Pendahuluan
Sebelum
membahas tentang geografi hewan tumbuhan, tidak ada salahnya jika kita menguraikan secara singkat ilmu
biologi. Paparan singkat tersebut penting karena kajian geografi hewan tumbuhan
merupakan kajian yang mempertemukan antara ilmu geografi dengan biologi.
Biologi adalah ilmu yang mempelajari
aspek fisik kehidupan.
Istilah "biologi" dipinjam dari bahasa
Belanda, biologie, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani,
βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos
("lambang", "ilmu"). Istilah "ilmu hayat"
dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti "ilmu
kehidupan".
Berbagai
cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme,
seperti botani
(ilmu tentang tumbuhan),
zoologi
(ilmu tentang hewan),
dan mikrobiologi
(ilmu tentang jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan
pengelompokan berdasarkan ciri-ciri fisik kelompok organisme dipelajari dalam sistematika,
yang di dalamnya mencakup pula taksonomi
dan paleobiologi.
Berbagai
aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri fisik bagian tubuh
dipelajari dalam anatomi
dan morfologi,
sementara fungsinya dipelajari dalam fisiologi.
Perilaku hewan dipelajari dalam etologi.
Perkembangan ciri fisik makhluk hidup dalam kurun waktu panjang dipelajari
dalam evolusi,
sedangkan pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus kehidupan dipelajari dalam biologi perkembangan. Interaksi antar
sesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi.
Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup
suatu jenis makhluk hidup dipelajari dalam genetika.
Geografi
mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat
fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya
melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan
program, proses, dan keberhasilan pembangunan. Geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi
memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup
di atas permukaan bumi serta hubungan-hubungannya dengan ruang dan waktu. Biogeografi
ini terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi manusia (human geography), geografi hewan (zoogeography) dan geografi tumbuhan (plant geography = Phythogeography).
Geografi Tumbuhan
Geografi tumbuhan adalah ilmu yang
mempelajari fenomena-fenomena tumbuhan dalam hal persamaan maupun perbedaan
dalam kaitannya dengan kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Demikian juga dengan geografi hewan adalah sebagai ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena dunia hewan yang berkaitan dengan aspek
kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Fenomena dunia tumbuhan maupun hewan itu
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tanah (lahan), iklim, topografi dan
tidak ketinggalan faktor manusia, dengan segala subvariabel dari masing-masing
faktor tersebut.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang
menetap, memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa dengan sumber bahan
makanan dari gas dan zat cair, melalui bantuan klorofil oleh cahaya. Tumbuhan
dipermukaan bumi sebagai objek kajian bagi ahli geografi tumbuhan. Bentuk fisik
maupun sifat masyarakat tumbuhan tersebut berbeda-beda menurut besaran lintang,
topografi, maupun kedudukannya pada benua. Oleh sebab itu para ahli geografi
tumbuhan lebih memusatkan perhatiannya terhadap hubungan tumbuhan dengan tanah,
topografi dan iklim untuk mengkaji persebaran, jenis beserta agihan.
Objek kajian geografi tumbuhan adalah tumbuhan
yang sifatnya natural dan bukan tumbuhan yang sudah mendapatkan perlakuan
khusus atau rekayasa oleh manusia.
Pendekatan yang digunakan dalam kajian
dunia tumbuhan adalah bukan saja dari segi floristik saja yaitu pendekatan yang
hanya berkaitan dengan tumbuhan itu saja, tetapi yang lebih penting adalah
pendekatan dari segi struktur yaitu, bagaimana dari tumbuhan yang hidup itu
terbentuk, tumbuh, berkembang dan tersebar. Secara umum penggolongan tumbuhan
yang tersebar di permukaan bumi lebih didasarkan pada pendekatan struktur.
Sebab pendekatan tersebut sesuai dengan tujuan geografi tumbuhan yaitu
mengetahui persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena dunia tumbuhan berdasarkan
faktor kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Selanjutnya geografi tumbuhan juga
menitikberatkan kajiannya pada bioklimatologis daripada aspek evolusi maupun
penyusunan tumbuhan pada masa geologi.
Dengan demikian kajian geografi tumbuhan
lebih diutamakan kepada reaksi-reaksi tumbuhan terhadap unsur-unsur fisikal
lingkungan seperti cahaya, panas, kelembaban, jenis tanah terhadap jenis dan
persebaran tumbuhan maupun sifat-sifatnya. Disamping itu kajian tumbuhan dengan
lingkungannya juga mempertimbangkan segala organisme hidup pada suatu tempat
tertentu pada masa tertentu dari suatu lingkungan tertentu pula. Kajian itu
disebut ekosistem yaitu ekologi tumbuhan.
Penentuan kedudukan unit-unit tumbuhan
dipermukaan bumi pertama-tama harus mempelajari keseluruhan sistem biosfera
yang menyangkut zona-zona kehidupan Biosfera dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan berdasarkan lingkungannya atau biosiklusnya yaitu:
a.
biosiklus
lautan
b.
biosiklus
air tawar
c.
biosiklus
daratan
Geografi tumbuhan lebih menitikberatkan
kajiannya pada biosiklus daratan. Biosiklus tumbuhan daratan dapat
dikelompokkan secara garis besar pada empat biokor utama yaitu:
a.
biokor
lautan
b.
biokor
savana
c.
biokor
padang rumput
d.
biokor
gurun
Tumbuhan sangat dipengaruhi oleh fenomena
geosfer. Suatu lingkungan (geografi) atau kawasan sempit tempat tumbuhnya,
suatu tumbuhan tertentu disebut habitat misalnya habitat dataran tinggi,
dataran rendah tebing dan lain-lain. Dalam lingkungan suatu habitat terdapat
suatu unit ekosistem yang lebih kecil yang dihuni oleh masyarakat tumbuhan. Tumbuhan
dapat juga dikelompokkan menurut strukturnya atau sifat-sifat fisiknya yang
tampak dari luar, yaitu:
- Bentuk hidup (life form)
- Ukuran dan stratifikasinya
- Cakupan dalam arti luasnya daerah yang
ditumbuhi (jarang, berpencar, tandus, dan lain-lain)
- Fungsi
- Bentuk dan ukuran daun
- Tekstur daun
Disamping itu tumbuhan juga dapat
dikelompokkan berdasarkan toleransi terhadap suhu, kemudian air maupun tempat
tumbuh atau habitat. Berdasarkan toleransi terhadap suhu maka tumbuhan dapat
digolongkan menjadi:
a. Tumbuhan daerah panas (megaterma)
b. Tumbuhan daerah sejuk (mesoterma)
c. Tumbuhan daerah dingin (mikroterma)
Berdasarkan ketersediaan air, maka
tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi
a. Tumbuhan daerah basah (hidrofit)
b. Tumbuhan daerah dengan air yang cukup (mesofit)
c. Tumbuhan daerah kering (xerofit)
Berdasarkan habitat utama, maka tumbuhan
dapat dikelompokkan menjadi:
a. Tumbuhan dengan habitat terestrial
(daratan)
b. Tumbuhan dengan habitat udara
c. Tumbuhan dengan habitat air (aquatik)
d. Tumbuhan dengan habitat mikro.
Urgensi mempelajari geografi tumbuhan
antara lain:
1. Tumbuhan sebagai penyediaan bahan dasar
dan mentah bagi manusia dan hewan (bianatang)
2. Memelihara kondisi yang baik terhadap
lingkungan.
3. Bahwa agihan atau persebaran tumbuhan
berpengaruh terhadap persebaran dan migarasi manusia dan hewan.
Objek utama kajian geografi tumbuhan
adalah keseluruhan flora dan vegetasi yang menutupi permukaan bumi, namun
tumbuhan yang terutama dipelajari adalah tumbuhan yang sempurna atau ideal
yaitu tumbuhan berbiji, dimana tumbuhan tersebut mempunyai akar, batang, daun,
bunga dan biji.
Tumbuhan sebenarnya dapat dikelompokkan
berdasarkan kesempurnaannya yaitu mulai dari yang paling sederhana sampai ke
yang ideal yaitu bakteri, ganggang, lumut, paku, dan tumbuhan biji. Beberapa
istilah yang berkaitan dengan geografi tumbuhan dan hewan yang perlu diketahui, yaitu:
Vegetasi, adalah keseluruhan tumbuhan yang terdapat
dipermukaan bumi atau disuatu tempat (tumbuhan penutup permukaan bumi).
Misalnya: vegetasi rawa, adalah komunitas tumbuhan dalam setiap ekosistem yang
merupakan penutup dari tempat ekosistem tersebut dan lain-lain.
Flora, adalah semua jenis tumbuhan yang merupakan
kekayaan alam suatu tempat atau inventaris kekayaan tumbuhan suatu tempat
(misalnya: flora fauna Nusa Tenggara, dan lain-lain)
Hewan, adalah keseluruhan hewan atau binatang
yang tersebar dipermukaan bumi
Fauna, adalah kekayaan jenis hewan disuatu tempat
tertentu misalnya fauna Asiatis dan lain-lain
Ekosistem, adalah sebagai suatu rangkaian atau rantai
kehidupan yang saling pengaruh-mempengaruhi dalam membentuk suatu komunitas
kehidupan pada suatu lingkungan tertentu (misalnya ekosistem padang rumput,
ekosistem rawa dan lain-lain)
Lingkungan, adalah suatu aspek keruangan (tempat) yang
meliputi faktor iklim, tanah (lahan), topografi, yang menentukan kondisi dan
situasi tempat hidup makhluk.
Habitat, adalah tempat hidup suatu tumbuhan atau
hewan tertentu.
Nits (Nidus), adalah lingkungan kecil (sempit) atau microenvironment yang khusus, bagi suatu
makhluk yang berbeda dengan makhluk lain.
Biotop, adalah komunitas tumbuhan pada suatu
habitat dengan unit topografi primer.
Biokor, adalah kumpulan biotop-biotop yang mempunyai
sifat-sifat serupa digabung menjadi satu unit yang lebih besar.
Suksesi, adalah proses perubahan komunitas tumbuhan
yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur (bersifat kontinu), yang
akhirnya sampai pada suatu komunitas tertinggi yang dapat didukung oleh daerah
itu. Hasil akhir dari
perubahan komunitas tumbuhan tersebut disebut ”klimaks”.
Geografi Hewan
Geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena dunia hewan dalam hubungannya dengan kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Geografi hewan atau zoogeography, berasal dari zoology (ilmu hewan) dan geografi. Zoology merupakan cabang ilmu hayat (biologi) yang mempelajari kehidupan hewan (binatang). Sedang Geografi adalah ilmu yang mempelajari perbedaan maupun persamaan geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Dengan demikian zoogeography atau geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena dunia hewan dengan kondisi dan keadaannya di permukaan bumi dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan seperti batas-batas distribusi, zonasi, radial distribusi, kawasan distribusi dan lain-lain.
Dalam suatu lingkungan ataupun wilayah tertentu selalu terjadi interaksi dan antar aksi populasi suatu spesies dengan spesies lainnya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau kelompok suatu bentuk bentuk kehidupan. Di dalam komunitas tersebut selalu terdapat komponen-komponen flora, fauna, dan mikroorganisme maupun manusia.
Suatu makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada makhluk hidup yang lain, namun juga tergantung pada makhluk yang tidak hidup (lingkungan fisik). Komunitas atau kelompok suatu bentuk kehidupan bersama dengan lingkungan fisiknya sebagai wadah atau tempat kehidupannya, selalu menciptakan suatu bentuk ekosistem.
Dalam perkembangan suatu komunitas biasanya terdapat suatu proses siklus perkembangan, maupun mutasi dan modifikasi, sebab adanya variasi-variasi atau intervensi-intervensi lingkungan yang memberi seleksi alamiah. Seleksi tersebut dapat berupa rintangan, halangan saingan (competition), dominasi, pergerakan (penyebaran) atau migrasi dan seterusnya.
Mempelajari geografi hewan dan tumbuhan tidak terlepas dari seorang ahli yang bernama Alfred Russel Wallacea (1823 – 1913) yang mempelopori penelitian secara modern tentang geografi hewan. Dia menggambarkan suatu garis khayal yang merupakan pembatas dari penyebaran tempat hidup hewan atas enam wilayah (kawasan) seperti:
a. Neartik
b. Neotropikal
c. Paleartic
d. Ethiopian
e. Oriental (Asiatik)
f. Australic
Khusus di wilayah Indonesia Wallacea membagi menjadi tiga berdasarkan ciri tumbuhan dan hewannya maupun ciri-ciri geologi struktur yaitu wilayah Indonesia Barat, yang berciri Asiatik, Wilayah Peralihan dan Wilayah Indonesia Timur yang bersifat Australik.
Lingkungan makhluk hidup ada dua jenis yaitu lingkungan biotik dan lingkungan fisik. Semua makhluk hidup dituntut untuk dapat menyesuaikan kedua lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan tersebut yaitu fisikal adaptation dan social adaptation. Adapun jenis-jenis lingkungan abiotik antara lain: tanah, udara, air, temperatur dan sinar matahari.
Habitat hewan dapat digolongkan menjadi habitat darat, laut, air tawar dan udara. Habitat darat dapat digolongkan menjadi: habitat padang rumput (steppa), habitat hutan tropis basah, habitat hutan musim, habitat hutan homogen dan habitat tundra.
Para ahli geografi hewan berpendapat bahwa mempelajari penyebaran (distribusi) hewan adalah dengan metode pendekatan asumsi, bahwa kecuali untuk faktor-faktor tertentu, sebenarnya tiap spesies hewan itu seharusnya berada di mana-mana. Namun oleh karena faktor-faktor tertentu, maka keberadaan hewan di suatu daerah tidak dimungkinkan. Faktor tersebut antara lain tidak adanya adaptabilitas.
Penyebaran atau dispersi suatu spesies hewan dipengaruhi tekanan populasi dan perubahan habitat. Sedang sarana untuk dispersi, dapat melalui udara, air, lahan dan pengangkutan baik disenagaja maupun tidak disengaja. Hambatan-hambatan dispersi antara lain: hambatan iklim, hambatan geografis, hambatan edafis dan hambatan biologis.
Pada umumnya, terdapat korelasi tertentu antara daerah geografis dengan ciri-ciri hewan, misalnya daerah dingin hewan ampibi umumnya lebih kecil dibandingkan dengan hewan sejenis di daerah panas. Hewan-hewan padang pasir yang kering dan panas berwarna lebih muda dibanding hewan didaerah lembab (berwarna lebih gelap).
Dalam sejarah perkembangan dunia hewan yang terjadi secara evolusi, disebabkan oleh adanya variasi genetika dan seleksi alam. Peristiwa itu timbul karena adanya proses mutasi gen (sifat pembawa keturunan) serta adanya proses rekombinasi gen-gen dalam keturunan selanjutnya yang disebut proses modifikasi. Mutasi adalah perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari sifat-sifat normal induknya, karena gen pembawa sifat mengalami perubahan yang bersifat menurun.
Modifikasi adalah perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari normal. Perubahan itu akibat dari perubahan umur dari dalam gen itu sendiri (misalnya karena perkawinan silang. Perubahan sifat akibat proses modifikasi tersebut hanya bersifat sementara atau tidak bersifat menurun. Perkembangan makhluk hidup berdasarkan teori evolusi dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan antara lain:
a. Evolusi terjadi karena faktor letak geografis.
b. Evolusi karena faktor lingkungan dan genetika
c. Evolusi karena faktor adaptasi dan seleksi
d. Evolusi karena faktor seleksi buatan.
Dalam perkembangan makhluk hidup di muka bumi, banyak dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Hal ini disebabkan oleh pertambahan populasi manusia yang begitu cepat mengakibatkan sistem ekologi makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) dipermukaan bumi menjadi terganggu oleh sebab itu alam perlu dilindungi dan diawetkan (dikonservasi), agar tidak terjadi kemusnahan dari spesies-spesies makhluk hidup.
Pengawetan alam juga mempunyai nilai ekonomi. Perlindungan alam dibagi dua kategori, yaitu: perlindungan alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu. Perlindungan alam umum merupakan satu kesatuan yaitu flora, fauna dan tanahnya. Sedangkan perlindungan dengan tujuan tertentu melindungi satu atau beberapa unsur dari alam di daerah tertentu. Perlindungan alam umum dibagi menjadi:
a. perlindungan alam ketat
b. perlindungan alam terbimbing
c. national park
Perlindungan alam dengan tujuan tertentu dibagi menjadi: perlindungan geologi, perlindungan alam botani, perlindungan alam zoologi, perlindungan antropologi, perlindungan pemandangan alam, perlindungan hutan, perlindungan margasatwa dan perlindungan ikan.
Catatan: Berdasarkan paparan tersebut, apa yang saudara pahami tentang geografi hewan dan tumbuhan?, dan manfaat apa yang bisa kita dapatkan setelah mempelajari tentang geografi hewan dan tumbuhan. Kerjakan pada buku saudara masing-masing, akan kita bahas pada pertemuan tanggal 18 September 2012.
Geografi Hewan
Geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena dunia hewan dalam hubungannya dengan kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Geografi hewan atau zoogeography, berasal dari zoology (ilmu hewan) dan geografi. Zoology merupakan cabang ilmu hayat (biologi) yang mempelajari kehidupan hewan (binatang). Sedang Geografi adalah ilmu yang mempelajari perbedaan maupun persamaan geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Dengan demikian zoogeography atau geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena dunia hewan dengan kondisi dan keadaannya di permukaan bumi dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan seperti batas-batas distribusi, zonasi, radial distribusi, kawasan distribusi dan lain-lain.
Dalam suatu lingkungan ataupun wilayah tertentu selalu terjadi interaksi dan antar aksi populasi suatu spesies dengan spesies lainnya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau kelompok suatu bentuk bentuk kehidupan. Di dalam komunitas tersebut selalu terdapat komponen-komponen flora, fauna, dan mikroorganisme maupun manusia.
Suatu makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada makhluk hidup yang lain, namun juga tergantung pada makhluk yang tidak hidup (lingkungan fisik). Komunitas atau kelompok suatu bentuk kehidupan bersama dengan lingkungan fisiknya sebagai wadah atau tempat kehidupannya, selalu menciptakan suatu bentuk ekosistem.
Dalam perkembangan suatu komunitas biasanya terdapat suatu proses siklus perkembangan, maupun mutasi dan modifikasi, sebab adanya variasi-variasi atau intervensi-intervensi lingkungan yang memberi seleksi alamiah. Seleksi tersebut dapat berupa rintangan, halangan saingan (competition), dominasi, pergerakan (penyebaran) atau migrasi dan seterusnya.
Mempelajari geografi hewan dan tumbuhan tidak terlepas dari seorang ahli yang bernama Alfred Russel Wallacea (1823 – 1913) yang mempelopori penelitian secara modern tentang geografi hewan. Dia menggambarkan suatu garis khayal yang merupakan pembatas dari penyebaran tempat hidup hewan atas enam wilayah (kawasan) seperti:
a. Neartik
b. Neotropikal
c. Paleartic
d. Ethiopian
e. Oriental (Asiatik)
f. Australic
Khusus di wilayah Indonesia Wallacea membagi menjadi tiga berdasarkan ciri tumbuhan dan hewannya maupun ciri-ciri geologi struktur yaitu wilayah Indonesia Barat, yang berciri Asiatik, Wilayah Peralihan dan Wilayah Indonesia Timur yang bersifat Australik.
Lingkungan makhluk hidup ada dua jenis yaitu lingkungan biotik dan lingkungan fisik. Semua makhluk hidup dituntut untuk dapat menyesuaikan kedua lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan tersebut yaitu fisikal adaptation dan social adaptation. Adapun jenis-jenis lingkungan abiotik antara lain: tanah, udara, air, temperatur dan sinar matahari.
Habitat hewan dapat digolongkan menjadi habitat darat, laut, air tawar dan udara. Habitat darat dapat digolongkan menjadi: habitat padang rumput (steppa), habitat hutan tropis basah, habitat hutan musim, habitat hutan homogen dan habitat tundra.
Para ahli geografi hewan berpendapat bahwa mempelajari penyebaran (distribusi) hewan adalah dengan metode pendekatan asumsi, bahwa kecuali untuk faktor-faktor tertentu, sebenarnya tiap spesies hewan itu seharusnya berada di mana-mana. Namun oleh karena faktor-faktor tertentu, maka keberadaan hewan di suatu daerah tidak dimungkinkan. Faktor tersebut antara lain tidak adanya adaptabilitas.
Penyebaran atau dispersi suatu spesies hewan dipengaruhi tekanan populasi dan perubahan habitat. Sedang sarana untuk dispersi, dapat melalui udara, air, lahan dan pengangkutan baik disenagaja maupun tidak disengaja. Hambatan-hambatan dispersi antara lain: hambatan iklim, hambatan geografis, hambatan edafis dan hambatan biologis.
Pada umumnya, terdapat korelasi tertentu antara daerah geografis dengan ciri-ciri hewan, misalnya daerah dingin hewan ampibi umumnya lebih kecil dibandingkan dengan hewan sejenis di daerah panas. Hewan-hewan padang pasir yang kering dan panas berwarna lebih muda dibanding hewan didaerah lembab (berwarna lebih gelap).
Dalam sejarah perkembangan dunia hewan yang terjadi secara evolusi, disebabkan oleh adanya variasi genetika dan seleksi alam. Peristiwa itu timbul karena adanya proses mutasi gen (sifat pembawa keturunan) serta adanya proses rekombinasi gen-gen dalam keturunan selanjutnya yang disebut proses modifikasi. Mutasi adalah perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari sifat-sifat normal induknya, karena gen pembawa sifat mengalami perubahan yang bersifat menurun.
Modifikasi adalah perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari normal. Perubahan itu akibat dari perubahan umur dari dalam gen itu sendiri (misalnya karena perkawinan silang. Perubahan sifat akibat proses modifikasi tersebut hanya bersifat sementara atau tidak bersifat menurun. Perkembangan makhluk hidup berdasarkan teori evolusi dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan antara lain:
a. Evolusi terjadi karena faktor letak geografis.
b. Evolusi karena faktor lingkungan dan genetika
c. Evolusi karena faktor adaptasi dan seleksi
d. Evolusi karena faktor seleksi buatan.
Dalam perkembangan makhluk hidup di muka bumi, banyak dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Hal ini disebabkan oleh pertambahan populasi manusia yang begitu cepat mengakibatkan sistem ekologi makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) dipermukaan bumi menjadi terganggu oleh sebab itu alam perlu dilindungi dan diawetkan (dikonservasi), agar tidak terjadi kemusnahan dari spesies-spesies makhluk hidup.
Pengawetan alam juga mempunyai nilai ekonomi. Perlindungan alam dibagi dua kategori, yaitu: perlindungan alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu. Perlindungan alam umum merupakan satu kesatuan yaitu flora, fauna dan tanahnya. Sedangkan perlindungan dengan tujuan tertentu melindungi satu atau beberapa unsur dari alam di daerah tertentu. Perlindungan alam umum dibagi menjadi:
a. perlindungan alam ketat
b. perlindungan alam terbimbing
c. national park
Perlindungan alam dengan tujuan tertentu dibagi menjadi: perlindungan geologi, perlindungan alam botani, perlindungan alam zoologi, perlindungan antropologi, perlindungan pemandangan alam, perlindungan hutan, perlindungan margasatwa dan perlindungan ikan.
Catatan: Berdasarkan paparan tersebut, apa yang saudara pahami tentang geografi hewan dan tumbuhan?, dan manfaat apa yang bisa kita dapatkan setelah mempelajari tentang geografi hewan dan tumbuhan. Kerjakan pada buku saudara masing-masing, akan kita bahas pada pertemuan tanggal 18 September 2012.