Selasa, 05 Juni 2012 18:25 WIB
Perpaduan intensitas bencana dan bertambahnya jumlah penduduk menjadikan risiko jatuh korban lantaran bencana alam semakin besar.
Berkaca dari hal itu, setiap kegiatan pembangunan di Indonesia sudah seyogianya menyertakan pengelolaan bencana dalam pembangunan itu sendiri, baik di pusat dan daerah.
"Kombinasi tren bencana dan kepadatan penduduk harus dicermati. Terlebih walau kerentanan bencana semakin tinggi, kapasitas mengantisipasi bencana kita masih rendah," ujar Kepala Pusat Data Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Selasa (5/6).
Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) mencatat, sejarah bencana di Indonesia sepanjang 1815-2011 telah terjadi 11.910 bencana yang menyebabkan 329.585 jiwa meninggal dan lebih dari 15,8 juta orang mengungsi. "Makin banyak penduduk dapat meningkatkan korban bencana alam," tambahnya.
Sutopo mengatakan hampir semua wilayah di Indonesia masuk dalam setidaknya 13 kategori bencana. Kategori itu terdiri dari delapan bencana alam dan empat bencana sosial.
Bencana alam yang dimaksud adalah tsunami, gempa bumi, banjir, puting beliung, kekeringan, longsor, erupsi gunung api, serta kebakaran hutan.
Yang patut digarisbawahi, Pulau Jawa yang notabene merupakan pulau dengan densitas penduduk terbanyak ternyata menjadi pulau yang paling rawan terkena bencana.
"Rasio jatuh korban di Pulau Jawa paling banyak. Pasalnya 58% penduduk Indonesia tinggal di pulau ini."
Dia menggambarkan, kejadian gempa bumi di Pulau Jawa paling sering terjadi di Jawa Barat yang memiliki penduduk sekitar 42 juta jiwa. (Tlc/OL-9)
Sumber: Media Indonesia Selasa, 05 Juni 2012 18:25 WIB
0 komentar:
Post a Comment