Jun 8, 2012

Sensasi Kopi Lelet


Kopi lelet merupakan minuman kopi yang banyak dijual di kota Lasem dan sangat digemari oleh para penikmat minuman kopi. Dengan menggunakan cara yang tepat dalam menyeduh kopi maka kopi ini sangat segar untuk dinikmati sebagai teman pagi, sore maupun malam hari. Penat, stress, suntuk, sumpek bisa langsung hilang. Nah sekarang apa perbedaan kopi lelet dengan kopi yang biasa lainnya?? yang membuat berbeda kopi ini sehingga membuatnya sangat spesial adalah cita rasa kopinya yang kuat dan buliran kopinya yang sangat halus, lebih halus halus bila kita bandingkan dengan kopi kemasan pabrik. Kopi lelet ini ditumbuk sendiri oleh para pembuatnya dan dengan menggunakan ramuan yang pas sehingga menjadikan kopi lelet ini sangat spesial dan berbeda dengan kopi yang lainnya.

Bagi pecinta rokok, kopi lelet ini menjadi lebih spesial lagi karena akan mendapatkan kenikmatan lebih ketika menikmati kopi lelet ini. Selain menikmati cita rasa kopinya yang MANTAB, para pecinta rokok juga bisa menikmati ampas kopi lelet (lethek) ini yang biasanya pada kopi-kopi biasa kita buang.
Bagaimana cara mendapatkan kenikmatan dari ampas kopi lelet tersebut? Caranya adalah para pecinta rokok setelah menikmati minuman kopi lelet ini kemudian ampas (lethek)nya ditorehkan atau dilapiskan atau istilahnya "dileletke" pada batang rokok yang akan dihisapnya. Bagi yang mempunyai rasa seni lebih, batang rokok dengan ampas ini bisa menjadi media karya seni tersendiri, anggap saja batang rokok menjadi media gambarnya sedangkan catnya diambilkan dari ampas kopi lelet tersebut. Setelah di rasa cukup kering batang rokok yang dilukisi ampas tadi telah siap untuk dinikmati.


Kopi pangkon seperti menjadi keniscayaan, sebagai varian baru tamba ngantuk, agar para sopir pelintas jalur pantai utara Jawa tak tertidur waktu berkendara. Juga, sebagai pengganti obat masuk angin cair, atau bahkan minuman beralkohol yang biasa ditenggak, sebagai teman perjalanan.
Pahitnya kopi lelet memang masih kalah dibanding espresso, tapi efek ngantem­-nya lebih berasa. Bagi yang tak biasa ngopi, pastilah senut-senut kepala dibuatnya, hanya sesaat usai menyeruputnya. Begitu pula bagi para ahli hisap alias perokok, yang suka mengoleskan ampas kopi di luar pembungkus tembakau.
Ya, orang Rembang menyebutnya sebagai kopi lelet. Sebab ampas halusnya biasa dijadikan sebagai obat oles agar rokok kian berat dan mantap dihisap. Saking gemarnya orang mengoles rokok dengan ampas kopi, membuat semua pemilik warung kopi menyediakan tempat khusus untuk meletakkan rokok olesan hingga kering.



Konon, kopi lelet yang menjadi ikon Rembang sudah tersebar di sepanjang pantura timur hingga Gresik lalu masuk ke Sidoarjo dan Surabaya. Orang-orang Surabaya yang dikenal sebagai pecandu kopi, pun jadi kian mengenali kopi lelet atas jasa para sopir bus dan truk, yang rajin singgah di Rembang lalu membawanya sebagai oleh-oleh.
Seperti hendak mengangkat kopi lelet sebagai ikon daerah, Kiai Mustofa Bisri alias Gus Mus, bahkan menggubahnya menjadi syair lagu yang kini seolah menjadi lagu wajib para pengamen di sana. Gus Mus juga melukis dengan lelet campur nikotin tembakau, sehingga karya-karyanya pernah singgah di galeri dan kolektor.
Kalau tak keliru, goyang Inul Daratista pun pernah diangkat ke atas kanvas dengan sapuan lelet-nikotin. Bersama karya-karya lainnya, goyang Inul itu bahkan disuguhkan ke hadapan sejumlah kiai, seolah-olah seperti sentilan yang menawarkan wacana ‘baru’, ketika sebagian tokoh agama ikut-ikutan mengharamkan penampilan Inul di depan publik. Kita kahu, kiai yang sudah berhenti merokok itu memang eksentrik.
Menurut penuturan beberapa teman, ada pula sebuah warung yang rajin menggelar lomba membatik pada rokok dengan bahan lelet. Acara digelar tahunan, biasanya setiap hari raya Idul Fitri, dengan hadiah beragam, di antaranya lemari es untuk pemenang pertama.

Seperangkat alat nglelet
Seperangkat alat nglelet

Uniknya lagi, kopi lelet seolah-olah produk asli Rembang, seperti halnya kopi Toraja yang merujuk asalnya. Kota di ujung timur Jawa Tengah itu, meski dikitari pegunungan, sejatinya tak memiliki kebun kopi. Entah darimana kopi-kopi itu didatangkan. Brand lelet sebagai kopi Rembang hanya terletak pada kehalusan bubuknya.

Menurut cerita yang berkembang, biji-biji kopi yang didatangkan dari luar daerah itu digiling hingga delapan kali untuk mencapai tingkat kehalusan tertentu. Di pasar-pasar tradisional, konon banyak penjual jasa penggilingan kopi jenis ini.

Dan sepanjang yang kuketahui, kehalusan kopi lelet sebanding dengan kopi cap Dua Rencong, kopi pabrikan asal Aceh yang pernah kukenali 25 tahun silam. (Kalau masih ada yang tahu dimana mendapatkan kopi Dua Rencong, kabari aku, ya?)

Dimana mendapatkan kopi-kopi itu? Jangan kuatir, warung-warung penjaja kopi terhampar di seluruh penjuru Rembang. Kalau mendapati krimer cair di meja, jangan keliru sangka. Itu bukan semata-mata untuk menghasilkan rasa berbeda, namun sejatinya berguna untuk membuat adonan lelet agar kuat melekat pada rokok. Sehingga, bila Anda membatik dengan adonan kopi lelet-krimer, hasil batikannya pun akan terlihat lebih halus dibanding yang lawaran alias residu semata.

0 komentar:

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design