan dalam memanfaatkan media pembelajaran, peningkatan keterampilan dalam menyusun rubrik penilaian, dan peningkatan keterampilan dalam menyusun jurnal refleksi.
Kata Kunci: Pengajaran Profesional, Pembelajaran Bermakna

Abstract
The purpose of this activity is to a) improve the skills of teachers in curriculum mapping, b) improve teachers 'skills in preparing the worksheet, and c) improve teachers' skills in using instructional media, d) improving teachers 'skills in preparing the assessment rubric, and e) improve teachers' skills in prepare journal reflection.

Professional Teaching Training and Learning Meaningful (Better Teacher and Learning) for Subject Teacher IPS SMP and MTs Private Sub Genuk of Semarang has benefits for teachers in implementing quality learning. Through these activities, teachers can clearance can benefit by increasing skills in mapping the curriculum, improving skills in preparing a worksheet, improving skills in using instructional media, improving skills in preparing the assessment rubric, and improving skills in preparing journal reflection.
Keywords: Teaching Professional, Meaningful Learning

PENDAHULUAN
Secara umum guru mata pelajaran IPS SMP dan MTs berasal dari lulusan ekonomi, sejarah, dan geografi. Hal ini mengakibatkan penguasaan materi pelajaran IPS pada setiap guru tidak merata. Artinya guru secara maksimal menguasai materi yang menjadi latar belakang pendidikannya tetapi relatif lemah terhadap materi yang lain. Hal inilah yang menjadi kelemahan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas.
Kelemahan umum yang terjadi dalam melaksanakan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna adalah a) melakukan pemetaan dalam telaah kurikulum, b) pembuatan lembar kerja, c) pengembangan media pembelajaran, d) penilaian dan penyusunan rublik penilaian, dan e) penyusunan jurnal refleksi.
Secara umum SMP dan MTS yang ada di wilayah Kecamatan Genuk adalah sekolah pada level menengah kebawah. Secara geografis wilayah ini relatif jauh dengan pusat kota sehingga akses mendapatkan guru-guru yang sesuai dengan bidang masing-masing agak terbatas. Adapun sekolah-sekolah swasta yang ada di wilayah Kecamatan Genuk antara lain SMP Al Huda, SMP Hassanudin 10, SMP Nurul Ulum, SMP Al Islam, MTs Futuhiyyah, MTs Tanwirul Qulub, MTs Nadlotussubban, dan MTs Darul Hasanah.
Tujuan umum kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna. Secara khusus tujuan kegiatan ini adalah 1) Meningkatkan keterampilan guru IPS dalam memetakan kurikulum, 2) Meningkatkan keteramplan guru dalam menyusun lembar kerja, c) Meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, d) Meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun rubrik penilaian, e) Meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun jurnal refleksi
Melalui pelatihan yang diikuti oleh para guru, maka manfaat yang akan diperoleh peserta adalah 1) Peserta mempunyai wawasan baru tentang pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna di kelas, 2) Peserta mempunyai keberanian dan mampu melakukan perubahan cara mengajar di kelas, 3) Peserta mempunyai keterampilan dalam melaksanakan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna, 4) Dengan demikian pada akhirnya yang akan merasakan manfaat kegiatan tersebut adalah siswa di kelas masing-masing.
Menurut Fandi Tjiptono (1996) pelatihan mengandung makna yang lebih khusus (spesifik), dan berhubungan dengan pekerjaan/tugas yang dilakukan seseorang. Sedangkan yang dimaksudkan praktis adalah, bahwa respondensi yang sudah dilatihkan dapat diaplikasikan dengan segera sehingga harus bersifat praktis.
Menurut Center for Development Management and Productivity pelatihan adalah belajar untuk mengubah tingkah laku orang dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku yang menuju ke arah lebih baik, lebih disiplin, lebih loyal, lebih termotivasi maju, dan lebih terampil.
Pelatihan menurut adalah proses memberikan bantuan bagi para pekerja untuk menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk memperbaiki kekurangannya dalam melaksanakan pekerjaan. Fokus kegiatannya adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja dalam memenuhi kebutuhan tuntutan cara bekerja yang paling efektif pada masa sekarang. Karena itu pelatihan lebih dekat dengan pembelajaran.
Dari persepktif tindakan, pelatihan adalah suatu upaya sistematis untuk mengembangkan sumber daya manusia, perorangan dan kelompok dan juga kemampuan keorganisasian yang diperlukan untuk mengurus tugas sekarang maupun masa depan dan menanggulangi persoalan atau masalah yang timbul.
Berdasarkan paparan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah proses yang disusun secara sistematis dan logis melalui berbagai tindakan yang bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta untuk membentuk sikap tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan melalui tahapan-tahapan yang mendukung tujuan yang telah ditentukan. Dapat dinyatakan bahwa secara umum tujuan pelatihan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan untuk meningkatkan kemampuan kerja karyawan agar sesuai dengan kebutuhan kerjanya masing-masing.
Dengan pengetahuan, keterampilan, wawasan, dan motivasi yang baru, maka seorang peserta pelatihan akan mempunyai semangat dalam melaksanakan apa yang baru saja diperolehnya, dan tentunya akan membawa perubahan. Pelatihan Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna akan lebih efektif memberikan pengetahuan dan wawasan bagi para peserta tentang model pembelajaran yang bermutu, dikarenakan model pelatihan tersebut didesain lebih mengarah kepembekalan teknis ketimbang hanya sebatas penyampaian materi. Model hand out yang dibagikan dan langsung dikerjakan oleh para peserta mengindikasikan lebih banyaknya keaktifan peserta dalam menggali dan menemukan informasi penting dalam pelatihan. Selain itu, presentasi dan diskusi selama pelatihan makin menyempurnakan perolehan wawasan dan pengetahuan oleh peserta.

METODE PELAKSANAAN
Metode kegiatan ini adalah pelatihan yang menekankan pada pemberdayaan peserta. Secara umum akan nampak dua aktivitas, yaitu ceramah dan mengerjakan tugas. Ceramah akan disampaikan oleh fasilitator dalam rangkan menjelaskan tujuan tiap unit. Peserta akan dipandu oleh fasilitator mengerjakan tugas-tugas yang telah disiapkan oleh fasilitator. Dengan metode ini diharakan peserta akan lebih memahami tentang pentingnya memberi kepercayaan kepada siswa untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan.

HASIL KEGIATAN
1.    Tahap perencanaan
Dalam kegiatan ini tim pengabdian menginventarisasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh guru IPS di SMP. Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan beberapa guru IPS diketahui, identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh guru IPS adalah:
a.    Guru mata pelajaran IPS berasal dari latar belakang mata pelajaran yang berbeda, yaitu geografi, sejarah, dan ekonomi.
b.    Kemampuan penguasaan terhadap materi pelajaran tidak merata
c.    Guru-guru perlu meningkatkan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna.
d.    Kelemahan umum yang terjadi dalam melaksanakan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna adalah 1) melakukan pemetaan dalam telaah kurikulum, 2) pembuatan lembar kerja, 3) pengembangan media pembelajaran, 4) penilaian dan penyusunan rublik penilaian, dan 5) penyusunan jurnal refleksi.
Berdasarkan inventarisasi terhadap masalah yang dihadapi, tim pengabdian mulai menyusun beberapa langkah, yaitu:
a.    Menyusun alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru melalui diskusi sesama tim pengabdian dan mencari refrensi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru.
b.    Mengumpulkan beberapa bahan yang sekiranya dapat dimanfaatkan dalam proses kegiatan yang akan diberikan kepada guru. Bahan-bahan yang terkumpul berupa materi dalam bentuk power point yang diperoleh tim pengabdian melalui pelatihan.
c.    Menentukan waktu dan tempat kegiatan yang akan dilaksanakan.
d.    Menentukan subyek kegiatan, yaitu guru-guru yang mengajar mata pelajaran IPS di SMP/MTs swasta di Kecamatan Genuk Kota Semarang.
e.    Menyusun proposal kegiatan.
2.    Tahap Persiapan
Pada tahapan ini tim pengabdian mempersiapkan berbagai hal agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan memberi manfaat epada peserta, dan yang lebih penting adalah mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh guru. Kegiatan pada tahap ini adalah:
a.    Mengurus surat ijin dari Dinas Pendidikan Kota Semarang
b.    Menginventarisasi dan mengumpulkan berbagai kebutuhan berupa barang dan perlengkapan untuk mendukung kegiatan.
c.    Menyusun dan mengedarkan surat undangan yang ditujukan kepada kepala sekolah di lingkungan SMP/MTs swasta se Kecamatan Genuk. Adapun sekolah yang diundang  adalah guru-gurunya SMP Al Huda, SMP Hassanudin 10, SMP Nurul Ulum, SMP Al Islam, MTs Futuhiyyah, MTs Tanwirul Qulub, MTs Hidayatussubban, dan MTs Darul Hasanah.
Kegiatan ini berupa pelatihan yang melibatkan seluruh aktivitas guru IPS. Artinya selama pelatihan berlangsung, guru secara aktif terlibat menyusun segala sesuatu yang harus diselesaikan. Engan demikian, tidak ada istilah pemateri. Istilah tepatnya adalah fasilitator, yaitu Drs. Eko Handoyo, M. Si, Andi Suryadi, S. Pd dan Muh. Sholeh, S. Pd, M. Pd. Adapun materi yang dipelajari adalah telaah kurikulum, lembar kerja, rubrik penilaian, dan jurnal refleksi.
3.     Teknis Kegiatan
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa kegiatan ini berupa pelatihan yang melibatkan aktivitas guru. Guru tidak hanya duduk manis, tetapi secara aktif terlibat dalam kegiatan.
Pada awalnya, peserta dibentuk ke dalam tiga kelompok. Setelah kelompok terbentuk, maka secara proaktif, peserta akan dipandu oleh fasilitator untuk mengikuti tiap sesi. Tiap sesi dipandu oleh fasilitator yang jumlahnya 2 orang yang saling membantu. Fasilitator menggali informasi peserta tentang materi yang dipelajari, misalnyanya tentang kompetensi, bagaimana cara mengajar selama ini di kelas masing-masing, dan pertanyaan lain yang sifatnya sebagai appersepsi.
Setelah tanya jawab selesai, fasilitator mulai menyampaikan informasi-informasi secara umum, kemudian membagikan handout. Di dalam handout, peserta dapat membaca apa yang harus dilaksanakan. Fasilitator memberi waktu kepada peserta untuk bekerja dalam kelompok menyelesaikan tugas, fasilitator terus mendapingi diselingi tanya jawab yang sifatnya santai. Setelah selesai mengerjakan tugas, peserta kembali mendiskusikan pekerjaan dalam kelompok. Setelah berdiskusi dalam kelompok, peserta menyusun pekerjaan dan memindahkan pekerjaanya ke kertas manila yang telah disediakan.
Pekerjaan peserta secara berkelompok kemudian dipresentasikan di depan peserta lain, peserta lain memberi tanggapan atas pekerjaan yang telah dipresentasikan. Setelah satu peserta mempresentasikan ekerjaan, dilanjutkan dengan presentasi kelompok lain. Begitu seterusnya sampai sesi kedua, yaitu Lembar Kerja/Lembar Tugas (LK/LT).

PEMBAHASAN
Dunia pendidikan membutuhkan guru profesional, baik dalam mengajar, menguasai materi, bersikap, dan bermasyarakat. Tuntutan itulah yang akhir-akhir ini sering ditujukan karena masih ada kelompok guru yang dianggap belum memenuhi tuntutan tersebut. Krena sudah diatur dalam perundang-undangan, maka guru harus berusaha menjadi profesional. Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya, dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti. Dalam perspektif pengembangan sumber daya manusia, menjadi profesional adalah satu kesatuan antara konsep personaliti dan integritas yang dipadupadankan dengan skil atau keahliannya.
Kalau mengacu pada konsep di atas, menjadi profesional adalah meramu kualitas dengan intergiritas, menjadi guru pforesional adalah pihan utama, ada unsur kecintaan di dalamnya. Namun demikian, profesi guru juga sangat lekat dengan peran yang psikologis, humanis bahkan identik dengan citra kemanusiaan. Karena ibarat sebuah laboratorium, seorang guru seperti ilmuwan yang sedang bereksperimen terhadap nasib anak manusia dan juga suatu bangsa. Ada beberapa kriteria untuk menjadi guru profesional. Desi (2008) menyatakan, bahwa ada 3 kriteria menjadi guru profesional, yaitu  a) memiliki skill/keahlian dalam mendidik atau mengajar, b) personaliti, dan c) memposisikan profesi guru sebagai  The High Class profesi.
Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik. Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional. Menurut Dede Mohamad Riva (2007), prinsip-prinsip professional yang harus dipenuhi guru adalah  a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, b) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya, c) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.
Di samping itu, mereka juga harus a) mematuhi kode etik profesi, b) memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, c) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, d) memiliki kesempatan untuk  mengembangkan profesinya secara berkelanjutan, d) memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya, dan e) memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa titik lemah uantuk menciptakan guru professional.
Kelemahan umum yang terjadi dalam melaksanakan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna adalah a) melakukan pemetaan dalam telaah kurikulum, b) pembuatan lembar kerja, c) pengembangan media pembelajaran, d) penilaian dan penyusunan rubrik penilaian, dan e) penyusunan jurnal refleksi.
Sebenanya kelemahan tersebut dapat diatasi dengan cara, materi pelajaran IPS terpadu disampaikan oleh guru dengan latar belakang pendidikan masing-masing. Artinya, dalam satu tingkatan, harus ada 4 guru untuk mengampu materi Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi.
Untuk mewujudkan kondisi tersebut, hanya sekolah-sekolah tertentu saja, yaitu sekolah yang secara ekonmi mampu membiayai guru-guru sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun, secara umum SMP dan MTS swasta yang ada di wilayah Kecamatan Genuk adalah sekolah pada level menengah kebawah. Secara geografis wilayah ini relatif jauh dengan pusat kota sehingga akses mendapatkan guru-guru yang sesuai dengan bidang masing-masing agak terbatas.Bahkan, sebagian guru pengampu mata pelajaran IPS berasal dari lulusan IAIN yang tidak pernah mendapat materi IPS selama di bangku kuliah.
 Pelatihan Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna (Better Teacher and Learning) Bagi Guru Mata Pelajaran IPS SMP dan MTs Swasta di Kecamatan Genuk Kota Semarang merupakan upaya sederhana mengatasi masalah yang telah diuraikan.
Melalui kegiatan tersebut peserta dapat meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna. Secara khusus tujuan kegiatan ini adalah a) meningkatkan keterampilan guru IPS dalam memetakan kurikulum, b) meningkatkan keteramplan guru dalam menyusun lembar kerja, c) meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, d) Meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun rubrik penilaian, dan e) meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun jurnal refleksi.
Melalui pelatihan yang telah diikuti oleh para guru, maka manfaat yang akan diperoleh peserta adalah:
a.    Peserta mempunyai wawasan baru tentang pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna di kelas
b.    Peserta mempunyai keberanian dan mampu melakukan perubahan cara mengajar di kelas
c.    Peserta mempunyai keterampilan dalam melaksanakan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna.
d.    Dengan demikian pada akhirnya yang akan merasakan manfaat kegiatan tersebut adalah siswa di kelas masing-masing.
Pelatihan Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna (Better Teacher and Learning) Bagi Guru Mata Pelajaran IPS SMP dan MTs Swasta di Kecamatan Genuk Kota Semarang  telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin capai melalui tahapan-tahapan kegiatan yang disusun secara sistematis, dan terarah. Kegiatan tersebut akan mendorong terwujudnya guru profesional, yaitu guru yang mempunyai ciri-ciri selalu punya energi untuk siswanya, b) punya tujuan jelas untuk pelajaran, c) punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif, d) punya keterampilan manajemen kelas yang baik, e) bisa perkomunikasi dengan baik orang tua, f) punya harapan yang tinggi pada siswa nya, g) pengetahuan tentang kurikulum, h) pengetahuan tentang subyek yang diajarkan, i) selalu memberikan yang terbaik  untuk anak-anak dan proses pengajaran, dan j) punya hubungan yang berkualitas dengan siswa.

PENUTUP
Pelatihan Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna (Better Teacher and Learning) Bagi Guru Mata Pelajaran IPS SMP dan MTs Swasta di Kecamatan Genuk Kota Semarang mempunyai manfaat bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berkualitas. Melalui kegiatan tersebut, guru dapat memdapatkan manfaat berupa peningkatan keterampilan dalam memetakan kurikulum, peningkatan keterampilan dalam menyusun lembar kerja, peningkatan keterampilan dalam memanfaatkan media pembelajaran, peningkatan keterampilan dalam menyusun rubrik penilaian, dan peningkatan keterampilan dalam menyusun jurnal refleksi.
Sebagai tenaga pendidik, guru dituntut kompeten dalam 4 hal, yaitu akademik, pedagogik, profesional, dan sosial. Guru harus jadi guru profesional dengan melaksanakan pembelajaran yang berkualitas di kelas, untuk itu ketarampilan dasar guru harus dilengkapi dengan kemampuan tingkat lanjut, yaitu memetakan kurikulum, menyusun lembar kerja, menyusun rubrik, dan menyusun refleksi. Untuk itu, guru harus aktif dalam meningkatkan keterampilannya melalui pertemuan MGMP maupun pertemuan ilmiah sejenis.

Daftar Pustaka
Desireminsa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Diunduh dari www.desireminsa.multiply tanggal 20 Pebruari 2010
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 2. Jakarta: Balai Pustaka
Modul Pelatihan. 2009. Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 3 (Better Teaching and Learning 3). Program DBE3
Mohammad Reva dede. 2007. Upaya Meningkatkan Profesionalaisme Guru.Diunduh dari dunia Esai tanggal 20 Pebruari 2010
Papu. Johanes. 2002. Analisis Kebutuhan Pelatihan. Jakarta
Sampurno Agus. 2009. 10 Ciri Guru Profesional. Diunduh dari  www.education.blog tanggal 20 Pebruari 2010

0 komentar:

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design