Nov 22, 2010

Ancaman Lahar Dingin

Sabtu, 20 November 2010 | 02:54 WIB
Yogyakarta, Kompas - Perhatian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi kini difokuskan pada ancaman bahaya sekunder Gunung Merapi, yaitu berupa banjir lahar dingin di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

”Aktivitas Merapi sudah terdeteksi menurun dari segi jumlah ataupun energi letusan. Karena itu, tidak ada alasan lagi mempertahankan radius ancaman primer,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono di Yogyakarta, Jumat (19/11).
Ancaman lebih serius muncul dari gelontoran lahar dingin yang akan dibawa sejumlah sungai yang masuk ke kawasan perkotaan dan permukiman. Sejak meletus 26 Oktober, Badan Geologi memperkirakan, volume material vulkanik yang dimuntahkan Merapi mencapai 140 juta meter kubik. Oleh karena itu, Surono terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam memantau curah hujan.
Meski status Merapi masih Awas, sejak Jumat pagi radius bahaya dari puncak Merapi dikurangi. Di Boyolali menjadi 5 kilometer (km) dan di Magelang menjadi 10 km, sementara di Kabupaten Klaten tetap 10 km. Di Sleman (DIY), di sisi timur Kali Boyong, radius bahaya diturunkan dari 20 km menjadi 15 km. Di sisi barat Kali Boyong turun menjadi 10 km.
Penurunan aktivitas vulkanik Merapi diikuti kembalinya para pengungsi ke kampung halaman mereka di Kabupaten Sleman, Klaten, Boyolali, dan Magelang.
Di Jakarta, Wakil Presiden Boediono menyiapkan sejumlah program padat karya untuk memulihkan kondisi psikis, sosial, dan ekonomis eks pengungsi itu. Program itu disiapkan di Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten. Wapres meminta Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyusun program padat ? karya te.
Demikian penjelasan Juru Bicara Wapres, yang juga Staf Khusus Bidang Media Massa Yopie Hidayat di Jakarta, Jumat. (Tim Kompas)

0 komentar:

Post a Comment

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design