Oct 17, 2010

Karakter Building dalam Perspektif Sejarah

Semarang, unnes.ac.id. Diskusi Rabuan FIS Unnes, 13 Oktober 2010, Pembicara: Drs. Subagyo, M.Pd. (Dosen Jurusan Sejarah FIS Unnes). (p/>Nation and character building merupakan proses yang tidak pernah berhenti. Sebab karakter itu dinamis dan sesuai dengan zamannya. Jika tidak dilakukan pembangunan karakter, maka bangsa itu yang akan tergeser. Menyadari betapa pentingnya membangun karakter bangsa, maka semua komponen bangsa harus memiliki komitmen untuk mendukung dan melaksanakannya.
Membangun karakter bangsa merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu harus dikembangkan secara komprehensif sebagai proses pembudayaan. Dalam membangun karakter bangsa merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan dan orang tua, maka diperlukan kerja sama yang sinergis. Keberhasilan membangun karakter bangsa menjadi penentu eksistensinya di masa depan, baik secara internal maupun eksternal. Dalam pelaksanaan di satuan pendidikan tinggi khususnya LPTK, maka kurikulum perlu ditata ulang agar relevan dengan kebijakan nasional. Peran LPTK sangat strategis dalam mempersiapkan generasi penerus sesuai konteksnya. Sudah barang tentu keteladanan dari pemangku kepentingan menjadi model bagaimana mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing. Membangun karakter adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina,memperbaiki, dan membentuk tabiat,watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, insan manusia, sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Karakter bangsa memiliki ciri-ciri: saling menghormati dan menghargai; rasa kebersamaan dan tolong menolong; rasa kesatuan dan persatuan; rasa peduli dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; adanya moral, akhlak dan dilandasi nilai-nilai agama; kelakuan dan tingkah laku menggambarkan nilai-nilai agama, hukum, dan budaya; sikap dan perilaku menggambarkan nilai-nilai kebangsaan. Sedangkan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam membangun karakter adalah kejujuran; semangat; kebersamaan atau gotong royong; kepedulian atau solider; sopan santun; persatuan dan kesatuan; kekeluargaan; tanggungjawab. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti religius, jujur, berani bertindak atas dasar kebenaran, dapat dipercaya, disiplin, kerja keras, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai, peduli lingkungan dan sosial, tanggungjawab. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Karakter sebagai suatu moral excellence atau akhlak dibangun diatas berbagai kebajikan (virtues) yang pada gilirannya hanya memiliki makna ketika dilandasi atas nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (bangsa). Karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warganegara Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu membangun karakter bangsa diarahkan pada upaya mengembangkan nilai-nilai yang mendasari suatu kebajikan sehingga menjadi suatu kepribadian diri warganegara. Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter bangsa itu dilakukan secara berkelanjutan, dilakukan melalui pendidikan formal, non formal, informal. Dalam mengembangkan karakter bangsa, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya adalah bagian yang teramat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya dimasa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya dimasa kini serta seperti apa diri dan bangsanya di masa yang akan datang. Selain itu pendidikan harus membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan lingkungan tempat diri dan bangsanya hidup; nilai budaya yang hidup di masyarakat; sistem sosial yang berlaku dan sedang berkembang; sistem ketatanegaraan, pemerintahan, dan politik; bahasa Indonesia dengan cara berpikir, kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi dan seni. Membangun, menumbuh kembangkan karakter bangsa merupakan proses yang tidak pernah berhenti. Dilakukan dari waktu ke waktu oleh satu generasi ke generasi berikutnya sesuai kondisi zaman. Dalam perjalanan masyarakat dan bangsa Indonesia dapat kita perhatikan rekaman sejarah yang menunjukkan ciri-ciri tertentu. Namun semua bermuara bagaimana mewujudkan, mempertahankan eksistensi masyarakat, bangsa dalam kehidupan secara internal maupun eksternal. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, membangun karakter sesungguhnya bukan hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia. Beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal, seperti R.A. Kartini, Sutan Syahrir, Ki Hadjar Dewantoro, Soekarno, Hatta, Moh. Natsir, dan lain-lain, telah mencoba menerangkan semangat membangun karakter sebagai pembentuk kepribadian bangsa sesuai dengan konteks dan situasi yang mereka alami.

0 komentar:

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design